PART 24

1.1K 71 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya, bantu follow juga....


1 vote kalian sangat berharga buat aku, makasih buat yang udah nyempatin baca cerita aku semoga sukaaa❤❤❤

"Dipercayai oleh banyak orang bukanlah hal yang mudah"

~~~~

Saat masuk ke dalam kelas. Riri dan Lia disambut meriah oleh teman sekelasnya. Membuat Riri merasa tidak nyaman.

Ia pergi ke kursinya bersama Lia lalu duduk tanpa memerhatikan sekitarnya. Tatapan datar itu masih berada di dalam wajah Cantik Riri.

Akhirnya guru pelajaran terakhir masuk. Mereka memulai pembelajaran yang di awali dengan sebuah materi dan dilanjut dengan kuis.

Bell pulang telah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Lia, Mytha, Yani dan Anita sudah pulang lebih dulu.

Sedangkan Riri masih berada di kelas dengan Adan. Ntahlah laki - laki itu. Riri juga tak peduli.

Riri berjalan keluar kelas meninggalkan Adan sendiri. Ia melewati koridor yang sudah sepi karena hampir semua murid sudah pulang.

Riri sampai di depan ruangan khusus keluarga Anderson. Ia membuka pintu ruangan itu.

Hal yang pertama Riri liat adalah Bhalendra yang duduk di meja kerjanya. Menatap layar laptop dengan fokus sampai tak menyadari kehadiran dirinya.

Riri berjalan kearah Bhalendra. Merasa ada seseorang. Bhalendra menoleh, ia melihat sang anak berdiri di sebelahnya.

"Belum pulang sayang?"

"Pulang bareng papah."

Bhalendra bangun dari duduknya. Merangkul Riri menuju sofa di ruangan itu.

"Sini dulu." Riri menurut ia duduk di sebelah papahnya.

Bhalendra memejamkan matanya. Ia merasa lelah. Ternyata urusan di sekolah ini sangat banyak. Tak kalah banyak dengan pekerjaan di kantornya.

"Pah" panggil Riri melihat sang ayah memejamkan matanya.

"Hm." Bhalendra hanya berdeham tanpa membuka matanya.

"Riri gak mau jadi Waketos." Bhalendra membuka matanya. Ia menatap dalam mata sang putri.

"Kenapa?"

"Berat buat Riri pah."

"Kamu bisa sayang." Bhalendra mengelus surai rambut indah milik Riri dengan lembut.

"Papah yakin, anak papah yang satu ini itu hebat."

"Jadi, papah harap Riri bisa jalanin amanah yang papah dan pihak sekolah berikan kepada Riri. Dan tidak mengecewakan kami." Lanjut Bhalendra, ia tersenyum lembut.

Melihat senyuman yang Bhalendra berikan kepadanya. Membuat Riri tak bisa mengelak. Terlebih lagi saat melihat mata sang ayah yang menatap dirinya penuh harapan.

Riri mengangguk. Ia menghela nafasnya. Sebesar apapun dirinya menolak, akan tetap kalah.

Bhalendra semakin melebarkan senyumannya. Ia menarik tubuh sang putri untuk ia peluk.

Wanita ketiga yang dirinya cintai setelah, Fiona Grace Anderson. Ibu kandungnya, dan Renata Karina Anderson. Istrinya.

Bhalendra mencium kening anaknya. Memejamkan matanya. Anak semata wayangnya, harapan keluarganya.

Bhalendra melepaskan pelukannya. Ia menatap sang anak, kemudian menatap meja kerjanya yang dipenuhi oleh tumpukkan berkas - berkas.

"Kenapa?" Tanya Riri melihat perubahan dari wajah papahnya.

Hay, Waketos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang