20. Meet Again

24.9K 2.1K 329
                                    

VOTE SAMA KOMEN DULU DONG!

||||

Seumur hidupnya Matcha tidak pernah bekerja untuk seseorang, dia selalu menjadi bos. Tetapi kali ini, Matcha menjadi pegawai disalah satu pabrik sepatu yang lumayan jauh dari kost-nya. Matcha bersyukur karena diterima bekerja di pabrik ini setelah sudah sebulan lebih selalu ditolak lamarannya.

Entah apa yang membuat HRD menerima Matcha yang tidak ada pengalaman sama sekali, bahkan hanya mengandalkan ijazah SMP. Mungkin ini hari keberuntungan Matcha.

"Paham, kan?" Seorang wanita bertubuh gempal bertanya sembari menatap Matcha.

Wanita itu yang mengajarkan Matcha agar bisa melakukan tugasnya yang ditempatkan di bagian finishing.

"Saya paham. Makasih ya," kata Matcha dengan memberikan senyum tipis.

"Makasih, Mbak. Inget, harus pake Mbak."

Matcha hanya mengangguk saja. Dia harus bersosialisasi agar akrab dengan teman satu timnya, tetapi Matcha tidak tahu harus bagaimana. Yang lain juga seperti acuh kepada Matcha, bahkan beberapa dari mereka melirik Matcha dengan sinis.

"Coba ulangi penjelasan saya tadi tentang pekerjaan kamu!" titah wanita itu.

Matcha meraih satu sepatu yang sudah siap. "Saya bertugas untuk memasang tali sepatu dan aksesoris lainnya yang diperlukan sesuai dengan permintaan buyer atau juga sesuai dengan desain sepatu yang telah ditentukan."

Wanita itu mengangguk puas, padahal dia sudah siap untuk membentak Matcha jika jawabannya salah.

"Nah gitu, harus mencerna apa yang saya jelasin. Sekarang kamu mulai kerja. Inget ya, jangan lelet!"

Lagi-lagi Matcha mengangguk. Dia mulai bergabung bersama pekerja lain dan mengerjakan tugasnya. Diam-diam Matcha bersyukur karena akhirnya dia bisa punya penghasilan meski itu pas-pasan. Gajinya untuk saat ini harian, jika sudah lama bekerja baru mendapatkan gaji mingguan bahkan bisa bulanan. Uang makan pun ada, Matcha dan baby didalam perut tidak akan kelaparan lagi.

"Nama lo siapa tadi?"

Kepala Matcha menengok ke samping, ada seorang gadis seumuran dengannya tengah menatap Matcha.

"Matcha."

"Kenapa lo bisa masuk ke sini?" tanya gadis tersebut.

"Ya karena diterima."

Ada tawa sinis dengan nada pelan yang langsung terdengar oleh Matcha. Kening gadis itu mengernyit tipis sementara tangannya sibuk mengikat tali sepatu.

Apa gadis itu menertawakannya?

"Syarat dipabrik ini gak nerima pekerja yang lagi hamil. Lo nyogok, ya? Oh, atau ada main dulu sama HRD?"

Seringaian Matcha terlihat. Matcha berhenti sejenak dari pekerjaannya untuk menatap tajam gadis disebelahnya.

"Syarat dipabrik ini juga perilakunya harus baik, lah lo?" Matcha mendekatkan wajahnya sampai jarak mereka tinggal beberapa centi lagi. "Jadi jalangnya HRD dulu, ya?"

Gadis itu terlihat terpaku, dia tidak menyangka kalau ternyata Matcha bisa melawan. Sembari mendengkus, dia pergi untuk menjauh dari Matcha.

"Itu namanya Dini, dia emang yang paling songong di sini." Sebuah suara berat mengagetkan Matcha.

Sekarang ada seorang cowok yang umurnya lebih dewasa dari Matcha menempati posisi Dini. Dia berdiri disebelah Matcha yang langsung merasa tak nyaman.

"Btw punya Instagram gak?"

TOXIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang