Sebenarnya jatah libur Ara masih ada sehari, lagi tapi karna ia merasa sudah sembuh, maka ia putuskan untuk berangkat kuliah saja hari ini.
Lagi pula ia bosan juga, selama libur yang ia lakukan itu-itu saja
Tidur, makan, main game, buka tutup social media. Mau chatting Ara tidak punya teman yang asik diajak chat. soalnya Arka dan Nadia di kampus jadi pegang hp juga tidak leluasa.
Ngomong-ngomong soal Arka, Ara sudah mengirimi temannya itu rentetan pesan panjang penuh permohonan agar Arka berbaik hati mau menjemputnya
Walau berkali-kali ditolak, Ara mengatakan bahwa kakinya sakit kepalanya pusing, makanya Arka akhirnya setuju
Bohong lagi bohong lagi
Sembari menunggu Arka depan pagar kostnya, Ara mengambil ponselnya menemukan ada dua pesan masuk dari Riana. Mamanya
Moms: kamu makin lama makin kayak orang lain yah ra. Gak mau angkat telfon mama balas pesan juga singkat
Ara meringis membacanya, jika orang lain yang sedang merantau menelfon ibu atau keluarga bisa jadi hal yang paling sering di lakukan tapi tidak bagi Ara, Ara juga sebenarnya bingung. Sejak pindah ke jakarta komunikasi antara dirinya dan Riana makin berkurang.
Jika jarang komunikasi melalui telfon seperti ini bukan masalah bagi Ara karna memang baginya tidak ada yang perlu ia ceritakan. Ara memang kurang terbuka dengan ibunya apalagi sejak Radit masuk dalam hidup mereka.
Ara membaca pesan kedua
Moms:mentang-mentang udah punya pacar kamu makin ngelunjak ya?
Ara mengernyitkan dahi, pacar?
Mamanya memang suka sekali mengarang cerita. Pantas nilai bahasa indonesianya tinggi waktu sekolah
Moms:maaf ma, Ara sibuk banget akhir-akhir ini
Tidak sepenuhnya bohong juga. Selama libur Ara tetap mengerjakan tugas-tugas yang Nadia kirim. Ara juga tetap mencatat materi yang Nadia kirim walau banyak jeda istirahatnya. Maklum Ara korban keroyokan
Dan soal itu pula, Riana sama sekali tidak tau karna Ara memang menolak usulan Nadia untuk memberitahu Riana.
"woy buruan"! Arka dengan motor besar kesayangan sudah di depan mata
"kok motor sih Ka" kata Ara benar-benar tidak tau diri. Arka membuka kaca helm yang ia pakai
"syukur gue gak bawa odong-odong, buru naik"! Ara heran saja, Arka ini orang kaya. Terlahir dari keluarga pengusaha. Dan Ara juga tau kalau Arka punya mobil, tapi Arka memang memiliki mental orang susah alias miskin. Karna meski punya mobil Arka lebih sering pakai motor
"untung gue pake celana" kata Ara lalu naik ke motor Arka, tanpa canggung berpegangan pada kedua sisi pinggang Arka yang juga tidak menolak.
Arka kalau urusan naik motor tidak bisa pelan-pelan, salip sana salip sini. Yang dibonceng jelas harus pegangan atau dia jatuh tanpa sepengetahuan Arka.
Andra melihat itu dari jauh, tangannya yang memegang stir mobil mengepal. Pemandangan yang amat tidak ia sukai sedang terjadi di depan mata.
Apa benar mereka ada hubungan?
dari awal harusnya memang Andra cari tahu. Agar sekarang ia tidak merasa sedang di campakkan
****
Kelas neraka, alias kelas Andra sudah selesai.
Ara yang memilih keluar bahkan sebelum Andra meninggalkan kelas lalu duduk dibangku samping pintu masuk.
Mau ke kantin Ara masih takut karna ia yakin gosip mengenai dirinya dan Andra masih menyeruak, bahkan sepertinya tambah hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
Literatura KobiecaTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.