Kelas hari ini lumayan membuat kepala Ara beserta isi-isinya seperti hangus terbakar. Bayangkan saja, tiga dari empat mata kuliah kompak memberi kuis dadakan dengan soal pendek namun jawabannya bisa dua lembar kertas HVS timbal balik
Nadia sudah tepar ditempatnya, tau akan ada kuis ia pasti rela begadang untuk belajar
"ke kantin yuk" ajak Nadia setelah peregangan otot yang dilakukannya selesai.
"males" jawab Ara pendek, memang sih entah sejak kapan tatapan aneh dari berbagai kalangan kampus sudah hilang. Namun tidak sedikit dari mereka yang masih bergosip. Bahkan dikelas pun masih sempat-sempatnya ada yang menyindir Ara
Beruntung, karna ada Arka yang langsung angkat suara dengan tegas dan jangan lupakan kalimat pedas level sepuluh darinya.
"udah deh, lo tenang aja. Pak Andra udah kasi mereka semua peringatan" kata Nadia mengingatkan, iya benar.
Ara tau dari Yanuar yang kebetulan juga merupakan aktifis kampus, kemarin pria itu tidak sengaja mendengar Andra berbicara di depan hampir semua penghuni kelas Ara dan senior-senior yang berpotensi menganggu ketenangan Ara
Yanuar yang penasaran justru ikut duduk dan bergabung. Hanya Ara Nadia dan Arka yang tidak disana
Sore itu Andra dengan tegas mengatakan pada semua orang yang ada disana untuk tidak menganggu hari-hari kuliah Ara. Mereka diminta dengan tegas untuk tidak ikut campur pada apapun yang terjadi antara dirinya dan Ara karna mereka sama sekali tidak berhak
Yanuar menceritakan itu lewat telfon dengan menggebu-gebu meminta pajak jadian dan traktiran gila-gilaan karna berfikir Ara seperti telah menang lotre karna menjalin hubungan dengan Andra
Padahal gak sama sekali woy!
Ara sebenarnya ingin berterimakasih untuk itu, namun dari dalam lubuk hati paling dalam masih, ada rasa khawatir yang Ara sendiri bingung mau menjelaskan bagaimana.
"ayo lah, laper nih" tidak tega melihat Nadia dengan wajah memelas nya. Ara akhirnya mengangguk.
Di Kampus ini kantin ada dua, dengan menu-menu yang bervariasi pula dan karna Ara dan Nadia bukan sedang ingin kulineran, maka mereka berdua hanya mendatangi kantin biasa yang jaraknya juga tidak terlalu jauh
Sebenarnya sih, selama kuliah disini Ara juga sudah mendatangi kantin yang di dekat fakultas Yanuar
"itu yang namanya Ara bukan"? samar-samar ara masih mendengar bisikan orang yang entah siapa itu
"jangan dengerin, makan aja" kata Nadia memperingati, Nadia entah lapar atau memang rakus mereka belum ada dua menit disana tapi mangkok Nadia sudah sisa setengah
"cantik kok anaknya, wajar pak Andra suka" kata perempuan satu lagi. Ara berusaha mengabaikan, mau ia dibilang cantik dan pantas untuk Andra sekalipun, itu tidak akan mengubah apa-apa. Andra tetap masalah bagi Ara.
"Ara" Ara menoleh, menemukan Maysa dan Fiona-entah kemana shafa Ara tidak mau tau.
"mau apa lo! jangan ganggu! Atau nih kuah gue siram ke muka lo" sembur Nadia padahal Maysa baru mengucapkan namanya saja. Suara Nadia yang memang keras berhasil menarik perhatian hampir semua pasang mata yang ada di kantin
"gue bukan mau cari masalah kok" kata Maysa lalu duduk tanpa disuruh
"Ra gue minta maaf ya?" Fiona yang mendapat tempat disamping Ara memegangi lengan gadis itu dengan ekspresi memohon
"kan tadi udah kak" jawab Ara malas. Tenang saja, Ara pasti akan maafkan tapi jangan harap Ara akan lupa
Setelah kejadian itu, ia tidak mau tau lagi apa yang terjadi dengan Maysa atau lain-lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.