Part 49
Wanita itu tersenyum manis kepada mereka semua. "Hey.., jangan bertindak gegabah. Keponakanmu masih berada di tanganku." Wanita itu terkekeh geli setelah mengatakan kalimat itu. Ia melihat Kiere menurunkan kembali pistolnya karna perintah Ben.
"Apa mau lo?" Tanya Alvariel dengan dingin.
"Apa mau ku huh? Tentu saja kau harus bercerai dengan istrimu dan menikah denganku."
"Tidak akan pernah." Jawab Alvariel dengan menekan setiap kalimatnya.
"Kau akan menuruti perintahku Gio." Ucap wanita itu dengan yakin sambil mengambil sebuat benda berbentuk seperti remot control.
"Shit! Letakan remot itu!"
"Kau ketakutan Ben? Kau takut putrimu terluka? Tenang saja. Bom ini hanya ku pasang di tubuh putra Gio." Jawab wanita itu dengan tersenyum manis.
"Jangan menguji kesabaranku." Ucap Alvariel dengan menahan amarahnya.
"Gua sama anak ARGON udah nyelamatin Prince. Kita bakalan ke tempat kalian setelah nyelamatin Xiera juga."
Suara di telinga Ben, Alvariel, Richard dan Kiere terdengar. Itu suara Kenan. Artinya Prince dan Xiera bisa akan aman. Mereka hanya perlu mengulur waktu. Untung saja mereka berpencar menjadi 3 bagian. Yang satu menghadapi si penculik, dan dua bagian lagi menyelamatkan Prince dan Xiera.
"Aku tidak menguji kesabaranmu Gio. Aku hanya ingin mendengarkan kau menelepon istrimu dan katakan kau akan bercerai dengan nya."
"Bermimpilah."
"Dan mimpiku akan menjadi kenyataan Gio." Jawab wanita itu.
"Lebih baik kau bertindak cepat Gio. Atau, putri Ben akan kehilangan mahkotanya sama seperti Ibunya yang juga kehilangan mahkotanya karna di perkosa."
"Apa maksudmu sialan!" Bentak Ben dengan marah.
"Ah.. maksudku. Aku sudah menyiapkan pelayanan terbaik untuk putrimu. 2 pria sudah cukup bukan untuk memuaskannya? Atau kurang? Jika kurang aku bisa menambahkan beberapa orang lagi."
Ben bersiap maju untuk membunuh wanita itu. Tapi, tangannya tertahan oleh Alvariel.
"Perintahkan anak buah mu untuk tidak menyentuh Xiera. Akan ku wujudkan permintaanmu." Ben, Richard dan Kiere terkejut mendengar perkataan Alvariel.
"Sungguh? Kalau begitu telepon sekarang." Pinta wanita itu dengan wajah sumringah.
"Tidak sebelum kau menyuruh anak buahmu untuk tidak menyentuh Xiera."
"Baiklah.. baiklah. Akan ku perintahkan mereka agar tidak menyentuh putri Ben. Tapi, jika kau tidak menepati janjimu. Maka, aku akan menyuruh mereka untuk memasuki putri Ben tanpa pemanasan sedikitpun. Aku akan menciptakan ingatan buruk untuk putri Ben. Yang akan membuatnya lebih memilih untuk mati dibandingan hidup."
Ben dan Kiere menahan amarah mereka. Jika mereka berani menyentuh Xiera bahkan menodai Xiera. Sedikitpun, mereka tak akan terampuni.
"Aku sudah menyuruh mereka untuk tidak menyentuh putri Ben lagi. Sebaiknya kau tepati janjimu Gio."
"Bagaimana kami bisa tau kalau putri Ben tidak di sentuh sama sekali oleh orang lo?" Tanya Richard
"Jangan bertingkah denganku! Lebih baik kau menelepon istrimu sekarang Gio."
"Sambungkan teleponmu dengan orang yang bersama Xiera. Baru aku akan menelepon istriku."
"Tidak." Tolak wanita itu
"Itu artinya kau berbohong." Wanita itu menatap Alvariel dengan kesal. "Aku tidak berbohong!"
"Hallo bos. Ada perintah apa lagi? Apa kami sudah boleh menikmati tubuh gadis ini? Dia benar-benar sangat menggiurkan. Bahkan kulitnya sangat lembut dan halus."
Klik.
Wanita itu menutup sepihak teleponnya. "Sudah dengar kan? Mereka masih menunggu perintahku."
Ben, Alvariel, Richard dan Kiere hanya diam mendengar perkataan wanita itu. Itu artinya Federick, Kenan dan anak ARGON lainnya belum menemukan tempat Xiera di sekap. Mereka harus mengulur waktu sedikit lama lagi.
"Baik. Akan ku tepati ucapanku."
Alvariel mengambil handponenya dan menelepon Alinka.
"Hallo.." jawab Alinka di sebrang sana.
"Speaker. Aku ingin mendengar secara langsung." Pinta wanita itu.
Alinka bingung mendengar suara seorang wanita, begitu juga dengan yang lainnya.
"Sayang..." ucap Alvariel yang langsung membuat perempuan itu marah.
"Jangan main-main Gio! Putri Ben masih di tanganku. Kau ingin melihat kehancurannya? Aku bisa memerintahkan mereka untuk memperkosa putri Ben sekarang juga."
Alinka dan yang lainnya terkejut mendengar perkataan wanita itu. Mereka ingin bersuara namun di tahan oleh Farrel.
"Baiklah. Alinka. Dengarkan aku. Aku ingin bercerai denganmu."
Alvariel mematikan teleponnya setelah mengatakan hal itu. Karna itu bertepatan dengan Kenan yang mengatakan bahwa mereka sudah menyelamatkan Xiera.
Wanita itu tersenyum senang. "Sekarang artinya, kamu akan menikah dengan ku."
Alvariel tersenyum sinis. "Menikah denganmu? Mungkin itu mimpi yang bisa kau bayangkan di dalam penjara lagi."
Wanita itu kebingungan dengan perkataan Alvariel.
"Apa maksudmu Gio?"
Brak.
Pintu terbuka dan terlihatlah Kenan, Federick dan inti ARGON masuk bersama dengan Prince dan Xiera.
"T-t-tidak mungkin. Ini tidak mungkin!"
"Kau tamat."
——————————————————————————
⚠️WARNING BAHASA KASAR DAN UMPATAN⚠️
⚠️BUKAN AREA BOCIL⚠️
⚠️WARNING ADEGAN +⚠️——————————————————————————
Okey..
Hallo semuanya..
Maaf udah ngebuat kalian nunggu dengan lama updatean cerita Prince Xaverion ini.Sorbey gak update karna kemarin sakit. Bahkan berat badan Sorbeya aja nurun 2 kg.
Ini aja di paksain utk update karna udah hampir sebulan update an terakhirnya.
Maaf ya udah buat kalian nunggu. Dan terima kasih udah setia nungguin update an cerita sorbey.
Semoga kalian puas dengan part ini meskipun cuma sedikit.
Big love untuk kalian❤
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE XAVERION [END]
Teen FictionSequel Alinka's Story! __________________________________________________________________ Aarav Ace Prince Xaverion. Pria yang memiliki panggilan khusus yaitu 'Prince' memiliki gelar yang berbahaya. Dalam diamnya ia bisa menghancurkan musuhnya dala...