"Silakan, Tuan Putri..." Alvin membukakan pintu mobil untuk Vanta dengan cengiran lebarnya. Mengulurkan tangan mempersilakan gadis itu masuk.
Senyum miring ditampilkan oleh Vanta seraya menyahut, "Salah makan ya?"
Yang dikritik hanya terkekeh. Menyusul masuk ke mobil setelah Vanta. Sore itu Vanta tampak berbeda dari hari-hari biasanya saat dia ke kampus. Gadis itu sedikit berdandan, dengan lip cream pink lembut mewarnai bibirnya. Gaun sederhana berwarna baby blue sebatas lutut tampak pas di tubuhnya yang berkulit putih.
Ah, lagi-lagi biru. Warna favorit cewek itu.
Untuk pertama kali, Alvin melihat Vanta bergaya feminim.
Ya Tuhan, ini titisan dewi kenapa bisa nyangkut di mobil gue?? batin Alvin terkagum.
Tidak menyangka damage-nya sebesar itu.
"Ternyata lo bisa dandan juga. Gue kira lo tipe yang cuek dan tomboy," tukas Alvin, seraya melirik pada perempuan di sebelahnya.
"Lo ngira gue tomboy cuma karena nggak dempulan ke kampus?" Vanta mendengkus geli. "Repot kali, kalo tiap ke kampus harus dandan. Lagian gue naik motor, sampe kampus juga lecek."
"Nggak, kok. Kan lo bareng gue,"
"Belakangan ini aja, bukan berarti seterusnya kan?"
"Bisa diatur kalo lo mau seterusnya sama gue." Sengaja cowok itu mengucapkan kalimat yang memiliki makna ganda.
"Ih, ni orang. Nggak mungkinlah... pasti ada saatnya waktu kita ga bertepatan. Lagian tahun depan lo lulus kan? Jangan bilang lo nggak mau lulus?" Sambil menoleh Vanta menuding Alvin. Menyipitkan mata menatapnya serius.
"Nggak dong, gue udah pengajuan skripsi."
"Loh, tapi kan sekarang lo semester ganjil, bukannya...—"
"Gue udah ambil banyak mata kuliah di awal semester."
"Oh ya?" Antara kagum dan sedikit tak percaya Vanta merespons. "Nggak nyangka lo serajin itu."
"Emang lo kira gue gimana?"
"Hmmm..." Vanta mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di dagu. Mengingat-ingat bagaimana sosok cowok ini dalam bayangannya dulu. "Resek, biang onar, tipe yang tukang bolos,"
Sebetulnya masih ingin melanjutkan, tapi kemudian Alvin menyela, "Jelek banget gue di mata lo ya?"
Gadis itu pun tertawa. "Ya, awalnya gue kira gitu karena tingkah lo. Terus, apa rencana lo setelah lulus? Lanjut studi?"
"Nggak, ada hal yang udah gue pikir mau lakuin."
"Sayang banget. Gue pikir lo mau buru-buru lulus karena mau lanjut S2."
"Nggak kok. Well, lo cantik hari ini. Gimana luka lo?" Dengan sehalus kapas dan selancar jalan tol Alvin mengalihkan pembicaraan.
Serangan mendadak dari cowok itu sukses membuat wajah Vanta bersemu. Sampai dia butuh waktu menata degub jantungnya beberapa saat sebelum menjawab pelan, "Better...."
Beberapa hari yang lalu Vanta mencoba mengajak Alvin, seperti yang diusulkan Jessi. Dia mencoba peruntungannya. Bertanya pada cowok itu, apakah senggang di akhir pekan? Tapi laki-laki itu malah balik bertanya.
"Ada apa?"
Tadinya Vanta kira cowok itu akan sibuk seperti Jessi. Kemudian dia menjelaskan inti pertanyaannya. "Jadi, kakak gue minta tolong buat datang ke acaran temannya karena dia nggak bisa dateng. Gue cuma pingin tanya aja, apa lo bisa temenin gue di hari itu? Tapi kalo nggak bisa juga nggak pa-pa."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LIKE LEMONADE [TAMAT]
RomanceSemula Vanta tidak tahu, kalau satu perlawanannya bakal menjadi masalah serius. Siapa sangka, cowok yang ditantangnya─Alvin─ternyata adalah penguasa kampus! Jadilah mereka musuh bebuyutan. Di mana ada Alvin, itulah saat paling buruk untuk Vanta. Ner...