#12 Panas Dingin (1)

14K 942 10
                                    

Ralat!

Maaf, yang kemarin salah update.
==============================

Malam ini Vanta pulang dengan keadaan tubuh yang lelah. Mama sudah duduk menunggunya di meja makan. Mama memerhatikan putrinya yang berjalan dengan lunglai, membuatkan susu hangat untuk putrinya.

Bertemu dengan Alvin selama dua hari berturut-turut sangat menguras emosi dan pikiran. Dengan gerakan pelan meraih gelas susu dan menghabiskannya.

"Tidur gih, Ta," kata Mama.

Namun Vanta menggeleng dengan mata sayu. "Masih ada tugas yang harus diselesain, Ma."

"Tugas apa? Sini dibantuin,"

Setelah Vanta menghabiskan segelas susu, ia dan mama mengerjakan tugas yang super merepotkan itu di dalam kamarnya. Mereka membentuk balok dari potongan-potongan karton dan mengelemnya sembari mengobrol.

Vanta kemudian berkata, "Udah malam, Mama tidur aja. Besok kan harus bangun pagi buat masak,"

"Kamu sendiri?" tanya mama.

"Ata aja yang lanjutin. Besok kelas pertama jam sepuluh kok, jadi bisa bangun lebih siang."

"Ya udah, jangan terlalu capek ya..." Selesai mengelem dua buah balok karton, mama keluar dari kamar Vanta.

Vanta terus melipat dan mengelem. Setiap lima menit ia menguap. Dilihatnya jam dinding berbentuk lumba-lumba yang tergantung manis di dinding kamarnya. Jam menunjukkan pukul sebelas lewat empat puluh lima menit.

Vanta berdecak, "Kayaknya harus ada aktivitas lain biar gue nggak ngantuk."

Ia mengambil ponselnya yang berada di meja belajarnya. Terpikir untuk mengirim pesan ke Jessi, tapi ia berubah pikiran. Pasti gadis itu sudah terdidur lelap sekarang, karena besok dia ada kelas pukul delapan pagi. Akhirnya ia memutuskan untuk mendengarkan lagu dari ponselnya.

Suara Sezairi mengalun lembut pada lagu It's You, membuat Vanta perlahan memejamkan mata masih dalam posisi terduduk dengan kepala yang sedikit demi sedikit tertunduk. Tapi segera ia sadar dan mengangkat kepalanya.

"Ck! Mesti ganti lagu nih!"

Setelah memijat layar ponselnya beberapa saat untuk memilih lagu, ia tersenyum puas. Semangatnya jadi lebih meningkat mendengar lagu dari Clean Bandit. Ia bersenandung mengikuti irama musik sambil sesekali menyanyikan liriknya.

Waktu terus berputar, akhirnya gadis itu menyelesaikan tugasnya. Tidak terasa jarum pendek jam menunjuk ke angka empat.

Angka empat?!

Astaga... Matanya sudah sangat lelah, sejak tadi dia paksakan untuk tetap membuka. Kepalanya juga sudah depenuhi oleh bayangan guling, bantal, dan domba.

Kenapa jadi domba?

Sudahlah.

Segera Vanta naik ke atas tempat tidur, menelusupkan diri di balik selimut. Tanpa membereskan benda-benda yang berserakkan di lantai, ia langsung terlelap dalam hitungan detik.

***

Hari Kamis, Vanta terpaksa naik taksi ke kampus. Karena harus mengumpulkan tugasnya yang berbentuk bangungan dari kumpulan balok karton yang disusun dengan beragam ukuran.

Menurutnya naik taksi lebih boros. Tapi mau bagaimana lagi, hanya untuk hari ini saja. Pulangnya Dia tidak akan membawa tugas terkutuk itu, jadi ia bisa naik angkutan umum.

Vanta menghela napas panjang saat masuk ke dalam taksi. Sebenarnya ada untungnya juga hari ini naik taksi. Sejak bangun tidur kepalanya terasa pusing dan berat. Sekarang pun masih terasa tidak nyaman. Tubuhnya juga lemas. Ia menyentuh keningnya dengan telapak tangan.

LOVE LIKE LEMONADE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang