PRINCE XAVERION 11

3.8K 242 5
                                    

👑 P a r t 1 1 👑

Suasana di ruang tamu panti asuhan itu sangat hening tak ada yang membuka suara kembali setelah Ben bersimpuh memohon.

"Lebih baik kalian semua pergi dari sini."

Ben menggelengkan keplanya.

"Apa anda tidak bisa memberitahu kami dimana Istri Ben berada?" Tanya Melvin membuka suara.

"Untuk apa? Agar dia memberi tahu kedua orang tua nya lalu kedua orang tua nya membunuh Riela dan Xiera?" Ucap Ibu panti dengan sinis.

"Ben juga korban disini. Dia juga gak tau kalau orang tua nya berencana untuk membunuh Istri dan anaknya." Jelas Diego menyela.

Terlihat Ibu panti menghela nafasnya dengan pelan. Lalu menyuruh mereka semua untuk duduk. Ia tau bahwa Ben juga korban sama seperti Riela dan Xiera.

"Kenapa anda tidak mencari mereka ketika mereka pergi dari rumah anda?" Tanya Ibu panti pada Ben.

"Saya sudah mencari mereka. Bahkan, saya juga mencari tau teman-temannya. Tapi, saya masih juga gak bisa nemuin mereka. Cuma satu temannya yang sampe saat ini tidak bisa saya temui dan saya rasa temannya itu yang membantu Riela. Florence."

"Itu saya. Tapi, saya mengubah identitas saya itu sebabnya anda tidak bisa menemukan saya."

Ben terkejut mendengar perkataan Ibu panti itu yang ternyata adalah Florence, teman Riela yang selama ini ia cari-cari.

"Saya mengubah seluruh identitas saya. Dan mengganti nama saya menjadi Stancy. Itu semua karna permintaan Riela bahkan tempat ini di jadikan panti asuhan juga karna permintaan Riela."

"Lalu dimana Riela berada?" Tanya Ben pada Florence.

"Anda ingin tau dimana Riela berada?" Ben menganggukan kepalanya tanda mengiyakan.

"Sebentar saya akan menganti pakaian saya dulu." Ben dan yang lainnya menunggu sampai Florence menganti pakaiannya.

Terlihat Florence memakai baju coklat gelap dan celana hitam. Florence berjalan menuju kamar Xiera. Mengetuknya sebentar sebelum membuka pintu kamar Xiera.

"Ibu mau pergi sebentar ya. Kamu di sini sama Prince dulu. Nanti, kalau adek-adek kamu udah pulang langsung suruh makan sama bersih-bersih trus istirahat ya."

"Ibu mau kemana?" Tanya Xiera

"Ibu ada urusan sebentar. Nanti ibu bakalan ceritain semuanya. Ibu pergi ya. Prince tolong jagain Xiera ya." Prince menganggukan kepalanya patuh.

Florence keluar dari kamar Xiera lalu menghampiri Ben dan yang lainnya. "Bisa kita pergi sekarang?"

Ben menganggukan kepalanya.

"Anda bisa naik motor bukan?" Tanya Ben pada Florence. Dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Florence.

"Anda bisa naik bersama Richard. Chard lo yang bawa Florence ya." Richard menganggukan kepalanya lalu menyuruh Florence naik ke atas motornya.

"Arahin jalannya." Ujar Richard setelah menghidupkan motornya.

Florence mengarahkan Richard ke tempat tujuan mereka. Terlihat tulisan tempat pemakaman yang membuat jantung Ben berdetak tak karuan. Setelah mereka memakirkan motor. Mereka turun dan berjalan mengikuti Florence.

"Kenapa kita ke sini? Bukankah saya tadi bilang ke anda untuk mengantar saya menemui Istri saya!" Seru Ben dengan perasaan tak enak. Florence hanya diam dan mengabaikan pertanyaan Ben. Ia berjalan ke tempat orang yang menjual bunga.

"Eh Bu Flo. Mau nemuin Bu Riela ya?" Tanya tukang bunga itu.

"Iya Pak. Saya beli bunganya 2 plastik ya Pak."

"Ini Bu."

"Terima kasih Pak." Ujar Florence sambil menyerahkan selembar uang 50 rb.

"Ini Bu kembaliannya."

"Terima kasih Pak. Saya pergi dulu ya Pak." Florence pergi meninggalkan penjual bunga itu dengan membawa 2 plastik bunga.

"Kenapa penjual bunga itu tau sama Riela?" Tanya Diego pada Florence namun di abaikan oleh Florence.

"Gak mungkin kan Riela jadi penjaga kuburan?" Tebak Melvin yang langsung mendapatkan pukulan dari Richard.

Mereka berjalan masuk cukup jauh kedalam kuburan itu. Terlihat makam yang terawat bersih yang sudah di keramik dengan ada nya tanda Salib di tengah-tengahnya.

"Hai.. gua dateng lagi. Tapi kali ini gua gak sendiri. Tebak gua sama siapa? Gua dateng sama suami lo." Kekeh Florence dengan sedih. Sedangkan Ben, kaki nya sudah lemas bahkan hampir jatuh jika tidak di tahan oleh Melvin dan Richard.

"I-ini gak mungkin kan?" Tanya Ben dengan lirih.

"Riela gak mungkin ninggalin gua kan?" Air mata Ben menetes tanpa di minta. Terlihat kesedihan terpancar di mata Ben. Richard, Melvin dan Diego hanya mampu menguatkan Ben.

"K-kenapa? Kenapa Riela bisa meninggal?" Tanya Ben dengan suara seraknya.

Florence meghela nafasnya dengan pelan lalu membersihkan kuburan milik Riela terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Ben.

"Setelah kabur dari rumah kalian. Riela datang nemuin saya, dia minta tolong sama saya buat ngizini dia sama anak kalian buat tinggal di rumah saya. Tapi tepat di usia Rara yang ke 2 bulan. Riela pingsan tiba-tiba. Dengan panik saya nelepon ambulance untuk datang ke rumah saya. Sampai di Rumah Sakit Riela di periksa dan di situ Dokter menyatakan kalau Riela stres berat dan jantungnya lemah. Jadi, Dokter menyarankan agar Riela di rawat di Rumah Sakit. Tapi, belum sampai seminggu Riela di rawat. Riela pergi, dia ninggalin surat dimana saya harus berjanji untuk merawat Xiera sampai Xiera dewasa. Dan memberi tahu semuanya ketika umur Xiera sudah 18 tahun. Dokter mengatakan kalau Riela tak mampu bertahan. Sehingga Riela dengan was-was menulis surat itu sebelum dia meninggal."

Air mata Ben terus mengalir. Ia benar-benar menyesal karna tak bisa menemukan Riela dan putri mereka dengan cepat.

"Riela juga menitipkan suratnya untuk anda. Suratnya ada di rumah. Nanti akan saya berikan ke anda. Sekarang waktu nya anda berdoa untuk Riela dan berbicara dengan Riela."

Florence memberikan tempat untuk Ben. Ben duduk bersimpuh di samping kuburan milik Riela. Terlihat ada foto cantik Riela di sana.

"Hei.." sapa Ben dengan suara seraknya.

"Kamu pasti marah kan dengan aku? Aku yang terlalu lama buat nemuin kamu sama putri kita."

"Maafin aku. Maafin aku yang gak berguna sama sekali. Yang gak bisa dateng lebih cepat untuk nemuin kalian.

—————————————————————————

⚠️WARNING BAHASA KASAR DAN UMPATAN⚠️
⚠️BUKAN AREA BOCIL⚠️
⚠️WARNING ADEGAN +⚠️

——————————————————————————

PRINCE XAVERION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang