👑 P a r t 0 3 👑
Xiera Althafian satu-satunya perempuan yang berani terhadao inti ARGON oh ralat bukan hanya inti ARGON saja. Tapi, seluruh anggota ARGON.
Saat ini, Xiera tengah menyiapkan makan malam untuk penghuni panti di tempat ia tinggal. Dari kecil Xiera sudah tumbuh di panti asuhan. Ia sudah berada di panti ini sejak umurnya menginjak 2 bulan. Itu yang di katakan oleh ibu panti kepadanya. Ketika beranjak dewasa, Xiera tidak pernah bertanya atau mencari tau siapa kedua orang tua kandungnya. Karna ia berfikir, jika ia sudah berada di panti ini sejak berumur 2 bulan itu artinya ia tidak di inginkan oleh kedua orang tua nya.
"Malem-malem gini kok melamun. Lagi mikirin apa anak Ibu?" Tanya seorang wanita paruh bayah dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Xiera tersenyum kecil lalu menggelengkan kepalanya. Ia melanjutkan menyiapkan makan malam mereka. Lalu, ia memanggil adik-adik panti nya untuk makan. Saat ini Xiera lah yang paling besar. Karna, Kakak pantinya sudah merantau bahkan sudah ada yang menikah..
Usai makan malam, mereka berkumpul bersama di ruang tengah. Adik-adik panti saat ini tengah belajar bersama, sedangkan Xiera duduk di atas sofa bersama dengan Ibu panti. Panti asuhan ini tidaklah besar dan tidaklah kecil. Panti asuhan ini cukup menampung mereka bertujuh.
"Bu, gimana kalau pulang sekolah Rara kerja? Kan lumayan bisa bantu-bantu Ibu. Apalagi pesanan kue sekarang lagi sepi kan." Usul Xiera.
Ibu panti menggelengkan kepalanya tak setuju. "Kamu cukup belajar yang bener aja. Soal kebutuhan kita itu jadi tanggungan Ibu. Lagipula, kamu dan adik-adikmu kan pintar semua. Kalian bisa dapetin beasiswa. Jadi penghasilan Ibu bisa menuhin kebutuhan sehari-hari kita kok."
Hening seketika setelah Xiera mendengarkan jawaban dari ibunya.
"Atau kamu butuh sesuatu? Kalau kamu butuh sesuatu kamu langsung beritahu Ibu ya." Sambung Ibu panti.
"Rara gak butuh apa-apa kok, Bu." Jawab Xiera dengan senyum kecilnya. "Rara bantuin adik-adik belajar dulu yah Bu."
Ibu panti menganggukan kepalanya. Ia menatap Xiera yang sudah berbaur dengan adik-adiknya.
'Kenapa kalian harus menahanku untuk memberitahukan kebenaran ini. Kenapa harus menunggunya genap berusia 18 tahun. Xiera pasti salah paham dan membenci kalian saat ini.' Batin Ibu panti sedih.
Keesokan paginya, Xiera sudah rapi dengan seragam sekolahnya begitu juga dengan kelima adik pantinya. Mereka sudah rapi dengan seragam smp dan sd mereka.
Xiera dan kelima adiknya duduk di meja makan. Mereka menikmati sarapan yang telah Ibu mereka buat.
"Bu, hari ini Rara mau bawa bekal."
Dahi Ibu panti mengkerut bingung "Loh? Kok tumben? Kenapa?" Pasalnya mereka semua tidak ada yang mau dibawakan bekal oleh Ibu panti mereka. Mereka bilang membawa bekal hanya akan merepotkan mereka sendiri dan Ibu panti.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE XAVERION [END]
Teen FictionSequel Alinka's Story! __________________________________________________________________ Aarav Ace Prince Xaverion. Pria yang memiliki panggilan khusus yaitu 'Prince' memiliki gelar yang berbahaya. Dalam diamnya ia bisa menghancurkan musuhnya dala...