👑 P a r t 1 3 👑
Saat ini Ben dan yang lainnya masih tetap berada di rumah milik Florence meskipun waktu sudah menunjukan pukul 6 sore.
"Ibu. Milla lapel." Adu gadis kecil itu pada Florence.
"Milla laper hm? Mau makan sekarang?" Gadis kecil itu menganggukan kepalanya.
"Kak Lala gak mandi ya? Ini kan udah mau malem nanti Kak Lala sakit." Ujar Milla ketika melihat Xiera masih memakai pakaian yang di pakainya tadi siang.
"Kak Rara mau mandi kok. Milla makan ya sama Ibu, Kakak mau mandi dulu. Rara mandi dulu ya Pa." Ucap Xiera pada Ben. Ben menganggukan kepalanya menjawab perkataan Xiera.
Tersisa Prince, Ben, Melvin, Diego dan Richard di ruang tamu.
"Lo pada gak mau balik?" Tanya Diego
"Gak tau. Ben lo mau balik kagak?" Tanya Melvin pada Ben.
"Gua masih mau di sini. Lo pada kalau mau balik, balik aja. Gua masih mau di sini."
"Ya udah kalau gitu. Gua balik ya, Istri gua dah nyariin."
"Sama gua juga. Gua balik ya Ben. Kalau ada apa-apa kabarin kita."
"Gua balik Ben. Prince lo juga mesti balik. Daddy lo udah nyariin lo dari tadi."
Perkataan Melvin membuat Prince berdecak kesal.
"Ekhm, btw gua boleh minta tolong gak?" Tanya Ben pada teman-temannya.
"Apaan?"
"Tolong anterin baju gua dua stel ya."
"Nyusahin aja lo. Nanti gua anter." Ujar Melvin.
"Pamit dulu kagak ke Florence? Gak mungkin kita langsung balik kan?" Tanya Diego
"Yakali kagak pamit. Pamit dulu lah." Ujar Melvin
"Paman tunggu aja di sini. Biar Prince yang panggil Ibu." Prince berjalan menuju ruang makan menemui Florence.
Terlihat Florence datang bersama dengan Prince. "Udah mau pada pulang?"
"Iya. Kita pamit pulang dulu."
"Oh ya udah kalau gitu. Hati-hati di jalan." Florence mengantarkan mereka sampai ke depan pintu.
"Loh? Anda gak pulang juga?" Tanya Florence ketika melihat Ben yang tak naik ke motor temannya.
"Saya masih mau disini dengan putri saya. Tidak apa-apa kan?"
"Gak papa. Rara juga pasti kangen sama Papa nya."
"Ya udah kita pulang ya. Prince jangan pulang kemaleman nanti Mommy sama Daddy lo nyariin." Ucap Melvin di balik helm nya.
Setelah teman-teman Ben pergi. Florence, Ben dan Prince kembali masuk ke dalam rumah. Dan Florence kembali ke ruang makan meninggalkan Prince dan Ben di ruang tamu.
"Jadi, Paman Papa nya Xiera?" Tanya Prince pada Ben.
"Menurut lo? Lo gak usah macem-macem sama anak gua. Gak ada namanya peluk-pelukan apalagi rangkulan kayak tadi. Gua potong tangan lo."
Prince berdecak kesal mendengar perkataan Ben.
"Apaan sih Paman! Kayak gak pernah muda aja." Kesal Prince.
"Paman pernah muda ya! Tapi Paman gak pernah namanya pacaran. Adanya langsung nikah."
"Ck!"
"Lo udah apain anak Paman? Belum lo cium kan?" Tanya Ben dengan was-was.
"Apasih gak jelas!" Jawab Prince dengan kesal.
"Lo belum pernah cium Xiera kan Prince?!"
"Papa sama Prince lagi ngomongin apa?" Tanya Xiera yang tiba-tiba muncul memakai baju tidur bergambar beruang.
"Kamu jujur sama Papa. Prince udah pernah cium kamu atau belum?" Tanya Ben dengan wajah serius.
Xiera terlihat kikuk mendengar pertanyaan Papa nya. Apalagi melihat wajah serius Papa nya.
"Eum itu Rara em."
Ben menghela nafasnya kasar lalu menatap tajam Prince. "Aarav Ace Prince Xaverion. Kenapa lo gak ada bedanya sih sama Daddy lo hah! Dulu Daddy lo ngeklaim Mommy lo tanpa persetujuan Mommy lo. Trus Daddy lo juga suka cium-cium Mommy lo sembarangan. Jangan bilang kalau lo juga ngeklaim anak gua sepihak?" Tanya Ben dengan tatapan horornya.
"Kamu pacaran sama dia gak di paksa kan?" Tanya Ben pada putrinya.
Melihat kebungkaman putrinya Ben sudah dapat menyimpulkan.
"Anak si Alva ngeselin banget sih!" Maki Ben dengan kesal namun tak bisa berbuat apapun.
Ring..ring..ring.
Handphone milik Ben berbunyi terlihat nama Alvariel muncul di layar handphonenya. Terlihat sepertinya Alvariel tau bahwa ia sedang di bicarakan oleh Ben dan Prince.
"Halo." Sapa Ben dengan ketus.
"Lo pada dimana? Kenapa sampe sekarang belum balik?" Tanya Alvariel di sebrang sana.
"Gua gak balik. Cuma Melvin, Diego sama Richard doang yang balik." Jawab Ben dengan nada yang sama seperti sebelumnya.
"Lo kenapa?" Tanya Alvariel.
"Lo tanya gua kenapa? Harusnya lo tanya anak lo! Sembarangan aja nyium anak gua!
Ucapan Ben membuat Alvariel bingung.
"Maksud lo?"
"Bodo Va Bodo. Males gua jelasin. Tanya aja ke anak lo langsung."
Ben mematikan panggilan nya sepihak. Lalu menatap Prince dengan tajam. "Mulai sekarang gak boleh ada pacaran berdua-dua an."
"Paman apaan sih!" Ujar Prince dengan kesal.
"Apa! Paman gak mau ya kamu ambil keuntungan dari anak Paman. Paman bakalan ngawasin kalian pacaran."
Prince berdecak kesal. Ia tak bisa melawan perkataan Pamannya yang notabene nya adalah Papa dari kekasihnya, Xiera. Bisa-bisa ia di coret dan tak di restui.
"Papa gak pulang?" Tanya Xiera pada Ben.
"Papa masih mau di sini. Emangnya kamu gak kangen sama Papa?"
"Rara kangen sama Papa sama Mama juga." Ucap Xiera sambil memeluk erat tubuh Ben.
"Papa juga kangen sama Mama kamu. Maafin Papa ya yang gak bisa nemuin kalian dengan cepat dan ngebuat Mama kamu pergi ninggalin kita untuk selamanya."
"Rara cuma punya Papa sekarang. Papa jangan tinggalin Rara lagi ya."
"Papa gak akan tinggalin kamu. Kemana pun Papa nanti pergi Papa bakalan bawa kamu."
Xiera merasa nyaman di pelukan Ben. Tak pernah terlintas di benak nya bahwa ia akan bertemu dengan Papa nya.
——————————————————————————
⚠️WARNING BAHASA KASAR DAN UMPATAN⚠️
⚠️BUKAN AREA BOCIL⚠️
⚠️WARNING ADEGAN +⚠️——————————————————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE XAVERION [END]
Fiksi RemajaSequel Alinka's Story! __________________________________________________________________ Aarav Ace Prince Xaverion. Pria yang memiliki panggilan khusus yaitu 'Prince' memiliki gelar yang berbahaya. Dalam diamnya ia bisa menghancurkan musuhnya dala...