👑Part 52👑
Prince datang ke markas dengan amarah yang memuncak. Ia membuka pintu dengan kasar. Membuat orang yang berada di dalam markas berjengit kaget.
“Lo kenapa di sini? Bukannya istirahat di rumah?” Tanya Rey ketika melihat Prince datang ke markas.
Prince tak menjawab pertanyaan Rey, justru ia pergi menuju ruang bawah tanah. Dan membuka pintu nya dengan kasar.
“Keluar.” Titah Prince pada orang-orang yang sedang berjaga.
“Kalian keluarlah. Saya yang akan menemani Prince di sini.” Ucap seorang pria yang baru datang, Kenan.
“Kenapa Paman ke sini?”
“Hanya ingin melihat tawanan.” Jawab Kenan dengan santai.
Prince mengabaikan keberadaan Kenan. Ia berjalan menuju para penculik itu. Prince menatap mereka semua dengan tajam. Jika tatapan mata Prince bisa membunuh. Mungkin para penculik itu sudah mati di tempat karna tatapan Prince.
"Siapa yang memberi kalian hak untuk menyentuh Xiera?" Tanya Prince dengan nada yang terdengar menakutkan.
"KATAKAN SIAPA!" Bentak Prince pada kedua orang yang sudah menyentuh Xiera.
Bugh.
Prince menendang tubuh kedua orang itu dengan sangat kuat dan tidak berperasaan. Kedua orang itu terbatuk dengan kuat akibat tendangan yang di terima mereka.
"Gua gak akan segan-segan buat ngirim kalian ke neraka."
Prince mengeluarkan pisau lipat dari saku jaket nya. Kenan terbelalak terkejut melihat Prince mengeluarkan pisau lipat.
"Apa yang ingi kau lakukan Prince!" Seru Kenan menahan tangan Prince dan mencoba mengambil pisau lipat itu.
"Ini urusan Prince, Paman. Paman jangan ikut campur." Dengan tatapan dingin Prince menatap Kenan.
"Jangan mengotori tanganmu untuk para tikus-tikus ini Prince. Serahkan mereka pada Paman dan yang lainnya."
Kenan tidak ingin Prince menjadi seorang pembunuh. Ia tidak akan membiarkan Prince melakukan apa yang Prince inginkan.
"Lalu Prince hanya akan diam saja ketika tau mereka sudah melecehkan Xiera! Bahkan Xiera sangat takut dengan Prince!" Teriak Prince dengan penuh amarah.
"Paman tau. Paman tau bagaimana perasaan kamu. Kamu bisa melampiaskan amarah kamu, tapi tidak dengan membunuh."
"Xiera pasti tak akan suka jika tau kamu membunuh." Lanjut Kenan
Dengan perlahan Prince melepaskan gengamannya pada pisau lipat yang ia pegang. Kenan langsung mengambil pisau lipat itu dan menyimpannya.
"Apa yang harus Prince lakuin? Xiera bahkan takut bertemu dengan Prince." Tanya Prince dengan bingung dan sedih. Perasaannya benar-benar campur aduk. Antara, amarah, emosi, sedih, khawatir, benci dan dendam. Semua menjadi satu.
"Pulihkan dirimu dan jadi obat buat Xiera. Bukannya kabur diam-diam dan membuat semua orang khawatir." Prince dan Kenan menoleh ke belakang. Terlihat Alvariel datang dengan raut wajah yang khawatir pada Prince.
"Daddy tau kamu pengen ketemu sama Xiera. Kamu pasti akan bertemu dengan Xiera. Tapi bukan sekarang. Xiera masih trauma. Dia tidak bisa bertemu dengan siapapun. Bersyukur Xiera tak menolak kehadiran Florence. Bahkan, Ben sendiri pun juga dapat penolakan dari Xiera." Alvariel mencoba menjelaskan keadaan Xiera pada putranya.
"Tapi Prince khawatir dengan Xiera, Dad." Ucap Prince dengan mata berkaca-kaca menahan tangisnya. Mengingat ketakutan Xiera saat bersentuhan dengannya.
"Xiera butuh waktu. Dia butuh waktu untuk mengatasi rasa takutnya akan traumanya. Yang perlu kamu lakukan hanya bersabar dan mencoba untuk mengembalikan keadaan Xiera seperti semula."
Prince memeluk Alvariel dengan erat. Ia menangis di pelukan Alvariel. Selama 18 tahun ini, baru kali ini Prince menangis di pelukan Daddy nya, kecuali ketika ia masih kecil.
"Kalian pasti bisa melewati rintangan ini." Ucap Alvariel sambil mengelus lembut punggung putra nya. Memberikan kehangatan dan kasih sayang.
👑P R I N C E X A V E R I O N👑
Florence keluar dari kamar Xiera ketika Xiera sudah tenang dan tertidur. Ia berjalan menemui Ben, Kiere dan Fedrick.
"Katakan padaku sekarang, sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Xiera?" Tekan Florence pada ketiganya. Ketiganya hanya diam dan tak menjawab. Mereka bingung ingin mengatakan apa.
"Yere..., kamu gak mau ngasih tau aku? Aku udah kayak orang bodoh yang gak tau anak aku kenapa. Rara ketakutan tapi aku gak tau gimana cara ngatasi ketakutannya. Bahkan aku sendiri juga takut dan khawatir sama keadaan Rara. Kenapa tidak satupun dari kalian bisa menjelaskan apa yang terjadi!" Seru Florence dengan nada tinggi di akhir perkataannya
Kiere menarik lembut tangan Florence dan mendudukan Florence di pangkuannya. Florence memberontak dan mencoba untuk berdiri.
"Aku akan jelaskan. Tetap pada posisi ini dan aku akan menjelaskan smeuanya." Kiere menjelaskan semuanya, tak satu pun terlewatkan dari penjelasan Kiere. Dari kejadian di panti, rencana mereka dan penculikan Xiera dan Prince. Bahkan apa yang terjadi di tempat penculikan itu.
Florence terkejut dan menangis. Ia sekarang tau ketakutan apa yang di rasakan oleh Xiera.
Kiere memeluk Florence dengan erat menyalurkan kekuatan pada Florence. Kiera tau, hati Florence pasti sangat hancur. Ia sudah menganggap Xiera seperti putrinya sendiri.
"K-kenapa itu harus terjadi sama Rara hikss.. kenapa? Apa salah Rara hikss."
Ben, Kiere dan Fedrick hanya bisa terdiam. Mereka juga bahkan tak tau bagaimana cara mengatasi kesedihan mereka atas Xiera. Terlebih lagi Ben yang merasa bahwa ia gagal menjadi seorang ayah. Ia gagal menjaga putrinya.
——————————————————————————
⚠️WARNING BAHASA KASAR DAN UMPATAN⚠️
⚠️BUKAN AREA BOCIL⚠️
⚠️WARNING ADEGAN +⚠️——————————————————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE XAVERION [END]
Teen FictionSequel Alinka's Story! __________________________________________________________________ Aarav Ace Prince Xaverion. Pria yang memiliki panggilan khusus yaitu 'Prince' memiliki gelar yang berbahaya. Dalam diamnya ia bisa menghancurkan musuhnya dala...