Sequel Alinka's Story!
__________________________________________________________________
Aarav Ace Prince Xaverion. Pria yang memiliki panggilan khusus yaitu 'Prince' memiliki gelar yang berbahaya.
Dalam diamnya ia bisa menghancurkan musuhnya dala...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brak.
Pintu yang dibuka dengan kuat meninmbulkan suara yang di hasilkan sangat besar dan mengejutkan.
Terlihat beberapa orang dengan setelan hitam memasuki panti asuhan atau lebih tepatnya rumah milik Florence.
"Kalian siapa?" Tanya Florence yang langsung melindungi Xiera di belakangnya. Alinka yang peka pun turut menutupi Xiera.
"Stancy Laurentia. Haruskah aku memanggilmu Florence? Dan bukan Stancy?" Tubuh Florence menegang kaku mendengar perkataan salah satu pria itu. Pria yang terlihat lebih mendominasi dan memancarkan aura yang berkharisma.
"Siapa kau?" Tanya Florence kembali setelah menghilangkan rasa terkejutnya.
Pria itu tersenyum tipis dan melihat Xiera yang berusaha di sembunyiakan oleh Florence dan Alinka.
Florence dan Alinka berharap, Prince dan anak-anak panti serta Ben dan yang lainnya segera kembali. Namun, mereka hanya bisa berharap. Karna, Prince dan yanvg lainnya tadi memberi tahu bahwa mereka akan pergi membeli barang yang kurang. Sedangkan, Ben dan yang lainnya? Mereka pergi mengurusi Ibu tiri Ben dan Pitaloka.
"Tidakkah seharusnya kau memberitahuku dimana Kakak ku berada Florence?"
"Kau cukup pintar untuk menebaknya. Sekarang katakan, dimana Kakak ku dan kenapa gadis itu sangat mirip dengan Kakak ku?" Tanya pria itu yang tak lain adalah Kiere Rytyson.
Baru saja Florence ingin mengatakan sesuatu. Tapi, Kiere langsung memotongnya "Dia putri Kakak ku dengan bajingan itu bukan?"
"Papaku bukan bajingan!" Seru Xiera berteriak marah ketika Kiere menjelekan Ben.
"Yah kau benar. Sayang sekali aku tidak punya alasan untuk membunuh Papamu karna dia benar-benar mencintaimu dan Kakakku."
Cukup lama Kiera dan Florence tidak kembali berbicara. Sampai—
"Lakukan seperti perintahku." Setelah mengatakan hal itu, ke dua bawahannya menahan pergerakan Florence dan Alinka. Federick, tangan kanan Kiere langsung menarik Xiera dan menyerahkan Xiera pada Kiere.
"Lepassssss" ujar Xiera memberontak.
"Apa yang kau lakukan! Kenapa kau menyuruh anak buahmu mengikat kami!" Florence berseru marah ketika kedua tangannya di letakan di belakang dan di ikat. Begitu juga hal yang terjadi pada Alinka.
"Fed, bawa keponakannku ke dalam mobil lebih dulu." Federick langsung melaksanakan perintah Kiere. Ia membawa dengan paksa Xiera yang tak ingin mengikutinya.
"Lepass.. Ibu.. Mommy.. lepasin!" Pekik Xiera dengan kencang meronta-ronta agar di lepaskan.
Kiere berjalan mendekat pada Florence setelah Xiera berhasil di bawa pergi oleh Federick. Ia menatap mata Florence cukup lama. "Terima kasih karna sudah mau menolong Kakak ku dan membesarkan keponakan ku. Tapi, aku harus melakukan ini semua. Jangan kacaukan rencanaku. Aku pasti akan kembali menemuimu."