Setelah kejadian di lapangan basket indoor dan di halaman kampus, aksi Alvin makin menjadi. Seperti yang dia janjikan, Vanta menerima pembalasan dari laki-laki itu. Tali helm yang berhasil di gunting oleh Alvin dari pengait di bawah jok motor Vanta dibawanya ke kantin, lantaran sukses membuat Vanta menguras tenaga.
Mereka kerjar-kejaran di area kantin layaknya Tom and Jerry. Alvin berlari sambil terus menggeser setiap bangku di belakangnya untuk menghadang Vanta. Tapi Vanta tetap tidak menyerah walaupun keringat membanjiri pelipisnya. Mereka benar-benar membuat area kantin kacau balau.
"Balikkin helm gue! Bocah banget, tau nggak?!" seru Vanta masih berlari berusaha megejar Alvin. Suasana kantin siang itu jadi berantakkan karena aksi kejar-kejaran mereka.
Melihat Vanta yang kewalahan, lelaki iblis itu semakin senang. Alvin mengunyah permen karet di mulut sambil sesekali meniupkannya menjadi balon. Cowok itu cuma cengengesan tanpa memedulikan cewek yang ada di belakangnya sudah tidak kuat mengejar.
Sampai kemudian gadis itu berhenti berlari dan meneriakkan namanya dengan suara lantang. "ALVIIIIIIINN!!!! BALIKKIN NGGAK, HELM GUE!!!"
Orang yang teriaki kontan mengerem langkahnya dengan mendadak. Mereka berdua telah ramai ditonton anak-anak kampus. Lelaki itu berbalik, berjalan ke arah Vanta dan berdiri tepat di hadapannya menenteng sebuah helm dengan raut serius.
"Jangan teriakkin nama gue keras-keras, malu tau. Ntar lo malah dikira fans fanatik gue, lagi."
Teman-teman Alvin yang menjadi saksi hidup di kantin memecah tawa.
Pede bener sih Alvin. Pikir mereka.
Tapi memang benar sih, dia cukup diidolakan di kampus.
Tidak menyangka Alvin bakal mengeluarkan kata-kata absurd dari mulutnya, Vanta menganga. Dua detik kemudian ia menegakkan kepala, tersenyum kecut menatap muka cowok yang lebih jangkung darinya.
"Sorry aja ya, gue nggak level nge-fans sama cowok nyebelin kayak lo. Kalo mau nge-fans mendingan sama Chris Evans atau Robert Downey, lebih berbobot!"
Alvin balas menatap Vanta dan tersenyum sumbar. "Sombong banget lo."
"Itu kenyataan. Nggak ada yang perlu gue kagumin dari pecundang macem lo."
"Pecundang?" Sebelah alis Alvin terangakat.
"Iya, lo! Pe-cun-dang!"
Dengan tenang dia mencondongkan badannya ke depan, menatap cewek berkemeja itu tepat pada manik matanya. "Orang yang ada di bawah nggak pantes ngomong kayak gitu. Sekarang lo yang ada di posisi kalah. So, it's you the looser. Keras kepala banget."
Alvin lalu berbalik pergi. "Dahhh, gue bawa ini." Diacungkannya sebelah tangan yang memegang helm Vanta.
Sementara Vanta cuma bisa menatap kesal punggung Alvin yang terus menjauh keluar dari kantin. Orang itu, orang yang tiba-tiba menjadikannya sasaran balas dendam, orang yang selalu cari masalah dengannya, hari ini membuat Vanta semakin yakin.
Ia benci cowok itu setengah mati!
Kalaupun di Bumi hanya tinggal Alvin dan dirinya, dia tetap tidak akan sudi berinteraksi dengan cowok seperti itu. Apa lagi bergantung padanya. Sebisa mungkin dia akan menjauhinya.
***
Beberapa hari kemudian setelah aksi Tom and Jerry di kantin, Vanta terpaksa mendapatkan 'hadiah' lagi dari Alvin. Cacing yang dilempar Alvin ke mejanya saat Vanta sedang makan siang, membuat Vanta menjerit-jerit jijik. Dia paling benci hewan yang menggeliat-geliut seperti cacing. Baginya hewan itu adalah makhluk paling menjijikan yang pernah ada di jagad raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LIKE LEMONADE [TAMAT]
RomanceSemula Vanta tidak tahu, kalau satu perlawanannya bakal menjadi masalah serius. Siapa sangka, cowok yang ditantangnya─Alvin─ternyata adalah penguasa kampus! Jadilah mereka musuh bebuyutan. Di mana ada Alvin, itulah saat paling buruk untuk Vanta. Ner...