👑 P a r t 0 9 👑
Lelah menangis Xiera tertidur di pelukan Ibu panti. Ibu panti membaringkan Xiera di atas tempat tidurnya. Lalu mengambil sebuah bingkai foto di laci nakasnya. Foto pernikahan Riela sahabatnya.
Ibu panti menghela nafasnya sebelum kembali meletakan bingkai itu di laci nakasnya. Ibu panti meninggalkan Xiera yang tertidur dengan tenang.
Sedangkan, di sekolah tepatnya di SMA XAVERION DREAM. Prince sedang dalam mode tak bisa di ganggu. Kemarin ia tak bisa bertemu dengan Xiera karna adiknya merengek ingin libur dan pergi ke taman bermain. Dan adiknya mengajak seluruh Inti ARGON dan Dragon untuk ikut liburan bersamanya. Dan sekarang Prince tidak bisa bertemu dengan Xiera karna Xiera tidak masuk sekolah.
"Nih, alamat tempat tinggalnya Xiera. Dari pada lo marah-marah gak jelas mending lo samperin Xiera sekarang."
Prince melihat kertas yang berada di tangan Rey.
"Ya gak usah sekarang juga kali. Pas pulang sekolah aja." Saran Damian.
"Gua pergi. Izini gua." Prince mengabaikan perkataan Damian. Ia lebih memilih untuk melihat Xiera sekarang dibandingkan nanti. Prince mengendarai motornya dengan kecepatan penuh menuju panti asuhan dimana Xiera tinggal.
Prince menatap panti asuhan di depannya.
'Lebih mirip rumah biasa di banding panti asuhan' batin Prince.
Prince memasukan motornya dan memakirkannya di depan panti asuhan itu.
Tok tok tok.
Prince mengetuk pintu dengan sopan.
Tak lama kemudian, pintu terbuka "Cari siapa ya?" Tanya Ibu panti.
"Saya cari Xiera." Jawab Prince dengan sopan.
"Oh teman Rara ya? Rara nya lagi tidur. Masuk dulu."
Ibu panti mempersilahkan Prince untuk masuk dan duduk di ruang tamu.
"Ini di minum dulu tehnya. Maaf ya cemilannya cuma ada ini aja."
Prince tersenyum tipis. "Gak papa Bu."
"Kamu temannya Rara ya?" Tanya Ibu panti pada Prince.
Prince menggeleng kecil. "Saya pacarnya Bu."
"Hah? Pacarnya? Kok Rara gak pernah bilang ya ke Ibu kalau dia udah punya pacar?" Ucap Ibu panti dengan terkejut.
"Mungkin karna kita baru pacaran Bu."
"Oalah, nama kamu siapa?"
"Nama saya Prince Bu."
"Wah, Prince berarti kamu pangeran dong hahaha." Ucap Ibu panti dengan bercanda.
"Rara nya lagi tidur, atau mau Ibu banguni? Udah lama juga dia tidur udah 2 jam."
"Gak usah Bu."
"Ya udah, kamu makan sama minum aja dulu ya. Ibu masih mau masak sama beres-beres. Kamu mau tunggu sampe Rara bangun? Eh, kamu gak sekolah?"
"Saya izin Bu soalnya saya khawatir sama Xiera."
Ibu panti tersenyum mendengar penuturan Prince. "Ya udah kalau gitu kamu tunggu di sini aja ya. Ibu mau beres-beres dulu."
Prince menganggukan kepalanya. Ia mengeluarkan handphone nya untuk mengusir rasa bosan.
"Bu.. Ibu. Ibu dimana." Teriakan Xiera dengan suara serak membuat Prince mengalihkan pandangannya. Terlihat Xiera yang memakai seragam sekolahnya. Dengan mata yang bengkak dan sembab.
"K-kamu. Kenapa kamu bisa ada di sini?" Tanya Xiera dengan terkejut.
Prince berjalan mendekat ke tempat Xiera berdiri. Meyentak tangan Xiera agar mendekat dengannya. Prince mengusap lembut mata Xiera yang bengkak. "Kamu habis nangis?"
Xiera memalingkan wajahnya. Ia kembali mengingat perkataan Ibunya. Tanpa Xiera sadari, air mata nya kembali menetes.
Melihat Xiera yang menangis membuat Prince panik dan khawatir. "Kamu kenapa?"
Xiera hanya menggelengkan kepalanya sambil menangis. Dengan lembut, Prince menarik Xiera ke pelukannya. Membiarkan Xiera menangis sampai puas.
Prince membawa Xiera untuk duduk di atas sofa. Mengusap lembut air mata Xiera. "Kenapa hm? Kenapa nangis?"
Xiera hanya menggelengkan kepalanya.
"Kenapa gak sekolah hm?" Xiera hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Prince.
Prince hanya dapat menghela nafasnya dengan pelan. Menarik lembut Xiera ke pelukannya. Mengelus pelan rambut Xiera.
"Prince kamu udah makan? Eh Rara udah bangun?" Xiera langsung mengurai pelukannya dengan Prince ketika mendengar suara Ibu pantinya.
"Gak usah malu-malu gitu sama Ibu. Udah mau jam 10 makan yuk. Kamu juga belum makan tadi pagi. Ajak Prince juga buat makan. Ibu tunggu di ruang makan ya." Ibu panti meninggalkan Prince dan Xiera.
"Kamu belum makan?" Tanya Prince pada Xiera yang di jawab dengan gelengan kepala.
Prince berdiri dari tempat duduknya lalu mengajak Xiera ke ruang makan untuk makan.
"Ini nasinya, lauknya ambil sendiri ya. Makan yang banyak. Ibu mau buat kue dulu."
"Mau makan sendiri atau mau di suap?" Tanya Prince.
"Gak nafsu makan." Jawab Xiera pelan.
Mengabaikan jawaban Xiera. Prince menyuapkan sendok ke arah mulut Xiera. "Buka mulutnya."
Mendengar perkataan Prince yang tak dapat di bantah akhirnya Xiera membuka mulutnya. Xiera makan satu piring bersama dengan Prince. Bahkan minumnya pun segelas berdua. Padahal Ibu panti sudah menyiapkan 2 gelas.
"Kenyang." Ucap Xiera pada Prince, pasalnya Prince terus menyuapinya dengan banyak.
Selesai makan, Prince dan Xiera kembali duduk di ruang tamu. "Kenapa kamu bisa di sini?"
"Kamu gak masuk jadi aku khawatir." Jawaban Prince membuat jantung Xiera berdetak tak karuan.
"Kemarin kamu juga gak masuk? Tapi gak khawatir sama aku?" Tanya Xiera mengabaikan detak jantungnya.
Prince mendengus kesal. "Itu karna adik aku ngerengek sama Daddy buat liburan. Jadi aku terpaksa gak masuk. Kamu gak ada deket sama cowok lain kan?"
Sekarang gantian Xiera yang mendengus kesal mendengar pertanyaan Prince.
"Kamu gak sekolah apa?" Tanya Xiera
"Kamu mau ngalihin pembicaraan?"
"Ck! Aku gak ada deket sama cowok lain. Puas." Ucap Xiera dengan nada jengkel.
"Mau jalan?" Tanya Prince tiba-tiba.
"Gak. Mata aku kek gini." Jawab Xiera ketus.
"Gak mau cerita hm? Kenapa mata kamu sampe bengkak kayak gini?"
Xiera menggelengkan kepalanya. Prince hanya bisa diam dan menunggu sampai Xiera siap dan percaya padanya untuk bercerita.
——————————————————————————
⚠️WARNING BAHASA KASAR DAN UMPATAN⚠️
⚠️BUKAN AREA BOCIL⚠️
⚠️WARNING ADEGAN +⚠️——————————————————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE XAVERION [END]
Roman pour AdolescentsSequel Alinka's Story! __________________________________________________________________ Aarav Ace Prince Xaverion. Pria yang memiliki panggilan khusus yaitu 'Prince' memiliki gelar yang berbahaya. Dalam diamnya ia bisa menghancurkan musuhnya dala...