Seisi kampus langsung geger begitu melihat Vanta turun dari mobil Alvin. Banyak mahasiswa menatap Vanta dan Alvin bingung. Ada kabar terbaru apa yang mereka lewatkan? Kenapa dua orang itu bisa datang bersama? Apa itu bagian dari rencana Alvin lagi? Apa mereka berbaikan?
Sementara sebagian mahasiswi pemuja Alvin melemparkan pandangan iri, sinis dan tatapan yang seakan mengatakan, "Pingin gue jorokin itu cewek!", ketika Alvin membukakan pintu mobilnya untuk Vanta.
Selama tiga tahun, banyak mahasiswi yang mati-matian mengejar Alvin. Berusaha menarik perhatian cowok itu, sekadar minta dijadikan model tugas untuk bisa ngobrol dengan Alvin─tapi tentu saja permintaan itu langsung ditolak mentah-mentah. Hingga beredarnya rumor Alvin si maho. Tetapi sekarang, mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Alvin Geraldy mengantar seorang cewek ke kampus. Cewek yang dijuluki Pepsi blue dan cewek yang gencar-gencarnya ditindas Alvin pula belakangan ini.
Nggak usah muluk jadi model tugas, deh. Untuk para cewek, mengobrol dengan Alvin saja sulit, cuma dibalas sekenanya. Karena katanya, dia akan langsung menjaga jarak beberapa meter dari mereka. Apa lagi untuk numpang semobil dengan Alvin. Nggak pernah ada sepanjang sejarah terlihat cewek duduk manis di sebelah Alvin, di dalam mobil sport merah eksotisnya, yang cuma Vanta yang bilang bikin sakit mata.
"Kenapa lo?" tanya Alvin melihat Vanta yang berjalan memasuki kampus sambil menunduk.
"Lo nggak liat, kita... –Eh, gue aja maksudnya, diliatin udah kayak maling?"
"Biarin aja. Nggak jelas mereka. Ngegosip melulu kerjanya," tukas Alvin datar.
'Elo sih udah biasa jadi pusat perhatian. Secara, cowok populer. Lah gue?' Jerit Vanta dalam hati.
"Gue duluan ya. Bentar lagi kelas pertama mau dimulai." Vanta berjalan cepat sambil menunduk memeluk ranselnya.
"Duluan? Ini juga gue ikut kok, biar elo sampai kelas dengan selamat."
"Emang lo nggak ada kelas?"
"Gampang... Elo dulu yang penting. Diliat dari banyaknya pandangan mahasiswi yang ada nih ya, kalo gue tinggalin lo sendiri, kayaknya sebelum sampe kelas elo udah nggak bernyawa."
Tatapan Vanta langsung menyapu sekeliling.
Susah payah menelan ludah.
Benar kata Alvin. Hanya dari pandangan mata saja rasanya Vanta sudah seperti dikuliti dan dibakar api cemburu. Akhirnya dia cuma bisa pasrah membiarkan Alvin mengantarnya sampai ke kelas.
***
"Di mana lo?" tanya suara datar di ujung telepon.
"Ng, gue baru keluar. Kenapa?"
Kedua alis Toto menyatu. "Kenapa?" Ia mengulang pertanyaan Vanta. "Kan elo yang mau nemuin gue kemarin?"
"Oh iya, kemeja lo. Ya ampun!" Semalam Vanta menghubungi Toto, ingin mengembalikan kemeja yang dipinjamkan lelaki itu. "Lo dimana? Gue ke situ, deh."
Ia segera menuju ke lantai lima, tempatnya dan Toto janjian untuk bertemu. Setelah keluar dari lift dilihatnya Toto sedang menunggu di depan ruang galeri. Mengeluarkan kantong kertas dari dalam tas. Kemudian diulurkannya kantong itu pada Toto.
"Nih... Sorry ya jadi ngerepotin,"
"Never mind," sahut Toto tenang. "Udah lunch?"
Vanta menggeleng.
"Mau bareng?"
Dia mengerjap sesaat. Apa maksudnya makan siang bareng Alvin juga?
"O-oke...," jawabnya ragu-ragu.
Ketika mereka sudah duduk di kantin dan memesan makanan, Vanta terlihat tidak bisa duduk dengan tenang. Padahal makanan sudah di depan mata. Tapi Vanta hanya memainkan sendoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LIKE LEMONADE [TAMAT]
RomanceSemula Vanta tidak tahu, kalau satu perlawanannya bakal menjadi masalah serius. Siapa sangka, cowok yang ditantangnya─Alvin─ternyata adalah penguasa kampus! Jadilah mereka musuh bebuyutan. Di mana ada Alvin, itulah saat paling buruk untuk Vanta. Ner...