VOTE SAMA KOMEN YAA!
||||
Biasanya pagi-pagi begini Matcha sudah siap dengan seragam sekolahnya, tetapi kali ini berbeda karena yang dilakukan Matcha hanya rebahan. Dia sesekali melirik ke arah Selatan yang baru keluar dari kamar mandi yang memang kebetulan tersedia di dalam kos, bukan di luar.
Cowok itu akan berangkat sekolah, sedangkan Matcha ... sudah putus sekolah.
Memang pihak wanita yang selalu dirugikan dalam hal apapun.
"Gue pengen seblak Teh Sopi," kata Matcha secara tiba-tiba.
Selatan yang semula tengah memakai seragam pun langsung menatap ke arah Matcha. "Nanti pulangnya gue bawain."
"Emang ada duit?"
Selatan mendelikkan matanya. "Ya punya lah, kalau cuma buat beli seblak."
Uang hasil menabung sedari kelas 10 masih ada, meski tak seberapa karena sebelum menikah– Selatan selalu mengambil uangnya untuk jajan. Jadi jika Matcha ingin seblak, Selatan masih mampu untuk membeli makanan tersebut.
"Gue juga pengen Xi Fu Tang."
Selatan mendekati Matcha, dia mengambil posisi di atas Matcha hingga membuat gadis itu berusaha untuk mendorong tubuhnya agar menyingkir.
"Cium gue dulu baru nanti gue beliin," ujarnya dengan nada rendah yang membuat suaranya jadi jauh lebih berat.
Matcha diam, wajahnya datar dan matanya menatap lekat mata Selatan. Jarak wajah mereka sangat dekat sekarang.
"Oke, tapi lo harus tutup mata."
Dengan menurut mata Selatan langsung menutup, dia senyam-senyum sendiri karena akan dicium Matcha.
1 detik...
2 detik...
Dan,
PLAK!
"AW... SAKIT ANJIR!" Selatan teriak sembari menyingkir dari atas tubuh Matcha.
Sepertinya Matcha sudah tidak waras karena telah menampar pipinya, tak lupa menendang aset miliknya hingga terasa ngilu.
"Lo pikir gue semurah harga seblak sama Xi Fu Tang apa?!"
"Sakit, Ca!"
Matcha mendengkus sambil memperbaiki posisinya menjadi duduk. Mata gadis itu menatap sinis Selatan yang memegangi pangkal paha, cowok itu juga terus meringis karena masih kesakitan.
"Gak mau gue cium lo. Gak sudi. Lagian perhitungan banget timbang beliin seblak sama boba doang, pake minta dicium segala. Bibir gue itu mahal!" cerocos Matcha yang diabaikan Selatan.
Bisa-bisanya gadis itu malah mengomel panjang lebar sedang suaminya kesakitan. Sepertinya akhlak Matcha sudah tidak ada.
"Lo abis tendang burung gue, sialan. Sakit Ca, ngilu!"
"Yaelah ntar juga sembuh. Lemah banget burung lo."
"Gue bales remes gunung kembar lo mau hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...