Hari mulai sore, dan Andra masih saja berkutat dengan kertas-kertas yang berserakan diatas mejanya. Seharian ini Andra agak merasa sedikit lebih lelah dari biasanya. Namun Andra mencoba berfikir positif, mungkin karna efek belum sarapan dan telat makan seperti kebiasaanya akhir-akhir ini
Andra mengecek ponselnya, pesan yang ia kirim untuk Ara hanya dibalas iya saja. Padahal Andra mengetik cukup panjang mengingatkan gadis itu untuk tidak terlalu banyak begadang karna Andra tau, tugas-tugas ara dan teman-temannya memang sedang banyak-banyaknya.
Andra menasehati Ara habis-habisan sampai lupa menasehati diri sendiri
Ketukan pintu terdengar, tanpa di suruh masuk Naomi sudah muncul disana.
"sore pak Andra" Andra mengangguk,
memaksakan tersenyum"dari tadi aku gak liat kamu keluar, kamu belum makan kan? Aku bawain kamu ini" Naomi mengangkat kotak ungu di tangannya, entah apa isinya. Andra tidak mau tau dan tidak berniat cari tau.
"makasih Naomi tapi saya mau pulang" Andra akan melanjutkan pekerjaannya ini dirumah. mengoreksi hasil ujian yang kadang-kadang membuat kepalanya pusing
"iya kamu makan dulu lah ndra, nanti kamu sakit skip makan kayak gini" perhatian yang tidak Andra perlukan lagi-lagi terlihat.
Dan Andra sebenarnya risih, pertama kali bertemu dengan Naomi sikap gadis itu biasa saja. Dan Andra tidak tau kenapa sekarang dia jadi lebih perhatian begini.
"gak. Makasih" Naomi meletakkan kotak bekal di meja Andra membuka kotak itu hingga isinya terlihat dan Andra memandangnya penuh tanya
Masih dalam keadaan duduk di kursi kerjanya Andra makin dibuat risih saat dengan lancangnya Naomi menyodorkan satu sendok nasi beserta lauknya pada Andra
"aku suapin aja, sedikit aja yang penting kamu makan" Andra tidak kenal Naomi. hanya bertemu dua kali atau mungkin tiga, dan kenapa Naomi sok akrab sekali padanya?
"saya gak__
Pintu tiba-tiba terbuka, wajah kaget Ara menyapa Andra dan itu sungguh membuat Andra panik
"maaf, silahkan di lanjut" Ara kembali menutup pintu dengan jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang. Ia memilih pergi dengan berlari.
Ini bukan sinetron, jadi jangan bayangkan Ara lari sambil menangis seperti sedang di selingkuhi.
Tidak juga, Ara lari karna takut pada tatapan Naomi yang menatapnya jengkel akibat ketidak sopanan yang ia lakukan. Langsung masuk tanpa ketuk pintu.
Itu karna Ara kaget, ternyata Andra masih di kampus padahal dari tadi pagi Ara mencari sosoknya tidak ketemu juga
Andra juga, apa-apaan dia suap-suapan sama Naomi!
Walaupun Ara tidak tau sudah cinta Andra atau belum, tetap saja tidak etis bagi Ara kalau Andra malah berduaan dengan orang lain diluar pekerjaan
Lagu boombayah yang menjadi dering ponsel Ara terdengar, Ara menatap sebal layar ponselnya lalu menggeser ikon merah pada layar dan mendial nomer Arka
"lo dimana"!?
Kenapa lu jadi kayak rentenir!
"pokoknya lo dimana"!
Dirumah!
"gue kesana, gak nerima penolakan"
Lalu Ara memutus panggilan sepihak, bodo amat Arka yang mengomel dan dirinya yang akan jadi tamu dadakan
"mau kemana"? Ara refleks berteriak, untungnya kampus sudah sepi
"ngagetin aja sih"!
Kalau tidak ingat sedang di kampus dan Andra adalah dosennya, sudah Ara dorong Andra sampai ia terjungkal
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.