PRINCE XAVERION 15

3.8K 225 4
                                    

👑P a r t 1 5 👑

Pagi ini Xiera bangun lebih awal, membantu Florence untuk membuat sarapan mereka semua. Terlihat wajah riang penuh semangat tercetak jelas di wajah Xiera membuat Florence tersenyum.

"Biar Ibu aja yang nata makanannya. Kamu mandi gih, nanti di jemput sama Prince kan?"

Xiera mengangguk patuh. "Rara mandi dulu ya Bu"

Butuh waktu setengah jam untuk Xiera bersiap-siap. Kini, Xiera telah rapi dengan seragam sekolahnya. Xiera membawa tas nya lalu berjalan menuju ke ruang makan. Xiera mengambil tempat duduk di sebelah Papanya, Ben.

"Mau makan pakai apa?" Tanya Ben penuh perhatian pada putrinya.

"Perkedel sama capcai aja Pa."

Ben menyendokkan lauk yang di minta oleh Xiera. Tak lupa Ben menambahkan sayur yang cukup untuk putrinya.

"Kak Lala, Om itu siapa?" Tanya Milla, gadis kecil itu penasaran melihat Ben yang sangat perhatian dengan Xiera. Bahkan, Xiera memanggilnya Papa.

"Em Om ini Papa nya Kak Rara."

"Papa?!" Seru semua anak panti yang ada di ruang makan itu.

"Kok Kak Rara bisa ada Papa?" Tanya Bio yang mengenakan seragam sd nya.

"Iya. Kenapa Papa Kak Rara baru datang sekarang?" Tanya Geran, remaja laki-laki yang mengenakan seragam smp.

"Itu beneran Papanya Kakak?" Tanya Drion remaja yang usianya tak jauh dari Geran.

"Kak Rara bakalan tetep tinggal di sini kan? Gak akan ninggalin kita kan?" Tanya Siena gadis yang usia nya tak jauh dari Bio.

Xiera kebingungan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari adik-adik pantinya. Namun, pandangan Xiera jatuh pada Milla yang sedari tadi hanya diam.

"Milla kenapa?" Tanya Xiera.

Milla menggelengkan kepalanya. "Apa Milla juga punya Papa kayak Papa nya Kak Lala?"

Baik Xiera, Florence dan Ben mereka hanya bisa diam. Mereka tak bisa menjawab pertanyaan dari Milla.

"Udah-udah nanti lagi bahasnya ya. Nanti kalian telat sekolah. Siapa yang mau bawa bekal ke sekolah? Atau mau uang jajan aja?" Tanya Florence mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Rara bawa bekal kayak biasa aja Bu."

"Bio juga Bu."

"Drion juga mau bawa bekal aja."

"Siena juga mau."

"Geran mau bawa bekal tapi Garen boleh gak minta uang Bu? Soalnya temen Garen kemarin ajak Garen latihan main basket Bu. Jadi Garen takut minum Garen gak cukup."

"Iya gak papa. Nanti bekal Garen juga Ibu banyakin dikit biar kuat pas main basketnya."

"Makasih Bu."

Florence tersenyum lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan bekal anak-anaknya. Sedangkan Ben, dia hanya diam dan memperhatikan kehidupan di rumah ini.

'Kayaknya gua kurang banget bersyukur.' Batin Ben

Tok tok tok.

Ketukan pintu membuat semua orang yang tengah menikmati makan itu terhenti.

"Siapa tuh yang dateng pagi-pagi gini?" Tanya Drion lalu kembali mengunyah menikmati sarapannya.

"Biar Kak Rara liat."

Xiera ingin berdiri namun di tahan oleh Ben. "Biar Papa aja. Kamu lanjutin makan kamu."

Ben berjalan ke arah pintu dan membuka pintu.

"Ngapain lo pada pagi-pagi kesini?" Tanya Ben sinis pada tamu yang datang.

"Ck. Kalau bukan si Alva yang nyuruh buat nyeret lo, gua juga ogah kali."

"Buru ah, mumpung markas ARGON sepi. Kalau di rumah Alva gak bisa soalnya si Cessa lagi ngamuk pengen liburan lagi."

"Ck. Gua belum makan!" Ujar Ben dengan kesal.

"Lo pikir kita berdua udah makan!"

"Gak usah teriak-teriak! Bukan di hutan" peringat Ben ketus

Deruman motor membuat ketiga pria itu mengalihkan penglihatan mereka.

"Eh cil lo pagi-pagi udah ke sini aja."

"Tau nih. Sekolah sono. Belajar yang bener biar bisa nikahin anak gua."

Prince menatap ketiga Pamannya dengan jengah. "Paman sendiri ngapain pagi-pagi udah di sini?"

"Paman kan semalem emang tidur di sini." Jawab Ben dengan enteng.

"Prince gak tanya Paman." Ben mendelik kesal ke arah Prince.

"Gak sopan banget lo sama calon mertua. Gak gua restuin lo baru tau rasa!"

"Kawin lari." Jawaban singkat dari Prince membuat Ben ingin mencekik leher Prince.

"Siapa yang dateng Pa?" Tanya Xiera dari balik pintu.

"Eh kamu udah dateng? Ada temen-temen Papa juga?"

"Iya mereka mau jemput Papa. Papa mau ada urusan sebentar. Gak papa kan kalau Papa gak nginep di sini malem ini?" Tanya Ben meminta izin pada putrinya.

"Papa mau kemana?" Raut wajah Xiera terlihat seolah sangat takut ditinggalkan oleh Ben lagi.

Ben memeluk putrinya dengan hangat. "Papa ada urusan sama temen-temen Papa bentar. Papa udah janjikan gak akan ninggalin kamu lagi."

Xiera membalas pelukan Ben dengan erat. Ia benar-benar takut kehilangan Ben lagi.

"Udah. Kamu siap-siap sana. Prince udah dateng jemput kamu."

Xiera akhirnya masuk ke dalam rumah untuk mengambil tasnya dan berpamitan pada Florence dan adik-adiknya.

"Pa, Rara berangkat dulu yah." Pamit Xiera sambil menyalami tangan Ben.

"Om Rara juga berangkat ya." Setelah menyalimi Ben sekarang Xiera tengah menyalimi teman-temannya Ben.

—————————————————————————

⚠️WARNING BAHASA KASAR DAN UMPATAN⚠️
⚠️BUKAN AREA BOCIL⚠️
⚠️WARNING ADEGAN +⚠️

——————————————————————————

PRINCE XAVERION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang