PART 45

968 54 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya, bantu follow juga....

1 vote kalian sangat berharga buat aku, makasih buat yang udah nyempetin baca cerita aku.... semoga sukaaaa❤❤❤





~~~~

"Kalian mau pulang sekarang?" Tanya Bara kepada Riri dan Mytha. Pasalnya ini baru jam setengah 8 malam. Tumben sekali pikirnya.

"Hm." Riri dan Mytha memarkirkan motornya.

"Duluan." Riri menjalankan motornya terlebih dahulu dibandingkan Mytha. Setelahnya Mytha menyusul.

Di tengah perjalanan Mytha dan Riri dihadang oleh geng motor Red Ranger. Riri dan Mytha turun dari motornya menghampiri ketua dari geng motor tersebut, Satria.

Mytha menaikkan sebelah alisnya. Satria tersenyum kearah Mytha, sang pujaan hatinya.

"Gak akan macem - macem kok sama kalian, paling cuma satu macem aja. Ya gak?" Tanya Satria kepada teman - temannya.

"Betul pak bos." Sahut anak buah Satria.

"Mau lo apa si?"

"Mau lo." Sahut Satria kepada Mytha.

Satria melangkahkan kakinya mendekati Riri dan Mytha. Riri dan Mytha berjaga - jaga, Satria adalah orang yang licik.

"Kenapa gitu si ekspresinya?" Ujar Satria dengan smirk dibibirnya.

Riri dan Mytha menatap tajam ke arah Satria, Satria tersenyum lalu menyerang Riri secara tiba - tiba. Riri segera menghindar dari serangan Satria, Satria tersenyum sinis ke arah Riri.

"SERANGGGG!!!" Teriak Satria, ketiga anak buahnya segera berlari menyerang antara Riri dan Mytha.

Mytha melawan Satria dan salah satu anak buah Satria, Ardi. Sedangkan Riri melawan kedua anak buah Satria. Alby dan Eric.

Satria mencoba menendang kaki Mytha, namun Mytha segera menghindar lalu menginjak tulang kering Satria dengan keras. Membuat Satria meringis kesakitan.

"LEPASSS!!!" Teriak Satria karena merasakan sakit yang sangat amat pada bagian kakinya.

Setelah anak buah Satria berhasil dikalahkan oleh Riri. Mytha melepaskan pijakan kakinya dari kaki Satria, lalu ia mengkode Riri untuk segera pergi.

Riri dan Mytha menjalankan motornya meninggalkan Satria dan teman - teman Satria yang kesakitan.

"Awas kalian."




xxxx




Di rumah Riri sudah ada Kinaan, Bhalendra yang mengundangnya. Kinaan sudah menunggu Riri sekitar 2 jam. Waktu sudah menunjukkan jam 9 malam, namun belum ada tanda - tanda kepulangan dari Riri. Hal itu membuat Kinaan khawatir, tak hanya Kinaan, Bhalendra dan Renata pun sama. Tetapi tak ada yang mereka lakukan selain menunggu Riri pulang.

"Diminum aja dulu tehnya, mungkin Riri masih di jalan nak Kinaan." Ujar Renata, Kinaan tersenyum tipis.

"Iya tante, terima kasih atas jamuannya." Ujar Kinaan, Bhalendra dan Renata saling menatap, dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maaf ya Kinaan kamu jadi harus nunggu Riri lama." Ujar Bhalendra tidak enak hati.

"Gak apa - apa om, oh iya saya mau tanya boleh?" Tanya Kinaan.

"Boleh, mau tanya apa?"

"Maaf sebelumnya, apakah Riri sudah biasa pulang malam seperti ini?" Belum sempat menjawab, suara motor di depan mengalihkan pandangan mereka. Mereka yakin bahwa itu Riri.

Hay, Waketos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang