Ara bangun kesiangan, bahkan amat siang sampai Ara hampir menangis. Karna ia ingat hari ini dia punya rencana untuk pulang ke bandung
Ara tidak mandi, dia hanya menyemprotkan parfum banyak-banyak ke pakaiannya. Rambut yang acak-acakan hanya Ara rapikan dengan jari-jarinya lalu memakai sepatu dengan buru-buru
Turun dengan menenteng koper sedang cukup membuat Ara kerepotan, kalau saja ia tidak memaksakan diri untuk menonton habis film yang ada di laptopnya padahal dia sudah tau jam telah menunjukkan bahwa malam telah larut
"saya bantu" Ara tersentak kaget sembari memegangi dadanya. Hampir saja jantungnya keluar mendapati Kalliandra dengan gaya casual telah berdiri dihadapannya
"bapak ngapain disini"? Andra meneliti penampilan Ara yang entah sadar atau tidak sudah terlampau sering ia lakukan, Andra berdesis tidak suka saat menatap kemeja kusut yang Ara pakai
"kancing dengan benar kemeja kamu" Ara menunduk menatap kemejanya yang tidak terpasang rapi
memperlihatkan dadanya yang putih, untung saja Ara tidak pernah lupa pakai tank top.
Ara berbalik memunggungi Andra untuk merapikan kancing kemejanya
"untung cuma saya yang lihat, bagaimana kalau orang lain"? Ara memutar bola matanya, ia kesiangan dan mendengar Andra sama sekali tidak membantu
"ya kalau orang lain yang liat, mereka ngingetin saya lah" jawab Ara ngegas
"kalau dikasi tau, kalau mereka malah kurang ajar karna liat pemandangan indah depan mereka kamu masih mau santai"? otak Ara tidak mengerti kemana arah pembicaraan Andra maka yang dilakukan Ara hanya mendengus.
Ia tidak punya waktu berdebat, ditambah tidak ada sarapan dan kopi pagi membuat tenaga Ara makin berkurang.
"permisi pak, saya harus pergi" Andra menahan koper Ara otomatis membuat pemiliknya turut tertahan
"kamu mau ke bandung kan"? Ara mengangguk tidak sabar, bisa-bisa Ara makin terlambat dan bis yang sudah menjadi langganannya malah berangkat duluan
"bareng saya aja" Ara mengernyit, menahan Andra yang hendak memasukkan kopernya kedalam bagasi
"bapak mau ke bandung juga"? Andra mengangguk tanpa menatap Ara karna sibuk memasukkan koper Ara yang sudah berhasil ia ambil kembali lalu menutup pintu bagasi
"mau ngapain? saya bisa sendiri kok pak sini koper saya"
"kita satu tujuan" Ara mengernyit, kata Andra barusan terdengar seperti kalimat asing bagi Ara. Satu tujuan katanya?
"saya mau kerumah mama pak, kalau___
"saya juga mau kesana, kamu gak usah naik bis dan ada baiknya kalau kita sarapan dulu" sarapan di jam sepuluh
Ara hanya tidak tau bahwa Andra sudah berdiri di depan kost Ara selama tiga jam lamanya. Untuk menunggu Ara keluar karna ia sengaja tidak mengatakan pada Ara sebelumnya, karna ia tau Ara pasti akan menolak ajakannya. Andra juga tidak sempat sarapan. Jangankan sarapan, minum segelas air putih pun tidak ada.
"bapak mau apa kesana"? setelah tersadar dari reaksi tercengang Ara bertanya, rasanya ia tidak siap dan amat tidak siap jika harus muncul bersama Kalliandra
"saya mau mendekatkan diri, biar lebih mudah bagi saya untuk melamar kamu" andai bisa, bola mata Ara mungkin sudah menggelinding keluar saking berlebihannya mata ini melotot.
Bagaimana bisa? bagaimana bisa Andra masih berfikir mereka akan menikah sementara Ara merasa tidak pernah ada jalinan kasih atau perasaan romantis yang mereka lakukan. Lalu apakah salah jika Ara menyebut pria ini gila?
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.