Cerita 10

25.5K 1.5K 3
                                    

🌺🌺

Sudah lebih dari delapan kali ponsel Ara berbunyi, nama 'mama' terpampang di layar dengan jelas. Namun Ara sedikit pun tidak minat untuk menjawab panggilan sang ibu. Ara sudah tau maksudnya apa, tapi maaf saja. Bukan Ara mau jadi anak durhaka, tapi untuk saat ini dan entah sampai kapan Ara belum mau pulang.

Belum siap jiwa dan raga

Lalu pintu kamarnya terketuk, Ara buru-buru membuka pintu. Mungkin saja ibu kostnya yang sedang meminta uang kost bulan ini lagi, ara khawatir. Masalahnya uang untuk bayar kost belum di siapkan. Tapi kan seharusnya masih tiga hari lagi. Gawat, alasan apa yang harus Ara berikan?

Namun bukan sang ibu kost, Arka pria ganteng namun otaknya cuma sebelah sedang berdiri di hadapannya sekarang

"ngapain lo kesini"? Tanya ara tidak santai, bukan apa-apa. Arka keluar dihari libur dan ke kostnya adalah suatu kemustahilan

Arka tersenyum tipis

"temenin gue yuk"? Ara menautkan alis, ada apa gerangan dengan Arka hari ini? biasanya bocah hobi game online ini mengajak Yanuar kemana-mana sampai ara berfikir yang tidak-tidak

"mau kemana? Di traktir gak"? akhir bulan begini, adalah waktu yang pas untuk memanfaatkan apa saja.

Ara tertawa jahat dalam hati

"Lo temen minta bantuan aja masih cari-cari kesempatan"! Arka ini wajah boleh tampan kulit boleh bening mengalahkan kulit Ara dan Nadia maklum arka ini blasteran, ayah beliau adalah warga negara russia tapi jangan anggap Arka sempurna. mulut Arka itu lebih pedas dari pada bon cabe level 50 ditambah hobinya yang ngegas saat bicara. Untung ara sudah kebal

"ya ini kan tanggal tua ka, gue anak kost miskin pula" lalu toyoran keras dari Arka hinggap di kepala Ara

"orang-orang tuh justru gak mau di bilang miskin kok lo malah pamer sih padahal gak usah di kasi tau muka lo emang jelas tampang orang miskin" nah kan, apa Ara bilang. Arka menang tampan wajah namun hatinya jelek sekali. Omongannya pedas sekali

"Enak aja lo mau ditemenin tapi gue gak dapat apa-apa"! Penghuni kost yang lain bahkan terang-terangan mengintip perdebatan maha tidak penting yang Arka dan Ara ciptakan

"lo mau gak?! lagian kalo Nadia lagi gak sibuk, gue ngajak dia lah"! Ara mengumpat pelan, jadi dirinya ini hanya pilihan kedua? Cadangan gitu?

Arka kau tega!

"lo mau kemana sih"? Ara mengecilkan volume, takut ibu kostnya datang menegur langsung

"cari kado buat ultah orang" wajah Ara berubah jahil, dari zaman batu pun ara tau bagi arka punya pacar adalah hal langkah, bahkan mendekati wanita pun arka bisa dihitung jari. Arka ini tipe laki-laki simple dan anti menye-menye. Untuk beli kado bagi orang lain biasanya arka perlu di paksa. Kecuali orang itu adalah yang spesial bagi Arka

"lo punya pacar ya? Ngaku lo"!  Sebenarnya Arka sungguh ingin menjambak Ara. Tapi apa daya, Ara perempuan dan sungguh tidak gentle jika Arka melakukanya. Depan kost Ara pula. Bisa-bisa ia di laporkan polisi saat itu juga.

"kenapa kalo gue punya pacar, masalah buat lo"! Jawab Arka sok menantang, makin membuat ara penasaran.

"siapa? kenalin kali, sok ganteng lo nyembuyiin pacar" Arka ingin menjambak rambutnya sendiri saking emosinya, sepuluh menit berlalu dan hanya ia habiskan dengan percakapan tiada guna dengan ara!

"mau gak sih lo temenin gue"? Ara mengangguk tanpa ragu, hari sabtu begini daripada Ara mengurung diri di kost lebih baik ia keluar, tidak apa-apa lah dengan Arka si mulut silet yang penting ia bebas dari suntuk

STRUMFREI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang