ig: @matcharubyca
@selatan1230||||
Matcha terbangun dari tidur nyenyaknya karena Selatan terus mengganggu dengan cara mencium tengkuk bahkan seluruh wajah Matcha. Tangan nakal Selatan yang tidak bisa diam membuat Matcha mau tak mau membuka matanya dengan sempurna.
"Tangannya bisa diem gak? Aku lagi tidur!" ucapnya dengan suara serak.
"Kamu tetep tidur aja," gumam Selatan sambil mengelus anak rambut Matcha yang menghalangi sebagian wajah gadis itu.
Matcha mendengkus pelan. Mana bisa ia tetap tidur di saat kelakuan Selatan membuatnya terganggu.
"Mau apa?" tanya Matcha to the point.
"Mau kamu."
Matcha mengernyitkan kening. Dia membalikkan tubuh agar bisa berhadapan dengan Selatan yang kini menatapnya dengan sayu.
"Sekarang?" tanya Matcha.
Selatan berdecak, memutar matanya dengan tak habis pikir. "Tahun depan, By."
"Oh, yaudah."
Suara gusar Selatan membuat Matcha terkekeh pelan. Dia mengusap pipi cowok itu sampai membuat mata Selatan terpejam sekilas.
"Mau sekarang, bukan tahun depan. Ngeselin banget," kata Selatan sembari menatap Matcha dengan bibir yang sedikit mengerucut.
"Ya kamu bilangnya tahun depan, aku gak salah dong."
Tangan Selatan mencubit pipi Matcha yang sekarang sedikit berisi, tidak seperti kemarin-kemarin saat ia tinggal.
"Ayo, Ca. Lagi pengen soalnya." Selatan mengajak.
Agar Matcha mau, terlebih dahulu Selatan memberikan beberapa pancingan. Dia mengecup leher Matcha dan bermain di sana hingga Matcha menahan lenguhannya. Salah satu tangan Selatan juga tidak tinggal diam karena dia mulai nakal dengan mengelus perut bagian bawah Matcha.
"Tapi pelan-pelan, Atan. Kamu suka brutal kalo udah masuk ke dalem."
Selatan tersenyum geli sambil berpindah untuk duduk. Dia membuka bajunya sampai perutnya terekspos jelas di depan Matcha yang memilih untuk tetap tiduran.
"Mau pelan-pelan?" tanya Selatan yang diangguki oleh Matcha.
Jika keadaannya Matcha sedang tidak hamil, dia tidak masalah Selatan akan sebrutal apa. Tetapi masalahnya Matcha sedang hamil, dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada anaknya kalau Selatan brutal seperti kemarin-kemarin.
"Mau."
Selatan menaikkan daster yang dipakai Matcha sampai sebatas dada. Cowok itu menunduk untuk mengecup perut hingga paha gadis itu sampai napas Matcha tercekat.
Disentuh oleh Selatan selalu mengantarkan perasaan hebat yang tidak bisa Matcha jelaskan bagaimana rincinya. Cowok itu hebat dalam hal ini, Matcha pun begitu. Mereka selalu memuaskan satu sama lain.
"Bilang kalau kamu punya aku," titah Selatan sembari menatap wajah Matcha.
"Iya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...