Kabar mengenai lamaran belum Ara sebarkan kemana-mana bahkan kalau bisa tidak usah ada yang tau. Karna bukan mengkhawatirkan Andra atau orang lain Ara lebih memilih menjaga dirinya sendiri. Masih segar diingatan bagaimana fans-fans Andra menatap sinis padanya, lalu tindakan paling jauhnya adalah melakukan pengeroyokan di toilet
Itu baru karna gosip, bagaimana kalau mereka tau dirinya akan menikah dengan sang idola? bakar gedung kampus mungkin mereka juga siap
Andra menelpon sampai berjam-jam kemarin, membahas apa saja yang sialnya membuat Ara tertarik dan jauh dari kata bosan sampai dia tidur larut malam, kemarin juga Andra protes karna Ara memilih merahasiakan pernikahan mereka dari seluruh orang kampus demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Entah karna Ara memang pemaksa atau Andra yang memang selalu mengalah, memilih setuju walau dalam hati teriak tidak mau. Andra justru mau semua orang tau bahwa Araminta Ardhani adalah miliknya dan tidak akan ada yang bisa mengganggu Ara setelahnya
Ara memilih mengambil ponsel demi mengakhiri lamunannya. Mengetik pesan untuk sahabat karibnya
Me: menurut lo nikah muda enak gak Nad?
Tidak lama, Nadia membalas pesan Ara kemudian.
Nanad Nadia: mana gue tau, emang lo pikir gue udah pernah nikah muda!
Me: tapi kakak lo kan udah nikah muda bego
Nanad Nadia: ya lo tanya dia aja ngapain tanya gue
Me: Nad plis, sekali aja gue minta keseriusan lo
Nanad nadia: jijik ah gue bacanya, kenapa? pak Andra lamar lo ya jangan-jangan?
Ara gigit bibir, baru tau kalau Nadia punya ilmu cenayang. Gawat kalau Nadia si mulut ember tau, lalu merembes sampai Arka dan akhirnya jadi gosip hangat dan tranding topic
Ara sama sekali tidak siap untuk jadi artis dadakan.Me: gak usah ngaco
Nanad Nadia : lo balasnya lama, mikir dulu kan?
Susah memang kalau main rahasia-rahasian dengan orang yang sudah di kenal hampir seumur hidup
Me: emang pernah lamar Nad, tapi gue masih mikir, gue takut nikah muda. nikah muda serem
Bohong saja terus, Ara agak merasa bersalah pada Nadia, tapi nanti kalau dia sudah siap pasti Ara akan cerita
Nanad Nadia: apanya yang serem? nikah muda kayaknya seru bukan serem, kalo serem mah namanya mati muda
Me: seru darimana njir, ini nikah bukan maen petak umpet
Nanad Nadia : lo jangan minta saran atau pendapat dari gue lah Ra kan gue jomblo terhormat
Me: Nad, gue takut nikah. bangun rumah tangga kan gak gampang. Pasti rumit dan banyak masalah
Ara tidak tau sih, toh belum di jalani tapi ketakutan itu memang ada
Nanad Nadia : rumah tangga emang rumit dan banyak masalah kalau banyak menu namanya rumah makan
Ara membanting ponselnya ke kasur, curhat dengan Nadia memang kebanyakan tidak bergunanya. Besok Ara kembali ke jakarta, lalu besoknya lagi akan kembali kuliah di semester baru. Dan kalau boleh Ara mengeluh serta jujur betapa Ara tidak siap untuk bertemu Kalliandra. Tapi dia bisa apa?
***
Perjalanan berlangsung hening, sekalipun Ara tau pria berkemeja di sampingnya ini adalah tunangannya rasa canggung serta gugup masih mendominasi. Apalagi Ara tidak tau apakah dia juga suka Andra atau tidak
Suka mungkin bisa jadi tapi kalau cinta? Ara tidak tau. dia masih buta
"bapak sebenarnya tau dewa dari mana sih"? dari semalam Ara penasaran karna setelah ia ingat kembali saat pertama Andra melihat dewa, pria itu diam saja. Tidak terkejut atau bertanya mengenai Dewa yang tiba-tiba saja datang lalu marah-marah
"kok diem"? Ara mengernyitkan dahi, Andra memang sedang mengemudi tapi kan yang bekerja tangan bukan mulut
"saya bukan bapak kamu" Andra menjawab datar, namun sedikit.. Kesal?
Oh my gosh! Masa gue kudu panggil mas!
Ara diam lagi, sebenarnya sangat penasaran tapi memanggil Andra dengan sebutan lain selain pak terasa aneh baginya
Melihat Andra ikut diam Ara jadi makin tidak suka
"sesulit itu"? Ara diam saja, memilih memandang jalan lurus yang lenggang di depannya
"kenapa kamu mau nikah sama aku sih"? Andra menoleh sekilas, bingung akan pertanyaan tiba-tiba dari Ara. tapi memang setelah Andra ingat kembali ia memang belum pernah menjelaskan inti dari kenapa dia rela bagai orang bodoh menginginkan Ara
Tapi Andra bingung, dia juga tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata
"apa kalau di jawab saya cinta sama kamu itu cukup"? karna bagi Andra cinta itu telah mengartikan segalanya. Begitu luas dan tidak terhingga
"mudah banget bapak jatuh cinta, jangan-jangan nanti setelah nikah aku harus siap siaga ya. siapa tau nanti kamu jatuh cinta lagi sama orang baru"
Andra menatap Ara dengan alis bertaut, kalimat Ara barusan sedikit menyentil egonya sebagai laki-laki.
Andra seperti merasa Ara menganggap bahwa selama ini ia tidak serius"jaga ucapan kamu" kulit Ara meremang, Andra memang bukan pria humoris tapi dia juga bukan pendiam, maka nada dingin itu memang akrab dengan Andra. Tapi mendengarnya secara langsung rupanya punya sensasi berbeda
"aku__
"jangan sok tau" potong Andra cepat, tidak dengan bentakan tapi cukup tajam.
Memang Ara salah bicara? benarkan soal mudah jatuh cinta? Andra tidak mengenal Ara lama dan tidak punya intensitas pertemuan yang sering
"kamu gak punya pilihan untuk ini, kita tetap akan menikah dan sembari itu berjalan, saya akan buat kamu lihat kalau saya gak main-main"Andra memang tidak bisa dikatakan dekat dengan Ara, tapi bukannya Ara ini adalah mahasiswanya dan Andra juga pernah bilang bahwa dirinya memperhatikan semua muridnya tanpa kecuali. Lalu Andra juga tidak sadar kapan tepatnya ia memiliki perasaan lain untuk Ara atau kapan tepatnya gelayar aneh menyertainya saat berdekatan dengan Ara
Pelan-pelan saja, Andra akan buktikan pada Ara bahwa apa yang ada dipikirannya selama ini mengenai Andra yang hanya bermain adalah salah
"kamu gak mau pikir ulang"? Andra menepikan mobilnya di pinggir jalan sepi.
Arah pembicaraan ini makin serius
"kenapa saya harus pikir ulang"? kekesalan Andra muncul, namun berusaha ia redam. Ara hanya boleh lihat sisi baik dari dirinya tidak usah ia perlihatkan bagaimana dia saat marah
"siapa tau kamu cuma penasaran sama aku" Ara berkata ragu sekaligus tidak rela
"kalau saya penasaran kenapa kita harus nikah? saya tidak bodoh soal pernikahan Ara. saya tau pernikahan itu sakral dan terjadi sekali untuk seumur hidup" Ara diam tapi mendengarkan dengan baik
"kalau saya penasaran saya bisa minta kamu jadi pacar saya, usaha untuk kamu bisa jadi pacar saya, bukan jadi istri" kata Andra penuh ketegasan, tubuhnya sengaja ia miringkan guna memberi semua atensinya untuk Ara
"jangan bilang begitu lagi, saya gak suka" lalu Andra kembali menjalankan mobil dengan masih menahan kesal
Andra penasaran, ia ingin mendengar langsung kenapa Ara menolaknya dan kenapa Ara tidak mau mencoba membuka hati untuk dirinya, tapi Andra tidak siap. lalu soal alasan dibalik kenapa Ara mau menikah dengannya Andra tidak peduli. yang ia tau sebentar lagi Ara akan jadi istrinya untuk selamanya

KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.