#40 Perkara Status

2.2K 250 14
                                    

Teknologi semakin canggih. Berita semakin cepat dan mudah tersebar. Pagi-pagi sekali keadaan kampus sudah digegerkan oleh satu topik. Topik paling panas saat ini. Status yang muncul di beranda efbe kemarin malam dan mampu mengejutkan hampir seluruh mahasiswa fakultas.

Alvin Geraldy — in a relationship.

Whuttt???!

Semua orang kontan bertanya-tanya dengan heboh. Sejak kapan makhluk homo itu pendekatan dengan seorang cewek?? Eh, maksudnya malaikat kampus.

Meski tidak semua berteman dengan akun jejaring sosial milik Alvin, tapi mereka mengikuti akunnya. Bisa melihat apa-apa saja yang baru diupdate cowok itu karena pengaturan privasinya publik. Terlebih dia jarang sekali update.

Kini semua mahasiswa di kampus membicarakannya. Menerka-nerka seperti apa gadis beruntung yang bisa mendapatkan hati pangeran es itu.

"Lala bukan sih? Anak jurusan *Mene? Dia kan katanya paling cantik di kampus. Setelah sekian Purnama pasti cewek kayak dia yang dipilih Alvin," celetuk seorang mahasiswi.

(*Mene = Manajemen)

"Kapan mereka pedekate coba? Yang lebih memungkinkan Cia, tau! Selama ini kan mereka keliatan sering bareng."

"Tapi Alvin nggak pernah nanggepin Cia, tuh."

"Siapa tau aja jadi luluh."

Lalu gadis lainnya menimpali, "Dia nggak pernah keliatan pedekate sama anak kampus kita, ah. Anak luar kaliii...."

"Jangan-jangan model ya?"

"Eh, kalian nggak tau?" Salah seorang mahasiswi tiba-tiba nimbrung di kerumunan dengan gaya nona-sok-tahu-segalanya. "Kabarnya cewek itu cantiiik bangettt! Rambutnya panjang lurus, tinggi, langsing. Public figure, modis, idaman banyak cowok." Dengan seenak jidat memvisualisasikan sosok perempuan misterius yang fotonya ada di media sosial Alvin.

Padahal foto itu cuma sepotong, diambil saat Alvin pergi makan kemarin. Sok ide banget kan? Mukanya aja nggak kelihatan.

Namun manusia memang hobi mendengar apa yang hanya ingin mereka dengarkan. Gosip seperti ini tentu saja langsung sampai ke telinga gadis-gadis up to date. Seperti Jessi, misalnya. Apa yang dia dengar dan lihat langsung diceritakan dengan lancar kepada sahabatnya. Tanpa ada kata yang dikurangi atau ditambahkan.

Membuat gadis yang duduk di hadapan Jessi hanya bisa diam, sesekali nyengir kaku saat Jessi bercerita. Tidak tahu apa yang harus dilakukannya jika orang-orang tahu kalau pacar Alvin cuma seorang perempuan biasa yang bukan publik figur.

Sangat cantik? Rasanya dia biasa saja. Rambut lurus panjang sih iya, tapi itu dulu. Semampai? Vanta nggak tinggi-tinggi amat, tapi dia nggak mungil juga nggak gemuk, cukup proporsional. Modisnya Vanta cuma di saat-saat tertentu. Kalau feminim, ia tidak begitu yakin. Bahkan Alvin pernah bilang kalau dia terlihat tomboy. Lalu yang terakhir, pastinya ia bukan idaman semua pria.

"Jadi gitu kabarnyaaa..." Jessi menarik kembali ponselnya yang tadi disodorkan pada Vanta untuk menunjukkan status efbe dan postingan foto di Insta milik Alvin.

Rupanya kemarin diam-diam cowok itu mengambil gambarnya saat sedang makan bersama. Tapi hanya menampilkan bagian meja dan badannya yang terpotong. Tidak akan ada yang tahu itu Vanta.

Aman.

Yah, daripada dia meruntuhkan imajinasi orang-orang, Vanta lebih memilih tutup mulut. Apa jadinya kalau mereka tahu? Mungkin dia akan diarak ramai-ramai oleh para penggemar Alvin. Dihujat dan dicibir, atau bahkan nggak akan dibiarkan tenang selama di kampus. Dia jadi merinding membayangkannya.

LOVE LIKE LEMONADE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang