follow ig Selatan sama Matcha yuk!
@s_atan69
@matcharubyca
@alfinaaadama_|||
Sagar saja sudah cukup untuk Matcha sekarang. Dia tidak membutuhkan siapapun lagi karena dengan Sagar saja hidupnya masih bisa berjalan lancar. Anak itu mampu membuat Matcha semangat dengan segala celotehan tak jelasnya, senyum dan tawa Sagar mampu membuat Matcha lupa kalau dia pernah berada dititik terendah.
Usia Sagar sudah satu tahun lebih tiga bulan, bayi itu menunjukkan perkembangannya yang sangat pesat. Sagar sudah aktif ke sana ke mari, merespon jika ada yang memanggil namanya, bisa menggunakan sendok saat makan, dan meniru Matcha yang sering mengajaknya bercanda.
"Hai, Bion."
Matcha mendongak untuk melihat siapa yang baru saja menyapa anaknya, raut wajah Matcha langsung terlihat tertegun ketika Adinata kini berjongkok dihadapan Sagar yang menatapnya dengan pandangan bingung.
"Bibi..."
Senyum Adinata mengembang saat mendengar suara kecil Sagar. "Lupa ya sama Om?"
Sagar terdiam, menatap wajah Adinata dengan mata membulat. Dia seperti mencoba untuk mengingat, tetapi karena tidak mengingat apapun Sagar langsung berjalan tertatih untuk ke pangkuan Matcha yang masih diam ditempat.
"Nda, no..."
"Kenapa, Sayang?" tanya Matcha, dia menunduk untuk melihat wajah Sagar.
Kepala Sagar menggeleng pelan, dia memainkan jari-jarinya dan itu membuat Matcha tersenyum gemas.
"Itu bawa apa?" Matcha beralih menanyakan kantong besar yang dibawa oleh Adinata.
"Mainan buat Bion, itung-itung hadiah ulang tahunnya karena aku gak sempet datang waktu itu."
Matcha hanya ber'oh ria, dia tidak berbicara apapun lagi dan memilih untuk mengelus rambut Sagar.
Adinata gencar mengejarnya dan berusaha meyakinkan Matcha selama ini, tetapi tidak tahu kenapa Matcha sama sekali tidak bisa membuka hatinya. Matcha kira Adinata akan berhenti sampai di situ karena lelah terus-terusan diabaikan, tetapi rupanya lelaki itu tidak pantang menyerah. Bahkan dia terang-terangan memperlihatkan rasa kepeduliannya terhadap Sagar.
"Bion," panggil Adinata.
"Yaa?"
Adinata memperlihatkan berbagai macam alat permainan yang bisa melatih motorik halus Sagar.
"Om bawa banyak mainin nih buat Bion. Mau?"
"Uuu."
Adinata terkekeh pelan, apalagi saat Sagar turun dari pangkuan Matcha untuk duduk didepan macam permainan yang sudah dikeluarkan Adinata dalam kantong.
"Makasih Om," ucap Matcha yang mewakilkan Sagar.
"Boleh aku ajak kalian ke pantai?"
Matcha diam, menatap Adinata dengan pandangan tak nyaman. Pria itu semakin berharap dan Matcha tidak bisa untuk lebih jauh.
"Adi, kayaknya aku–"
"Cuma ke pantai, gak ada maksud lain selain pengen ngajak main Bion."
Matcha pun menganggukkan kepala sementara Adinata kini tersenyum senang. Dia semakin semangat untuk mengajak Sagar bicara dan melempar bola plastik ke berbagai arah.
Selagi Sagar bermain, Matcha hanya bisa diam dan mengawasi. Senyum tipisnya terlihat saat tawa Sagar terdengar ketika berhasil melempar bola plastik meski jarak lemparnya tidak jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...