PART 19

1.4K 89 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya, bantu follow juga....





"Aku akan memastikan kamu aman, kapanpun dan dimanapun kamu berada"



~~~~


Setelah tadi mereka lama menunggu, Bara dan Raffi datang membawa pesanan anak - anak The Devils Ride.

Di sambut meriah oleh mereka. Akhirnya pesanan mereka datang juga setelah menunggu satu abad.

Sangat lebay bukan? Biarkan lah jangan uruskan mereka.

"Lama banget Bar. Lu beli makanan apa antri sembako? Lama bener?"

"Lu beli makanannya di sabang ya?"

"Lama banget lu udah cacingan nih gue."

"Lah lu mah emang cacingan."

"Sembarangan."

"Kan fakta Van ."

"Gue serepet juga lu."

"Bangsul"

"Wiiiih enak syekaliiiii leeeee" tutur Damar dengan mencium aroma steak yang tadi ia pesan pada Bara.

"Jadi juga gue kayak orang kaya."

"Iya kayak orang utan Mar."

"Syirik itu perbuatan Syaiton."

"Iya kan elu syaiton nya." Tunjuk Levi pada Damar.

"Kampret."

"Kasiaannnn kena roasting" ledek Liam.

"Diem ya lu bahlul, gue tempeleng juga lu." Damar mengambil piring nya lalu ingin melayangkan pada Liam.

"Diem! Duduk!" Titah Riri dari luar menghampiri mereka.

Mereka sontak diam dan duduk, ada yang duduk di karpet, dan ada juga yang di sofa.

Riri duduk di antara mereka. "Nih Ra." Ujar Bara memberikan Black Card milik Riri.

"Ambil aja, buat kalian makan." Riri berujar dengan wajah datar.

Namun ucapan Riri justru membuat seluruh manusia di ruangan itu bersorak heboh. Tanda nya mereka bisa makan enak setiap hari.

"Lo serius Ra?" Tanya Raffi pada Riri.

Ia memang tau Riri dari keluarga berada. Tapi apa ini tidak berlebihan? Setelah memberikan mereka tempat tinggal dan fasilitas yang mewah. Sangat amat mewah bahkan.

Riri selalu membayar dan mengurus sebuah kebutuhan mereka. Sebagai balasannya. Mereka bekerja di salah satu perusahaan yang memang Riri khususkan untuk anak - anak The Devil's Ride.

Riri mengangguk tanda mengiyakan. Bara pun memasukkan Black Card Riri ke dalam dompetnya.

"Kalo kalian butuh apa - apa, bisa bilang ke gue." Tutur Bara pada yang lain nya.

"Siap pak babu."

"Anjir pak babu." Gelak tawa dari mereka semua terdengar. Bara memang identik sering di sebut babu.

Karena hanya dirinya yang sering di suruh oleh Riri.

"Babu - babu gini juga cakep."

"Hilih, babu mah babu aja Bar."

"Ya elah, iri mah iri aja Mar."

"Ngapain gue iri sama babu."

"Karena gue bisa lebih deket sama Ara." Bara menjulurkan lidah nya guna meledek Damar.

Hay, Waketos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang