PRINCE XAVERION 58

2.3K 148 7
                                    

👑P a r t  5 8👑

Prince menatap tajam Xiera yang tengah berbincang dengan seorang pria. Mereka berdua terlihat sangat akrab. Ingin sekali Prince menarik Xiera kedalam dekapannya. Namun, saat ini ia tengah berbincang dengan salah satu Dosen dari ITESM.

"Prince? What's wrong? You look out of focus." Tanya Dosen itu pada Prince.

"Oh I'm sorry, Sir. Just a small thing."

"Your girlfriend?" Prince sedikit terlihat kaget ketika mendengar perkataan Dosen itu. Lalu dengan cepat ia tersenyum kecil.

"Maybe our discussion ends here. You can meet your girlfriend now." Prince berterima kasih pada Dosen itu sebelum Dosen itu pergi meninggalkan Prince sendiri.

Dengan cepat Prince menghampiri Xiera dan merangkul pinggang Xiera dengan erat. Menahan rasa cemburu yang sedari tadi ia rasakan.

"Prince?" Tanya Xiera dengan bingung. Pasalnya ia sedang membicarakan sesuatu dengan pria yang ada di hadapannya. Namun, tiba-tiba Prince datang dan langsung merangkul dirinya.

"Dia siapa?" Tanya Prince menatap tajam pria yang berbicara dengan Xiera.

"Dia Renz." Jawab Xiera dengan bingung.

Prince menatap kesal Xiera. Seharusnya Xiera paham bahwa Prince saat ini sedang cemburu.

"Kamu kenpa?" Tanya Xiera

"Gak." Jawab Prince cuek lalu melepaskan rangkulannya dan pergi menjauh dari keduanya. Prince ingin Xiera peka bahwa ia cemburu ketika Xiera berbicara dengan seorang Pria.

"Kok malah pergi?" Tanya Xiera dengan heran pada dirinya sendiri.

"Renz. Gua mau ngejar Prince dulu ya. Nanti kita sambung lagi, oke." Pria yang di panggil Renz itu menganggukan kepalanya seraya tersenyum.

Xiera meninggalkan pria itu dan berlari kecil mengejar Prince.

'Mungkin gua emang gak bisa buat milikin lo, Ra. Bahkan kalian udah kepisah selama 2 tahun aja bisa balik lagi dengan rasa yang lebih besar lagi.' Batin pria itu dengan tersenyum miris.

Pria itu pergi meninggalkan tempat dimana ia berbincang dengan Xiera tadi.

Mudah bagi pria itu untuk merebut Xiera dan menjadikan Xiera sebagai miliknya. Namun, ia tak mau melakukannya. Ia akan memilih untuk memendam rasa ini sendirian dan melihat Xiera bahagia. Ia tak masalah jika Xiera bahagia dengan pria lain, yaitu Prince. Karna, Prince mampu membuat Xiera tersenyum bahagia. Dan ketika jauh dari Prince. Senyum bahagia itu seolah-olah sirna dan hanya di tutupi senyum penuh kepalsuan.

Saat ini, Xiera tengah mengekori Prince yang berjalan menuju parkiran. Terlihat Prince masuk ke dalam mobil milik Xiera. Setelah Xiera ikut masuk ke dalam mobil. Prince langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan standar karna masih berada di lingkungan kampus.

"Princeee" seru Xiera dengan panik.

"Buku-buku aku masih ketinggalan di kelas. Abis ini aku mau ngumpul tugas yang aku buat semalem. Balik lagi ke kampussss.." rengek Xiera sambil mengoyang-goyangkan tangan Prince.

Akhirnya, Prince memutar balik arah mobilnya. Ia kembali menuju parkiran kampus. Xiera dengan terburu-buru membuka pintu mobil dan meinggalkan Prince sendirian. Yang ada di pikiran Xiera saat ini adalah tugasnya harus sampai di tangan dosennya hari ini juga. Atau tidak dia tidak akan mendapatkan nilai.

Prince hanya diam di dalam mobil tanpa berniat menyusul Xiera. Ini adalah hari ke 13, Prince berada di Meksiko. Dan besok adalah hari terakhir Prince ada di sini. Dan lusa pagi pukul 6. Prince sudah harus berada di bandara untuk kembali ke Harvard. Tapi, justru Prince melihat Xiera berbincang dengan akrab bersama seorang pria. Membuat Prince tak tenang meninggalkan Xiera.

Dan tadi, Prince membicarakan sesuatu pada salah satu dosen Xiera. Ia bertanya-tanya sedikit untuk kepindahan mahasiswi dari kampus ini ke Harvard. Prince ingin memindahkan Xiera agar satu kampus dengannya. Ia tak ingin Xiera jauh dari jangkauannya lagi. Terlebih lagi menghilang seperti sebelumnya.

Namun, dosen itu mengatakan bahwa ia tidak bisa membuat keputusan itu. Ia harus membicarakannya terlebih dahulu pada pimpinannya.

Prince menyandarkan kepalanya pada kemudi. Ia benar-benar bingung harus bagaimana. Ia takut jika keputusannya ini tidak di setujui oleh Xiera. Tapi, Prince benar-benar tidak sanggup untuk berpisah dengan Xiera lagi.

Setelah lama menunggu Xiera, akhirnya Prince dan Xiera kembali ke apartemen milik Xiera.

"Kamu kenapa diem dari tadi?" Tanya Xiera pada Prince yang duduk di sampingnya.

"Kamu cemburu sama Renz?" Prince masih diam tak menggubris pertanyaan Xiera.

Xiera menghela nafasnya saat melihat Prince tetap diam tak bersuara. "Kalau kamu masih inget. Renz itu anak baru di kelas aku waktu kita SMA. Aku juga gak nyangka bakalan ketemu sama Renz di kampus. Ternyata Renz itu gak seperti apa yang aku kira. Renz ternyata orang yang baik dan enak di ajak berbicara. Setelah kita berpisah, aku sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Aku nyoba beraniin diri buat hilangin rasa trauma aku. Dengan dukungan dari Papa, Uncle Kiere, Aunty Flo sama Uncle Fed. Aku bisa keluar dari rasa takut aku secara perlahan. Tapi, aku tetep gak bisa untuk lupain kamu. Setiap hari aku selalu berfikir. Apa kamu marah karna aku pergi tiba-tiba. Atau kamu udah nemuin perempuan lain. Atau lebih parahnya lagi kamu udah nikah." Ujar Xiera yang di akhiri dengan kekehan geli.

"Aku sempat buat janji untuk diri aku sendiri. Kalau aku ketemu sama kamu di saat hati kamu masih milik aku. Aku janji bakalan turutin apa permintaan kamu sebagai tanda permintaan maaf aku udah ninggalin kamu tanpa penjelasan. Tapi, kalau kita ketemu dan hati kamu bukan milik aku lagi. A-aku berfikir untuk mengakhiri hidup aku." Prince tersentak mendengar kalimat terakhir yang dikatakan oleh Xiera.

Prince menarik Xiera kedalam pelukannya lalu menangkup wajah Xiera dengan kedua tangannya. "Jangan pernah berfikir seperti itu." 

Xiera terkekeh geli dengan air mata yang membasahi pipinya. "Kamu pikir aku sanggup apa ngeliat kamu sama perempuan lain?"

"Kamu harus ingat perkataan aku ini. Aku cuma cinta sama kamu, rasa sayang aku cuma untuk kamu. Gak akan pernah terganti sama perempuan mana pun."

"Terdengar seperti perkataan para pemain wanita di luaran sana." Ucap Xiera dengan tertawa kecil. Membuat Prince memasang wajah tak suka.

"Aku berbeda dengan mereka. Aku cuma cinta dan sayang sama kamu."

Xiera memeluk Prince dengan erat. Ia percaya pada perkataan Prince. Terbukti dengan perpisahan mereka selama 2 tahun ini.

—————————————————————————
⚠️WARNING BAHASA KASAR DAN UMPATAN⚠️
⚠️BUKAN AREA BOCIL⚠️
⚠️WARNING ADEGAN +⚠️

——————————————————————————

Berapa lama Sorbey menghilang?
Maap yaaa real life Sorbey terlalu padat dengan kegiatan² Sorbey.
Maap juga kalau gak nyambung part ini, karna Sorbey maksain diri buat update. Jdinya gak tau pas gak di hati kalian yang baca.

Jangan lupa untuk vote sama komennya yaaa

PRINCE XAVERION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang