Cerita 57

14.9K 966 10
                                    

Andra terbangun karna alarm ponselnya yang berbunyi. Berarti jam telah menunjukkan pukul tujuh, Andra bahkan belum mengumpulkan nyawanya secara penuh, namun dia sudah di suguhkan dengan pemandangan kosong di depannya

Ara tidak ada

Andra merespon dengan cepat, ia berlari ke dapur, mungkin dia disana seperti pagi-pagi biasanya. Namun tidak pagi ini.

"Ara"? Andra kembali ke kamar mengetuk pintu kamar mandi tapi tidak ada jawaban. Andra membukanya, gelap justru yang menyambut.

Panik menyelinap hingga Andra merasa menggigil. Dengan cepat ia mengambil ponselnya mendial nomer Ara

"Kamu dimana sayang"? tanya Andra tidak sabaran, ia tahu pagi ini ada meeting tapi itu menjadi tidak penting baginya saat Ara tidak berada di sisinya saat ia terbangun

Kampus, aku gak masak sarapan ya kamu kalau lapar makan di kantor aja atau terserah

Dingin. Ara masih semarah tadi malam.

"Kenapa pergi gak bilang saya? kamu naik apa kesana"? Karna seingat Andra, mobil yang ia berikan pada Ara di tolak. Ara tidak mau pakai itu karna katanya terlalu mencolok untuk di pakai di jalanan jakarta

Aku buru-buru, udah ya aku ada urusan.

Panggilan di putuskan secara sepihak, Andra menggeram kesal. Ini memang salahnya. Ara marah karna ulahnya dan Andra mengakui itu

****

"lo kalo mau ngerusuh apa gak bisa siangan aja Ra"? Ara sedang berada di rumah Arka sekarang, iya dirumah Arka yang sekarang sedang mencak-mencak tidak jelas

Iyalah, pagi tenangnya di renggut paksa dan Arka tidak rela

"lo kabur dari pak Andra ya? Gue gak mau ikutan sama masalah lo, sana pulang"! Ara tidak peduli, ia malah asik dengan susu coklat yang di bawakan mama Arka yang baik hati

"Gue numpang, pelit amat" Arka mengambil jaket di lemarinya, terpaksa dia harus berangkat pagi gara-gara Ara

"Mobil lo kemana"? Ara mengangkat bahu, mobil itu sepertinya memang harus di jual saja, pasti mahal.

"Lo mau beli mobil gue ngak"? Arka mendelik sinis, walau Arka tau dari pada Ara jelas ia lebih pantas.

Arka tertawa dalam hati

"Udah buruan! Nanad juga minta di jemput nih, lo berdua bisanya nyusahin gue doang"! Kata Arka kejam, ia keluar lebih dulu meninggalkan Ara yang ngakak diatas kasurnya

Iya, mereka sedekat itu.

"Arka"

"Apa"! jawab Arka ngegas, sedang ribet mengeluarkan mobil dari parkiran rumahnya.

"Menurut lo rumah tangga itu ribet gak sih"? Pertanyaan random itu entah berasal dari mana, Ara cuma penasaran pandangan Arka soal pernikahan itu bagaimana

"Kalo lo mau mudah, rumah keong aja"

"Dari mana lo tau rumah keong mudah siapa tau mereka berat bawanya"

"Mana gue tau emang gue pensiunan keong"!

***

Kelas berakhir dengan..menyebalkan

Karna lagi lagi dan lagi tugas bertambah, Nadia sampai mengumpat saat dosen keluar kelas

"Kita kerja bareng aja yuk, di rumah lo Ka" Ini bisa Ara jadikan ajang menghindar dari Andra karna Ara belum ingin bertemu Andra untuk saat ini

"Gue gak bisa, mau pulang dulu, bokap gue sakit" Ara menoleh pada Nadia, temannya itu sedang memasukkan buku kedalam tas.

"Parah? gue ikut kalo gitu" Nadia terkekeh lalu menepuk bahu Ara

STRUMFREI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang