Cerita 42

16.2K 1K 4
                                    

Ara heran, sudah beberapa hari ini ia selalu saja bangun kesiangan. Padahal Ara yakin seribu persen bahwa dia ini morning person dan seingatnya, Ara tidak melakukan hal-hal yang akan membuatnya bangun siang

Ara mungkin hanya belum move on dari libur kemarin, karna sepanjang libur itu Ara sengaja bangun siang kalau bangun pun ia akan paksa sampai tidur lagi dengan cara mendengarkan lagu tempo lambat atau menonton di tablet yang dia bawa

Ara menolak dengan tegas alasan yang tiba-tiba muncul di kepalanya saat sisi dirinya yang lain mengatakan bahwa ia tidak tenang karna Andra seakan hilang

Ara menolak keras pikiran itu

Walau ia juga mengakui, Andra agak berbeda setelah Ara setuju untuk menikah. Tapi dua hari ini adalah yang membuat Ara lebih kecewa dari seharusnya. Ara sempat mengira Andra marah padanya atas ucapan Ara tempo hari di mobil.

Karna kalau tidak marah, Andra mungkin saja sudah mengajaknya keluar sekedar jalan-jalan seperti yang pernah ia katakan di bandung kemarin-kemarin

Padahal sebelum Ara setuju untuk menikah, Andra mengiriminya pesan begitu sering sampai membuat Ara bosan dan kadang sengaja tidak ia baca

Ara berlari selepas turun dari ojek online. Nafasnya tersenggal-senggal seperti habis lomba lari

Hari ini mata kuliah Andra di hari pertama masuk di semester baru, walau Ara tau di awal semester biasanya hanya diisi dengan perkenalan dan sistem dalam mengajar masing-masing dosen tapi ada satu hal yang harus Ara lakukan. ia merasa perlu melihat Andra karna sungguh, sikap pria itu membuat Ara makin tidak yakin untuk menikah

Ara merapikan rambutnya yang tidak sempat dia sisir lalu mengetuk pintu coklat di hadapannya, sahutan samar terdengar mempersilahkan Ara membuka pintu.

"maaf pak, saya kesiangan" kelas hening, kondisi ini sama dengan saat kamu sedang di medan perang dalam keadaan kehabisan tenaga dan senjata sementara musuh telah mengepung

"keluar" Andra yang berdiri di tengah ruangan berkata pelan namun mampu membuat Ara terasa amat kesal. Dan entah kenapa Ara makin yakin, Andra marah padanya.

"saya bisa jelaskan pak__

"kamu tau sistem mengajar saya semester lalu"? Ara mengumpat dalam hati, merutuki siapa pun yang telah harus membuat Andra kembali mengajar di semester ini

Kan banyak dosen lain!

"maaf pak, kalau begitu saya permisi" Ara menutup pintu pelan, Ara tidak mau menanggung malu terlalu lama dan sikap Andra barusan jujur saja cukup membuat Ara sakit hati.

Sempat menoleh sekilas pada Nadia yang memandangnya iba, Ara memutuskan ke kantin. Terserah dengan mata kuliah pertama. toh, masih hari pertama juga.

Di perjalan Ara berpapasan dengan salah satu seniornya, satu tingkat diatas Ara namanya Kenzie

"mau kemana Ra"? tanya Kenzie akrab, iya mereka memang akrab karna sempat satu sekolah di SMA dan bahkan tetangga walau cuma setahun

"ke kantin, gue telat" jawabnya malas, Kenzie memutuskan berjalan bersama Ara sampai kantin bahkan semeja karna kata Kenzie kelasnya sudah selesai dan akan di sambung jam sepuluh nanti

"lo mau makan apa, biar gue yang pesen " Ara mendongak mengikuti saat Kenzie berdiri

"di traktir"? mata Ara berbinar karna jujur saja Ara lupa bawa dompet membayar ojek tadi Ara pakai saldo yang memang sering Ara isi karna Ara tau ia akan sering naik kendaraan itu

"kalo yang gak mahal gue masih bisa, soalnya gue gak sekaya Arka sih" Ara terkekeh, semua orang di kampus ini memang sepertinya sudah tau kalau Arka itu orang kaya

STRUMFREI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang