Ara memandang lama pada sebuah undangan berwarna coklat mocca ditangannya
Nama araminta Ardhani dan kalliandra Mahardika tercetak indah di sana. Hidup benar-benar tidak tertebak, cara kerja takdir benar-benar tidak ada yang tau. Rasanya baru kemarin Ara menyebut Andra menyebalkan tukang nyinyir dan sebagainya.
Tapi lihat bagaimana semesta mempermainkannya
Laki-laki itu sebentar lagi akan jadi suaminya. Dan Ara sudah mulai belajar meyakinkan diri. bukannya pasrah atau hendak mengikuti arus, Ara harus percaya bahwa Kalliandra adalah pilihan yang benar. Tidak mungkin rasanya jika tuhan dengan sengaja membuat hambanya menderita tanpa hikmah setelahnya
Ara harus yakin bahwa pilihan takdir untuknya berupa Kalliandra bukan hal yang seharusnya Ara ragukan
Andra pria baik, dia sabar dan Ara percaya pria seperti Andra bukan pria yang dengan mudah mempermainkan perasaan wanita
Mulai entah sejak kapan atau mungkin sejak Ara berusaha bertekad untuk menyakinkan Mira, doa Ara jadi berubah, bukan lagi semoga Mira menerimanya dengan cepat tapi semoga Ara dan Andra bisa hidup bersama dan selamanya. Urusan mira nanti akan ia pikirkan lagi, terserah saja jika ia tidak suka Ara tidak akan memaksa tapi keputusan tetap sama.
Selepas kuliah berakhir, Ara menunggu disebuah cafe kecil dekat kampus. menunggu Arka dan Nadia dua orang yang akan Ara berikan undangan hari ini
Dua orang yang Ara undang diantara ribuan mahasiswa kampusnya, bukannya Ara tidak punya teman tapi perihal begini apalagi ia bersama Andra memang keputusan tepatnya adalah yang seperti ini. Biarkan mereka tau pelan-pelan, Ara akan jawab jika suatu saat nanti ada yang bertanya, tidak juga tidak masalah. Malah bagus.
"sori lama" Arka langsung mengambil posisi di sebelah Ara memesan iced latte bahkan sebelum waiters mendatanginya
Arka dan sikapnya yang to the point memang kadang-kadang buat Ara geleng kepala
"Nanad mana" ? tanya arka sembari melepas jaketnya
"kalo lo belum liat berarti belum datang" decakan lolos dari bibir Arka
"hai hai" Nadia yang super ceria bergabung dan mengambil posisi depan Ara
"ada apa nih, tiba-tiba nyuruh gue sama Arka kesini"? iya, ini perdana bagi Ara mengundang mereka secara serius. di luar pula
Ara jadi makin gugup, tangannya mulai berkeringat. Bagaimana kalau Nadia dan Arka bereaksi diluar ekspektasinya?
Tapi rasanya tidak mungkin juga mereka marah, memang mereka siapa harus marah saat tau Andra akan menikah dengannya? kecuali kalau Nadia memang andra lovers akut dan Arka membelot
"buruan ih, kok bengong" sergah Nadia setelah mengucapkan terima kasih pada waiters yang mengantar pesanan mereka
Ara melamun sampai tidak lihat kapan Nadia pesan
"gue tau kalian bakal kaget banget, tapi plis jangan mikir macem-macem sebelum gue jelasin" Arka dan Nadia kompak menatap Ara dengan heran
"lo ngapa dah"? komentar Arka kemudian, Ara mencoba mengatur nafas lalu memberikan undangan tadi untuk Arka dan Nadia
Nadia langsung melotot dan berteriak, mengabaikan sekitarnya yang juga ada orang lain. Tidak peduli pada sekitar yang mungkin terganggu karna kagetnya yang berlebihan
"lo becanda pasti, kalau iya apa pak Andra lo pelet"? sabar,.Ara mengelus dada. Berusaha tidak menyiram Nadia dengan latte
"ya enggak bego" jawab Ara pedas
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.