Cerita 7

25.3K 1.6K 8
                                    

🌺🌺

Apa yang ara harapkan?

Tidak ada yang terjadi

Kemarin, setelah mengantarkan Ara sampai kost dengan selamat, Andra langsung pamit seadanya. Sepanjang perjalanan pun hanya diisi dengan keheningan. Tak ada yang memulai percakapan.

Ara sampai dibuat heran, padahal jika di kampus Andra sangatlah nyinyir

Seperti biasa di rabu pagi, Andra akan mengajar sesuai jadwal. Mungkin sial baginya karna harus disambut dengan wajah mengantuk para mahasiswa dan mahasiswinya. Namun jangan salah, mereka pun tidak pernah mendapat wajah riang Kalliandra saat mengajar di setiap pertemuan. Syukur-syukur jika sudah diberi senyum tipis

"tutup buku kalian" kata Kalliandra selepas ia mengabsen satu persatu

Bahkan tukang kebun pun sudah hafal jika kalimat itu telah keluar dari bibir baginda Kalliandra, tandanya kuis dadakan akan segera menyapa

Ara menguap lalu menutup bindernya, sekedar informasi. Ara tidak pernah belajar saat dirumah. Baginya, belajar di kampus sudah cukup membuat otaknya menangis darah. Kecuali saat akan ujian atau saat Ara ada tugas, baru ia menduduki meja belajar dengan buku berserakan. Diluar itu Ara bagai alergi pada buku dan antek-anteknya

Sengaja Ara letakkan binder tepat di hadapannya, siapa tau saja ia dapat mencuri celah di sela-sela kuis saat Andra yang sedang bersiap membakar otaknya itu tengah lengah

Kuis dadakan di pagi hari saat otak belum fokus adalah hal yang amat merepotkan, bahkan Ara ragu apakah nyawanya telah terkumpul secara utuh

"Ara" jantung Ara hampir melompat dari sarangnya, untung ada paru-paru yang memeganginya. Ruangan yang cukup luas yang diisi sekitar 20 orang ini memantulkan suara sumbang Andra hingga sampai ke telinganya

"kamu kalo masih ngantuk sana cuci muka dulu, atau gak usah ikut kelas saya sekalian" bahkan jam belum menunjukan pukul delapan namun semangat nyinyir Andra telah berkobar. Ara paham dengan amat sangat bahwa niat satu-satunya si Andra adalah, membuatnya tersulut emosi.

Kenapa harus selalu dirinya?

Semua manusia di dalam kelas ini pun menyadari, aura yang hadir pada Andra hari ini sedikit berbeda.

Walau tidak pernah tersenyum lebar sampai kuping, atau tertawa terbahak-bahak bagai orang sinting namun suasana hati Andra agaknya jelas berbeda hari ini.

Entah Andra ada masalah apa, Ara tidak mau ambil pusing.

Dan apa tadi katanya? Mengantuk?

Andra mengada-ngada, Ara adalah tipe morning person yang bahkan sekeras apapun ia berusaha bangun siang, ia akan tetap bangun pagi sekalipun sudah begadang hebat.

Mungkin Andra melihatnya menguap tadi.

"menguap bukan berarti ngantuk pak, dan saya lagi gak ngantuk sekarang" turut menyadari raut masam dari Andra, Nadia menendang pelan kaki Ara dibawah meja

Memberi kode untuk sebaiknya tidak usah ditanggapi omongan Andra hari ini, walau biasanya pun Ara tidak pernah menanggapi.

"lalu kalo bukan mengantuk apa? sudah berapa kali pertemuan pagi dan wajah kamu selalu sama. Kusut" jawab Andra tak berperasaan. Lalu Ara harus bagaimana? Harus ia apakan wajahnya agar Andra puas? Operasi plastik agar mirip jisoo blackpink? Jika begitu Ara yakin Andra tak akan bosan memandangnya tiap hari tanpa putus.

"menguap bukan berarti ngantuk pak, bisa jadi otak lagi kekurangan oksigen. Kan bapak sendiri yang bilang soal itu. Masa lupa" Nadia dibuat terheran, di pungut dari mana keberanian Ara pagi ini? biasanya Ara bahkan malas walau hanya bernafas di depan Andra. Atau jangan-jangan kepala Ara terbentur saat perjalanan ke kampus? Nadia menatap ara dengan bingung

STRUMFREI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang