#15 Sleep Well

12.7K 825 16
                                    

Vanta nggak habis pikir. Kamvret memang ini cowok. Dengan santainya dia menggeser Vanta yang lagi berbaring tidak berdaya dan duduk di ranjang berdesakkan dengannya sambil memegang iPad. Padahal dia sedang seru berbalas pesan dengan Jessi, mengulik informasi.

"Sana geser."

"Ish, ngapain sih?!" gerutunya menendang selimut.

Ini simpanse minta dicakar mukanya. Kelakuan nggak kayak manusia normal. Ya memang dia bukan manusia, sih. Kalau tidak mana mungkin seorang cowok tega membabat rambut cewek? Segera Vanta bergeser menjauh dari sosok menyebalkan itu. Mengambil guling dan memukul cowok di sebelahnya, tiba-tiba saja tersulut jengkel mengingat tingkah makhluk peradaban satu ini.

"Rese! Ganggu aja!"

Mungkin tidak ada kata tentram untuk keduanya. Baru sebentar tenang, mereka sudah terlibat cekcok.

"Adaw! Emang gue ngapain? Ini kan kamar gue, kasur gue." Setelah beberapa kali pukulan, cowok itu berhasil menangkap guling yang diayunkan Vanta dan menariknya.

Tubuh Vanta kontan ikut tertarik mendekat ke arah Alvin. Jarak keduanya benar-benar dekat, hampir menempel kalau saja tidak ada guling yang menjadi pembatas di antara mereka. Keduanya hanya bisa terpaku sejenak menyadari posisi mereka. Mata lelaki itu sama sekali tak berkedip memandangnya. Sementara jantung Vanta tengah atraksi di dalam sana.

Ingat ya, dia berdebar bukan karena kesengsem. Sama sekali bukan! Tapi, siapa sih yang nggak bakal ketar-ketir berada dalam jarak sedekat ini? Di dalam kamar, di atas ranjang?

Siapa??

Coba sebutkan.

Vanta yang lebih dulu berhasil mengumpulkan kesadaran setelah megap-megap kaget sebentar, segera menjauh. Bangun dari posisi berbaringnya dengan cepat. Dia baru akan menurunkan kedua kaki dari ranjang ketika cowok itu menahannya.

"Mau ke mana?"

"Yang pasti jauh-jauh dari lo!" Sambil membawa salah satu guling menjauh dari ranjang dan menuju beanbag hijau di depan pintu kaca.

"Ya elah, lo tidur di sini juga nggak gue apa-apain dari tadi," sahut Alvin cuek, masih berkutat dengan iPadnya.

"Gue mana tau lo ngapa-ngapain atau nggak tadi?"

Lelaki itu berhenti menekan layar sentuh iPad, menoleh padanya. "Jadi, lo ngarep gue apa-apain?"

Entah kenapa wajah Vanta memanas. Percakapan ini seharusnya nggak dibahas lebih lanjut. Ngapain mereka membicarakan hal memalukan begini?

"Udah lah, gue tidur di sini aja!"

"Terserah." Kembali Alvin menekuri iPadnya.

Bukannya tidur, Vanta masih bersuara. "Eh, Samy mana?"

Alis lelaki itu berkerut. "Ngapain lo nyariin Samy?"

"Mau kenalan."

"Nggak jelas dasar." Meski menggerutu, cowok itu memanggil hewan berbulunya masuk ke kamar. Dibukanya sekantong camilan untuk Samy dan diberikan pada si anabul.

"Samy...," panggil Vanta yang langsung disambut oleh goyangan ekor makhluk menggemaskan itu. Samy menghampirinya dengan riang, berlenggak-lenggok layaknya model catwalk. Setelah berputar dua kali Golden Retriever itu duduk dengan sikap baik menunggu Vanta mengulurkan tangan mengelus puncak kepalanya.

"Astagaa... lucu banget sih, nggak kayak yang punya. Oh iya, gue Vanta."

Merasa tersindir Alvin berdecih. Tapi Vanta tidak mempedulikannya. Dia asyik mengelus-elus Samy di sebelahnya. Mengajak Samy naik ke sebelahnya dan tidur bersama.

LOVE LIKE LEMONADE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang