35. Cry For Baby

30.7K 2.4K 344
                                    

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YAA!

ig: @alfinaaadama_
@matcharubyca
@selatan1230

||||

Setelah insiden kehilangan itu, Matcha jadi lebih banyak diam dan mengabaikan Selatan. Sedang Selatan menjadi banyak melamun dan selalu terbangun tengah malam karena teringat calon anaknya.

Ada rasa menyesal yang membuat dadanya sesak. Selatan sadar jika ia adalah penyebab anaknya pergi.

Malam ini sedang turun hujan, Selatan terbangun lagi akibat mimpi buruk. Cowok itu melirik Matcha yang tidur sembari memunggunginya. Sebenarnya Selatan ingin hubungannya dengan Matcha baik-baik saja, tetapi gadis itu selalu menghindar dan bersikap cuek.

Selatan tahu bahwa dia sudah sangat keterlaluan, bahkan mungkin sudah tidak pantas lagi bersanding dengan Matcha. Tetapi bolehkah Selatan egois? Dia masih ingin mempertahankan gadis pujaannya.

Setelah beberapa menit menghabiskan waktu untuk merenung, Selatan memilih untuk merebahkan tubuhnya lagi. Dia memeluk Matcha dengan erat dari belakang meski pikirannya berkelana jauh.

Andai saja dia tidak gampang tersinggung, andai saja dia mengerti karakter Matcha, dan andai saja dia tidak mendorong gadis ini ... Bayinya pasti masih ada. Mereka masih akan menunggu anak itu lahir ke dunia.

"I'm sorry for hurting you so much. Sakit Ca ... Rasanya sesek," gumam Selatan sembari mempererat pelukannya.

Cowok itu membenamkan wajahnya ke tengkuk Matcha, tak lama tangisan lirihnya terdengar. Selatan tidak bisa menahannya lagi.

"Kamu gak pantes alamin ini semua, tapi aku gak mau lepasin kamu. Takut Ca, aku bener-bener jahat."

Cowok itu benar-benar melepas rasa gundah yang dialaminya malam ini. Dia menangisi semua yang telah terjadi sembari memeluk Matcha.

"It's all my fault, Ca. Terlalu banyak andai di kepala aku dan itu semua bikin aku ngerasa bersalah. Aku harus gimana? Aku harus apa, Ca?"

Perlahan mata Matcha terbuka, tetapi dia tidak bergerak sama sekali karena setia mendengarkan semua keluh kesah Selatan. Tanpa sadar tangannya meremas guling saat mendengar suara tangis Selatan yang lirih namun menyayat hati.

"Aku nyesel Ca, aku nyesel nyakitin kamu sampai segini parahnya. Aku nyesel karena anak kita pergi gitu aja sebelum lahir ke dunia. Aku pembunuh, aku bunuh anak aku sendiri."

Tanpa bersuara, Matcha balik badan. Dia membawa Selatan ke pelukannya dan membiarkan tangis cowok itu semakin pecah. Mata Matcha terpejam, menahan diri untuk tidak menghancurkan tembok yang ia bangun sedari dulu.

Meski ia berlagak baik-baik saja atas semua yang telah terjadi, tetap saja Matcha ini adalah perempuan yang hatinya sensitif dan mudah rapuh. Bisa saja sebanarnya dia ikut menangis bersama Selatan, menyesali perbuatan mereka yang berimbas kepada kandungan Matcha. Tetapi karena ini adalah seorang Matcha, gadis itu tidak akan menangis dan memilih untuk terlihat tegar di mata semua orang.

"I killed the baby..." Selatan berkata dengan nada penuh penyesalan.

Matcha hanya bisa memeluk Selatan dalam diam. Dia tidak berbicara sama sekali, tetapi tangannya mengelus pelan rambut cowok itu.

Setelah menghela napas dan memikirkan semuanya, Matcha mengucapkan satu kalimat yang berhasil membuat Selatan terpaku.

"Hubungan kita gak akan pernah bisa berakhir bahagia, kamu harus sadar sama hal itu. Kita juga udah banyak nyakitin satu sama lain, jadi lebih baik kita akhirin aja sampai di sini."

TOXIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang