PART 50

1.3K 74 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya, bantu follow juga....

1 vote kalian sangat berharga buat aku, makasih buat yang udah nyempetin baca cerita aku.... semoga sukaaaa❤❤❤

Part yang ditunggu - tunggu ygy...





~~~~

"Kinaan, ini dokternya udah sampai." Ujar Rissa membuka pintu, masuk bersama dokter Ari. Melihat ada dokter yang akan memeriksa Kinaan, Riri hendak bangun namun tangannya digenggam erat oleh Kinaan. Seolah ia tak boleh pergi kemanapun.

"Lepas dulu" bisik Riri baik - baik ke Kinaan. Karna menghadapi Kinaan saat ini harus sabar dan lemah lembut.

"Nggak, Riri disini aja, biarin dokternya periksa." Ujar Kinaan sembari menggelengkan kepalanya dan mengeratkan pegangan tangannya pada Riri.

"Kinaan lepas dulu ya, dokternya mau periksa." Bujuk Rissa. Kinaan masih menggeleng enggan.

"Lepas dulu ya gak sampe 5 menit." Ujar dokter Ari. Kinaan ingin menolak namun ia melihat Riri yang menatapnya tajam, hal itu membuat Kinaan takut. Akhirnya dengan rasa yang amat sangat terpaksa ia melepaskan pegangannya, Riri segera bangkit lalu berdiri di sebelah Rissa.

Dokter Ari mulai memeriksa Kinaan menggunakan stetoskop, lalu memeriksa tekanan darah Kinaan menggunakan tensimeter. Dan yang terakhir mengecek suhu tubuh Kinaan yang mencapai 39.5, dan itu termasuk demam tinggi.

"Bagian perut sininya sakit?"

"Ya"

"Sakit dari sini kesini?"

"Ya"

"Mual gak"

"Ya"

"Pusing?"

"Hm." Ujar Kinaan dengan malas, lama sekali periksanya.

"Nyesek gak?"

"Iya, udah belum sih lama banget." Ujar Kinaan dengan ketus. Rissa merasa malu, anaknya yang berbicara kasar seperti itu pada dokter Ari. Ia merasa tak enak kepada dokter Ari.

"Iya sudah." Dokter Ari segera merapihkan alat - alat kesehatan yang tadi ia bawa dari rumah sakit.

"Jadi anak saya sakit apa dok?" Tanya Rissa.

"Asam lambungnya naik bu. Dan penyebab asam lambung naik adalah makan yang tidak teratur, banyak pikiran, begadang, makan makanan pedas, asam dan lain sebagainya." Jelas dokter Ari. Rissa mengangguk paham.

"Kalo begitu saya pamit ya. Ini obatnya tolong tebus di apotek" ujar dokter Ari menyerahkan kertas resep dokter.

"Baik dok. Terima kasih."

"Sama - sama, saya pamit, nak Kinaan jam makannya yang teratur, jangan banyak pikiran apalagi sampe begadang ya."

"Hm."

"Permisi." Rissa mengantarkan dokter Ari ke depan. Lalu ia menyuruh Aditya untuk menebus obat Kinaan, tadinya ia ingin menyuruh Daffa, tapi ternyata Daffa sudah pulang.

Hay, Waketos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang