56. Termakan Harapan

22K 2.1K 133
                                    

follow ig Selatan sama Matcha yuk!

@s_atan69
@matcharubyca
@alfinaaadama_

||||

Semua ini terasa baru, tetapi Matcha sama sekali tidak pernah mengeluh dengan perbedaan hidupnya yang sibuk mengurus bayi dan pekerjaan. Perempuan itu selalu senang dan tidak ambil pusing dengan kesibukan yang dia alami. Bahkan ketika Matcha harus bangun tengah malam karena anaknya menangis pun, dia dengan senang hati bangun dan menenangkan Sagar meski badannya terasa sangat lelah.

Meski ada pengasuh yang sudah dipekerjakan oleh Adriguel sedari awal Sagar lahir, tetap saja jika tengah malam Matcha yang mengurusnya.

Seperti saat ini disaat dia sudah siap untuk merebahkan tubuh setelah mandi sehabis pulang kerja, tangisan Sagar langsung terdengar dari dalam box baby. Dengan sigap, Matcha langsung menghampiri anaknya dan membawa tubuh mungil itu ke dalam gendongannya yang nyaman.

"Bion kenapa, hm? Kaget ya sama petir di luar?" tanya Matcha sembari menimang-nimang anaknya.

Diluar memang sedang turun hujan yang lebat, suara petir pun terdengar bahkan kilatannya masuk ke dalam kamar melalui celah gorden. Pasti anaknya terkejut makanya dia bangun, padahal sebelum Matcha mandi dia sempat mengecek Sagar yang tidurnya sangat lelap.

"Malam ini tidur sama aku aja, yuk."

Perempuan itu menepuk-nepuk pelan punggung Sagar yang belum berhenti menangis. Dia juga mengeluarkan suara-suara yang bisa membuat Sagar tenang.

Sudah tiga bulan Matcha melakukan rutinitas ini. Mengurus bayi, menenangkan bayi, dan lain sebagainya sudah dirasakan oleh Matcha. Terkadang Matcha lelah, tetapi rasa semangatnya jika sudah menyangkut Sagar langsung membara bagaikan api.

"Anak aku ganteng banget, sih. Cepet gede ya, supaya bisa ngobrol sama aku." Matcha berceloteh sembari menatap Sagar yang kini menatap ke arahnya.

Kedua tangan Sagar terulur untuk menyentuh wajah Matcha, jari-jarinya bahkan menusuk bibir dan pipi Matcha hingga membuat tawa perempuan itu terdengar.

"Ooh..." Sagar bersuara sembari menarik-narik kerah piyama yang dipakai Matcha.

Matcha paham dengan maksud Sagar, anaknya itu menginginkan susu. Matcha beranjak ke ranjang, dia mengambil posisi berbaring dan menghadap ke arah Sagar.

"Nenen ya, abis itu kita tidur. Udah malam loh, besok kita berjemur ya." Matcha berkata dengan suara pelan sembari memposisikan tubuh Sagar agar bibir bayi itu dekat dengan puting payudaranya.

Senyum Matcha terlihat ketika Sagar sangat lahap dan terlihat rakus. Jari-jari lentiknya mengelus pelan kepala Sagar sampai membuat mata anaknya terpejam karena menikmati elusan dari sang ibu.

Rencananya Matcha ingin memberitahukan soal Sagar besok kepada Selatan, karena memang besok mereka akan bertemu. Perusahaan Matcha dan perusahaan properti milik Selatan baru saja bekerjasama dan itu membuat keduanya akan sering bertemu untuk membahas proyek pembangunan gedung kantor baru Matcha.

Selatan perlu tahu bahwa anak kandungnya ada dan sudah lahir, bahkan sudah bisa tengkurap dan mengangkat kepalanya meski masih ragu-ragu. Dia harus tahu seberapa tampannya anak ini. Urusan Selatan akan marah atau tidak karena menganggap Matcha berbohong, itu urusan belakangan.

"Aku jamin kamu gak akan pernah merasakan namanya kesepian. Aku gak akan pernah biarin kamu ngerasain apa yang aku rasain waktu dulu ... makasih udah lahir ke dunia dan jadi anak aku," bisik Matcha sembari mengecup kening anaknya yang sudah dipastikan kembali tertidur pulas.

Dengan hati-hati, Matcha melepaskan putingnya dari mulut Sagar. Dia membenarkan letak piyamanya dan mengambil beberapa guling juga bantal dari box baby untuk disimpan dibelakang tubuh anaknya.

TOXIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang