43. Girl Boss

25.3K 2.5K 216
                                    

VOTE + KOMEN!

||||

Pemandangan kota di malam hari menjadi sesuatu yang Matcha sukai selama ini. Matcha menyesap wine miliknya, sedang mata tajam itu menatap langit malam bertaburan bintang lewat jendela besar yang berada di ruangannya. Ruang kerjanya berada di lantai paling atas gedung ini.

Lima tahun sudah berlalu dan kini Matcha sudah resmi menjadi CEO dari BG. Ent yang memang sudah seharusnya dipegang oleh Matcha. Masa kepemimpinannya belum lama, tetapi banyak perubahan yang terjadi dan itu membuat perusahaan ini jauh lebih sukses dari sebelum-sebelumnya.

Selain memegang BG. Ent dia juga menjadi produser film dan memegang beberapa restaurant milik Vanilla, meski restaurant itu diurus oleh orang kepercayaannya karena Matcha lebih fokus mengurus perusahaan ini.

"Acara sampah," ucapnya secara tiba-tiba ketika melihat acara di televisi miliknya yang menampilkan acara membosankan juga tidak berguna.

Perempuan berusia 23 tahun itu mengambil ponsel khusus kerja, dia menghubungi sekretarisnya yang sudah pulang duluan karena memang ini bukan jam kerja.

"Halo, selamat malam Ibu. Ada apa, ya?" Suara khas orang bangun tidur menyapa indra pendengaran Matcha.

Matcha meneguk wine sampai habis sebelum berbicara kepada Xia. "Besok jadwalkan meeting sama tim kreatif, ya."

"Baik, Bu. Besok akan saya jadwalkan."

Matcha berdehem pelan sebelum menutup sambungannya. Dia melirik jam sebelum memutuskan untuk beranjak dari kursi kebesarannya karena harus pulang.

Kantor sudah sepi, bahkan beberapa lampu sudah padam. Matcha berjalan di lorong untuk ke lift dan turun, supirnya pasti sudah menunggu lama di coffee shop.

Setelah turun dan menghubungi supir pribadinya untuk segera menghampirinya yang sudah menunggu di samping mobil, akhirnya sang supir pun datang. Matcha memang memutuskan untuk merekrut satu supir karena sedang malas mengendarai mobil, apalagi dia sering pulang larut malam.

"Mbak kalau ngantuk tidur aja, nanti saya bangunin kalau sudah sampai rumah."

Matcha melirik sekilas ke depan, sebelum dia memainkan ponselnya lagi karena sedang membaca artikel mengenai media hiburan miliknya.

"Lagi gak ngantuk. Oh ya, besok datang pagi ya karena saya harus ke Bekasi buat meeting."

"Baik, Mbak."

Supir Matcha yang bernama Aaron itu mengangguk.

Matcha kembali fokus membaca artikel, namun kali ini artikelnya berisi tentang seseorang yang sangat ia rindukan. Selatan, laki-laki itu mulai muncul dan jadi perbincangan kalangan muda karena ketampanan juga kesuksesannya.

Sejak dari pemakaman itu, Matcha benar-benar tidak bertemu Selatan lagi. Terakhir berkabar pun tiga tahun yang lalu lewat media sosial dan akun second masing-masing. Saat itu Selatan sudah mempunyai showroom mobil dan motor yang diberi nama Selamat alias Selatan Matcha. Lucu bukan?

Dari artikel itu Matcha tahu perjalanan karir Selatan meski tidak rinci. Selain mempunyai showroom, Selatan juga bekerja sebagai model pakaian dan dinaungi oleh agensi besar. Nama dia melambung tinggi ketika bermain film barat, entah bagaimana perjuangannya sampai nyasar ke sana. Ah, dari situ muncul berita kalau Selatan mempunyai bisnis event organizer dan selalu mendapatkan proyek besar. Selatan mencapai semua itu dalam waktu singkat, hanya perlu lima tahun.

Tetapi sepertinya itu semua belum cukup karena syaratnya adalah Selatan harus melebihi Adriguel. Bisnis Selatan belum ada setengah penghasilan Papa pertahun.

TOXIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang