PRINCE XAVERION 43

2.6K 168 3
                                    

👑P a r t  4 3 👑

Kiere terbangun dari tidurnya. Ia mengamati sekitarnya. Terlihat semua orang tidur dengan pulas. Namun, tidak dengan dirinya. Ia merasa seperti akan terjadi sesuatu.

Kiere mengeluarkan handphonenya dan mengecek sesuatu. Ia berjalan ke dapur dan sekeliling bagian dalam rumah.

Tidak ada yang mencurigakan, namun Kiere tetap waspada.

"Apa yang lo lakuin?" Tanya sesorang yang mengkagetkan Kiere. Hampir saja orang itu terkena pukulan Kiere.

"Kenapa kau bangun?"

"Gua duluan yang nanya ke lo. Lo jawab dulu pertanyaan gua baru gua jawab pertanyaan lo."

Kiere mendengus kesal. "Apa kau tak merasakan ada sesuatu yang akan terjadi? Seperti bahaya yang mengintai"

Orang itu terkekeh geli mendengar perkataan Kiere. "Lo parnoan banget jadi orang. Apa coba yang bakalan terjadi? Bahaya apaan? Masih subuh ini."

Kiere menatap orang itu dengan tajam.

"Lo terlalu lama berkecimpung di dunia gelap. Terlalu sering ngadepin bahaya juga. Itu sebabnya lo selalu waspada dimana pun."

"Ini berbeda." Ucap Kiere pelan.

"Udah deh, mending lo lanjutin aja tidur lo. Gak usah mikir yang aneh-aneh. Gak bakalan terjadi sesuatu kok."

Kiere terdiam sejenak, 'Apa mungkin yang di katakan Ben itu benar? Karna terlalu sering dihadapkan oleh bahaya aku terlalu waspada?'

Karna merasa tak tenang, Kiere memutuskan untuk tidak tidur. Lagipula jam sudah menunjukan pukul 3 pagi. Kiere memainkan handphonenya untuk mengusir rasa bosannya.

Tiba-tiba.....

Prang.

Suara bunyi pecahan kaca itu membuat Kiere berjengit kaget dan waspada. Ia langsung bergegas ke sumber suara. Bukan hanya Kiere saja, tapi para bapak ARGON pun langsung terbangun dan bergegas menyusul Kiere.

"Apa yang terjadi?" Tanya Ben berada di belakang Kiere.

Saat ini mereka tengah berada di dapur. Dan kaca jendela atas dapur pecah berantakan. Kiere langsung membuka pintu dapur yang menuju halaman belakang. Tak ada seorang pun disana.

'Siapa yang melakukan ini semua?' Batin Kiere, ternyata benar firasatnya.

"Gua gak nyangka omongan lo bener." Perkataan Ben membuat mereka semua kecuali Kiere menatap Ben.

"Maksudnya?"

"Gua tadi kebangun, trus ngelihat Kiere yang waspada banget. Pas gua tanya dia bilang kalau dia ngerasain bakalan ada bahaya." Papar Ben.

"Gila gua merinding. Lo indigo ya? Bisa memprediksi masa depan?" Tanya Melvin sambil mengusap lengannya.

"Lebih baik kita bereskan ini. Besok pagi istri-istri kita akan menggunakan dapur ini. Kita harus membersihkannya sekarang. Dan jangan sampai ada pecahan kaca yang tertinggal." Titah Alvariel yang di iyakan oleh semuanya. Mereka membersihkan pecahan kaca itu dan mengepel lantainya. Untuk bingkai jendela yang sudah bolong itu mereka tutupi dengan kardus bekas yang ada di belakang pintu dapur.

"Lo gih naik sana." Suruh Ben pada Melvin.

"Ogah!" Tolak Melvin dengan cepat.

"Gua aja."

Richard menaiki meja makan yang sudah mereka dorong mendekati jendela itu. Ia ingin menempelkan kardus itu, namun pergerakannya tiba-tiba berhenti. Ia segera meloncat turun dan membuka pintu dapur dengan cepat.

"Woi berhenti lo!" Teriak Richard sambil berlari mengerjar bayangan hitam itu. Ben, Melvin, Farrel dan Richard ikut mengejar. Sedangkan Diego, Nakula, Kenan, Alvariel dan Kiere tetap di tempat untuk memastikan orang yang ada di rumah ini aman.

Ben dan yang lainnya mengerjar bayangan hitam itu sampai keluar pagar rumah. Bahkan mereka mengejar tanpa alas kaki. Sekitar sudah berlari 500 meter. Bayangan hitam itu tiba-tiba meghilang bersembunyi dari mereka.

"Cepet banget tuh orang ngilangnya."

"Kita balik dulu. Gak ada gunanya tetep di sini."

Akhirnya mereka kembali ke rumah milik Florence.

Pintu pagar rumah ini sama sekali tidak rusak. Orang yang membobolnya sepertinya sangat ahli. Bahkan, tau bagaimana cara melarikan diri dengan baik.

Mereka menutup pagar itu dan memastikannya kembali bahwa sudah terkunci aman.

"Pintu dapur udah di kunci? Jendela yang pecah itu?" Tanya Ben memastikan.

"Sudah. Sekarang kita cuma bisa nyari tau siapa dalangnya." Ucap Nakula.

Mereka semua menatap Prince dan teman-temannya, Federick dan anak laki-laki panti yang tidak terusik sama sekali dengan keributan yang baru saja terjadi. Mungkin karna insting sebagai seorang suami, ayah dan Paman. Mereka dengan sigap terbangun.

"Kita bahas besok di markas aja. Nanti mereka terganggu. Besok mereka harus sekolah." Saran Farrel yang di setujui oleh mereka.

Besok paginya, semua bangun dan bersiap seperti biasa. Tak ada yang menyadari bahwa jendela dapur sudah pecah dan di tutupi oleh kardus bekas.

"Kalian pagi-pagi gini mau kemana? Kok ngikut siap-siap?" Tanya Alinka mewakili para istri. Setelah semua anak-anak mereka yang sudah sekolah berangkat.

"Kita mau ke markas bentar. Ada yang mau di bahas. Kamu nanti pulangnya di jemput sama Lio ya." Jawab Alvariel sekaligus memberitahu Alinka.

"Kamu nanti ikut sama Lio juga. Gak ada isitilah bawa-bawa mobil sendiri." Ucap Farrel pada Belvia istirnya.

"Yang lainnya, nant kita bakalan suruh orang kepercayaan kita buat jemput kalian di sini."

"Kenapa kalian gak anter kita dulu? Apa yang kalian sembunyiin?" Tanya Gabby dengan nada serius.

Semua pria tak ada yang bisa menjawab pertanyaan Gabby. Mereka tak tau ingin mengatakan apa.

——————————————————————————

⚠️WARNING BAHASA KASAR DAN UMPATAN⚠️
⚠️BUKAN AREA BOCIL⚠️
⚠️WARNING ADEGAN +⚠️

——————————————————————————

Sorbey update nya maybe yg terakhir yaaa di minggu ini. Soalnya, Sorbey lagi menggalau wkwkwk. Demi apa, pen confess gak berani huhuhu.


PRINCE XAVERION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang