PRINCE XAVERION 12

3.8K 235 6
                                    

👑P a r t 1 2👑

Usai menangis dan membersihkan kuburan serta mendoakan Riela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai menangis dan membersihkan kuburan serta mendoakan Riela. Ben dan yang lainnya kembali pulang.

"Ibu" seru anak-anak panti.

"Ibu dari mana? Kak Rara bilang Ibu ada urusan ya tadi? Ibu tau gak? Pacarnya Kak Rara ganteng banget loh Bu. Mana tadi pacarnya Kak Rara beliin kita makanan banyak banget. Itu kita ada pisahin buat Ibu."

"Ibu tadi ada urusan. Kalian udah makan?"

"Udah Bu kan tadi Bio udah bilang kalau pacarnya Kak Rara beliin kita makanan banyak banget."

"Bagus kalau udah makan. Kalian istirahat gih. Tugasnya udah di buat belum?"

"Nanti malam ya Bu. Milla mau keljain pl nya sama Kak Lala. Sekarang Milla mau main boleh ya Bu." Izin gadis kecil berusia 6 tahun.

"Ya udah kalau gitu jangan capek-capek ya."

"Siap Bu. Kita main dulu ya Bu."

"Mereka udah gak ada orang tua lagi?" Tanya Melvin setelah anak-anak itu pergi bermain di luar.

"Seperti yang anda lihat. Mereka di tinggalkan di sini dari mereka kecil. Dan gadis kecil tadi, dia saya temui di bangku taman. Dia di buang oleh orang tua nya."

"Kalian mau minum?" Tanya Florence pada Ben dan yang lainnya.

"Boleh kalau tidak merepotkan." Ujar Diego

Florence berjalan menuju dapur untuk membuatkan mereka minum. Setelah Florence ke dapur, Prince muncul sendirian dari arah dapur.

"Kenapa Paman kesini?" Tanya Prince pada Paman-pamanya.

"Paman Ben abis nangis?" Tanya Prince yang melihat wajah sembab Ben.

"Mana ada." Elak Ben sambil memalingkan wajahnya.

"Eh cil, mana pacar lo? Gak lo kenalin ke kita?" Tanya Melvin mengalihkan pembicaraan.

"Sekali lagi Paman panggil Prince kayak gitu, Prince bakalan kasih tau ke Daddy biar Paman di hajar." Ancam Prince dengan serius.

"Anceman lo gak banget. Mana pacar lo?"

"Lagi bantuin Ibu panti buat minuman." Jawab Prince lalu duduk di samping Diego.

"Prince, kamu beneran serius pacaran sama pacar kamu itu?" Tanya Richard pada Prince yang membuat Prince mendelik kesal.

"Menurut Paman?! Prince gak pernah main-main soal perasaan. Dan Prince gak bakalan lepasin Xiera. Xiera cuma milik Prince selamanya." Perkataan Prince membuat mereka semua tersenyum. Prince persis seperti Alvariel jika sudah jatuh cinta.

"Mommy sama Daddy lo udah tau belum kalau lo pacaran?" Prince menggelengkan kepalanya. "Nanti Prince bakalan bawa Xiera ke rumah. Tapi, Prince harus izin ke Ibu panti dulu."

"Ini minumannya silahkan diminum dan ini cemilannya." Florence membawa nampan berisikan minuman dan cemilan di bantu oleh Xiera.

Kemudian Florence dan Xiera duduk bergabung bersama yang lainnya.

Xiera duduk di samping Florence di sofa yang muat untuk dengan dua orang. Sedangkan, di sebrang mereka ada Ben yang duduk di sofa single. Dan Prince yang duduk berdempetan dengan Paman-pamannya.

"Kamu mau tau bukan Ibu tadi kemana?" Tanya Florence pada Xiera.

"Emangnya Ibu tadi kemana?"

Ben terus menatap wajah Xiera. Wajah Xiera benar-benar duplikat wajah Istrinya, Riela. Hanya saja warna mata dan hidungnya yang mirip dengan Ben.

"Ibu tadi ke tempat Mama kamu."

"Kenapa Ibu gak ajak Rara?" Tanya Xiera yang terkejut mendengar perkataan Ibunya.

"Karna kamu belum tau semua ceritanya. Dan kamu masih belum tau siapa Papa kamu. Tunggu sebentar Ibu mau ngambil sesuatu." Florence meninggalkan mereka sebentar lalu kembali dengan membawa sebuah bingkai foto dan amplop.

"Ini." Ucap Florence menyerahkan sebuah bingkai foto ke Xiera.

"Ini siapa? Kenapa wajahnya mirip sama Rara Bu?" Tanya Xiera

"Menurut kamu?"

"Ini Mama Rara?" Bisik Xiera bertanya dengan pelan.

"Hm. Ini Mama kamu, Riela. Cantiknya sama kayak kamu bukan." Xiera menganggukan kepalanya dan terus menatap wajah Mama nya.

"Ini yang di sebelah Mama?" Pertnyaan Xiera terhenti lalu menatap ke orang yang ada di depan nya.

"K-kenapa wajah Paman itu mirip dengan orang yang ada di samping Mama Bu?"

"Pria yang ada di sebelah Mama kamu itu Papa kamu. Orang yang sama yang ada di hadapan kamu sekarang."

Xiera menatap Ibu panti nya dengan tak percaya. "Papa kamu datang buat cari kamu. Selama ini, Papa kamu udah nyari kamu kemana-mana. Dan sekarang takdir yang bawa Papa kamu buat ketemu dengan kamu."

Prince yang mendengar perkataan Ibu panti itu terkejut.

Xiera anak Paman Ben? Batin Prince terkejut.

"I-ibu pasti bohong kan?" Tanya Xiera dengan air mata yang sudah mengalir mebasahi wajahnya.

"Ibu gak bohong. Itu Papa kamu. Kamu gak mau peluk Papa kamu?"

"Hiks Ibu bohong." Xiera terus menangis membuat Ben akhirnya berdiri dan memeluk putrinya.

"S-sayang ini Papa, nak. Maafin Papa yang baru bisa nemuin kamu sekarang." Ucap Ben dengan nada seraknya.

"P-papa hiks Papa." Xiera menangis sambil memeluk erat Ben.

"Ini Papa nak. Ini Papa."

Ben terus memeluk erat tubuh putrinya memberikan pelukan hangat yang tak tersampaikan selama hampir 18 tahun.

"Gak nyangka gua akhirnya Ben nemuin Istri dan anaknya. Meskipun Istrinya udah gak ada tapi Ben masih punya anaknya." Ucap Melvin yang menatap Ben dan Xiera.

"Gua juga gak nyangka kalau lo bakalan nangis buat Ben." Perkataan Diego membuat Melvin menghapus air matanya.

"Gua gak ada nangis ya!" Sangkal Melvin.

Richard dan Diego hanya bisa terkekeh geli.

——————————————————————————

⚠️WARNING BAHASA KASAR DAN UMPATAN⚠️
⚠️BUKAN AREA BOCIL⚠️
⚠️WARNING ADEGAN +⚠️

——————————————————————————

PRINCE XAVERION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang