Strumfrei =merasa bebas karna sendiri, bisa melakukan apapun
Jujur sejujur jujurnya, Ara sebenarnya senang jika kelasnya kosong. Alias dosen berhalangan hadir. Jika ini sekolah menengah mungkin sekarang Ara memilih pulang, tapi untuk yang satu ini sekalipun keinginan pulang sangat kuat dan hebat Ara berusaha semaksimal mungkin untuk menahan diri.
Percayalah bung, bolos di kelas Kalliandra Mahardika adalah sama saja dengan menumbalkan nyawanya pada dewa kematian. Karna bagi baginda Kalliandra Mahardika bolos atau telat tiga detik saja adalah perkara besar.
Tidak on time serta kurang disiplin kalo kata beliau.
Dan itu berarti, jika sang baginda terlambat seisi kelas sebaiknya menunggu hingga ada kabar, kalau tidak mau lebih baik meninggal saja. Karna Kalliandra itu pelit nilai dan susah dibujuk. mau di iming-imingi apartemen pun jika Andra sudah bilang nol yang berarti mampus lah kau.
Kelas tidak seramai biasanya, beberapa orang memilih keluar terutama para lelaki termasuk Arka si penanggung jawab mata kuliah Andra
Nadia yang tadinya menelegkupkan kepalanya diatas meja kembali menormalkan posisi. Melakukan perenggangan otot secara berlebihan sampai membuat Ara kesal karna terkena hantaman tangan Nadia yang sepertinya berpengalaman jadi tukang pukul.
"pak Andra dimana sih"? Tanya nadia kemudian. Ara yang mendengar hanya diam saja. Fokus membaca novel yang sengaja ia bawa dari kost
"Ra, pak Andra dimana"? Ara memutar bola mata, rasanya Ara terlalu sering melakukan itu akhir-akhir ini, tapi memang ada saja cara orang-orang membuatnya kesal.
Ara diam lagi, kenapa juga ia yang ditanyai, memangnya Ara pengasuh pak Andra?
"Ra"! Nadia meninggikan volume suara karna teman sebangkunya tak menanggapi
"ya mana gue tau Nad, tabrakan kali"! ara menjawab asal lalu meringis karna Nadia dengan tega memukul kepalanya
Sungguh sahabat yang sangat baik hati
"nih bangku kuliah lo digerogoti biar mulut lo berpendidikan sedikit" Ara yang masih mengusap kepala memandang sinis pada Nadia
"Lo ngapain tanya gue emang gue asistennya" Nadia baru akan bersuara saat pintu terbuka lalu para penghuni kelas masuk dengan terburu-buru
Ara sih jelas tidak peduli. Namun selanjutnya, ketenangan yang ia punya lenyap juga karna sosok setan berwujud manusia yang kebetulan adalah dosennya muncul paling terakhir
Pantas saja semuanya jadi buru-buru masuk
"maaf, saya ada urusan sebentar tadi" beberapa orang dikelas yang Ara yakin adalah wanita yang menjadikan diri mereka kalliandra lovers serempak menyahut tak apa
"kalo boleh tau urusan apa pak, Ara sampe khawatir tuh ngira pak andra kenapa-kenapa" beda dengan Andra yang hanya melihat kearah Ara sekilas dengan tanpa minat, Ara justru di buat shock berat. Seakan kepalanya baru saja di timpa berton-ton semen, langsung membuatnya pusing hampir muntah
Fitnah!
Ara menolehkan kepalanya demi bisa memandang Anwar si pria yang baru saja memfitnah dengan keji. Ara memicing memberi kode bahwa ia akan habisi Anwar setelah ini
Namun Ara malas melakukan klarifikasi, lagi pula Andra pasti tau bahwa Anwar cuma bercanda
"memangnya kalo saya kenapa-kenapa kamu khawatir"? Seisi kelas kembali riuh bahkan nadia tertawa bagai orang sinting
Dan kenapa sih Andra tidak langsung memulai kelasnya saja!
"ya khawatir dong pak, dosen kesayangan kenapa-napa" kata entah siapa itu, Ara bodo amat
Khawatir your eyes!
Andra berhenti menanggapi, memilih langsung memulai kelas karna waktu setengah jam telah terbuang sia-sia
****
"Arka bisa tolong bantu saya bawa buku-buku ini keruangan saya"? Barang bawaan Andra hari ini lebih banyak dari biasanya, laptop tempat semua materinya berada, tablet semua kerjaanya juga berada, lalu satu buku tambahan yang selalu ia bawa kemana-mana dan ditambah kertas-kertas hasil kuis dadakan para anak didiknya.
Benar sekali saudara-saudara, Andra baru saja membakar otak para anak didiknya. Dadakan yang sangat amat dadakan begitu tiba-tiba bahkan Ara masih terjebak dalam keterkejutan.
"Ara aja ya pak, saya mau ke toilet mau nyetor " Ara melotot. Di antara 19 manusia lain yang bernafas dikelas ini kenapa harus dirinya yang disebut
Arka benar-benar cari masalah
"tolong Ara" sorot mata yang seolah mengatakan ogah banget bawa aja sendiri telah ia layangkan pada Andra namun memang dasarnya andra tidak punya hati. Di dukung Nadia yang menyenggolnya menggunakan tenaga kuda maka dengan berat hati berat badan dan semua berat-berat yang ada Ara akhirnya mengalah
Mengambil tumpukan kertas, dan berjalan mengikuti Andra dari belakang
"saya bukan artis" ucap Andra tiba-tiba di saat mereka alias Andra dan Ara tengah dalam perjalan menuju ruangannya.
"bukan anak presiden juga"
Udah gila kah ngomongnya sendiri?
Alis Ara terangkat tinggi, jangan-jangan otak Andra korslet?
"Kenapa kamu malah kayak pengawal saya"? Kata andra lagi
Ni orang ada masalah hidup apa sih?!
"Bapak ngomong sama saya"? Pertanyaan bodoh dari Ara meluncur.
"bukan" ara celingukan. Perasaan hanya ada mereka berdua, orang sesekali lewat menyapa Andra dengan sopan dan ramah di balas Andra sok keren dengan hanya menundukkan kepalanya sejenak
Hanya ada Ara yang berjalan di dekat pria itu
"bapak serius ngomong sama saya"?
Andra berbalik tanpa aba-aba, membuat kening Ara tanpa sengaja menabrak dagu pria itu
"saya gak mungkin ngomong sama tembok" Jawab andra kemudian, ia sedikit tidak percaya dan banyak kesal. Bisa-bisanya ada orang sepolos hampir bego seperti Ara
"oh" kata Ara sembari menganggukkan kepalanya beberapa kali, ara amat sangat malas menanggapi lebih jauh. Ia memberikan tumpukan kertas tadi pada Andra. Ruangan beliau telah di depan mata.
"nih pak, bawa masuk sendiri ya saya lapar mau makan" Andra menaikkan alis, seribu persen ia yakin mahasiswi kurang ajar yang berani mengatakan hal macam itu pada dosen nya pasti hanya Ara seorang.
Tidak ada lagi yang lain
Namun andra bagai kehilangan emosi, ia tidak bereaksi seperti seharusnya. Harga dirinya sebagai dosen sepertinya tidak ada di mata Ara
Andra mengambil alih kertas tadi, menuruti mau Ara dengan sabar
"Mas andra"?
Andra dan Ara sama-sama menoleh, disaat Ara terkejut mendapati model berkunjung ke kampusnya, Andra justru memasang wajah tidak pedulinya. Jelas saja. Ia sudah tau hari ini akan tiba.
Perempuan itu, adalah perempuan yang sama yang Ara lihat di mall bersama Nadia beberapa waktu lalu
"Aku mau ngomong" Ara paham, hubungan diantara dua orang ini pasti bukan hanya sekedar teman, Ara yakin dengan hanya menatap kedua mata sang perempuan bak model itu
Terlihat sangat berharap, pandangannya amat berbeda dan Ara tidak perlu ilmu tinggi hanya untuk menebak ada apa diantara mereka
Sebut saja, Ara sok tau.
Andra berbalik lagi, menatap Ara yang juga sedang menatapnya. Namun untuk andra, Ara tidak pernah tau makna dari sorot matanya. Ara tidak bisa menebaknya
"kamu boleh pergi, makan yang banyak" Andra berkata dengan pelan, Ara yakin hanya dirinya yang mampu mendengarnya.
Bagai bocah ingusan yang penurut apa kata orang tua. Ara mengangguk pelan lalu pergi dari hadapan Andra

KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.