59. Ingin Bertemu?

23.4K 2.1K 232
                                    

follow ig Selatan sama Matcha yuk!

@s_atan69
@matcharubyca
@alfinaaadama_

||||

"Dia nikah sama Adinata atau enggak?"

Pras berdecak, matanya menatap tajam Selatan yang kini menghadang jalannya.

Setelah kemarin-kemarin tidak bertindak dan sibuk dengan pekerjaan juga Viola, Selatan kini muncul lagi dihadapan Pras dan memaksa Pras untuk menjawab pertanyaan yang sudah membuat ia penasaran dari tahun sebelum-sebelumnya.

"Kalau emang Matcha nikah sama Adinata, emang kenapa? Apa hubungannya sama lo?" tanya Pras kesal.

"Jelas ada hubungannya!" Selatan ngotot. "Gue sama Matcha belum selesai. Dia juga udah janji nunggu gue, Pras."

Senyum mengejek Pras langsung terlihat. Selatan ini tidak sadar diri atau bagaimana? Mana ada seseorang yang masih mau menunggu jika yang ditunggu modelannya seperti Selatan. Matcha pasti sudah lelah dan Pras tahu itu.

Jika boleh jujur Pras memang mendukung hubungan mereka. Dia menyukai Matcha saat bersama Selatan karena mereka memang saling membutuhkan. Tetapi jika Selatan tidak berubah dan terkesan sangat lamban untuk bergerak, Pras sedikit demi sedikit tidak respect lagi.

"Lo pikir Matcha mau nunggu lo yang gak tegas?"

Mata Selatan menajam. "Maksud lo apa?"

Pras mencengkram kerah kemeja yang digunakan Selatan. Mereka saling menatap satu sama lain dengan tajam. "Lo gak tegas sama hidup lo sendiri! Lo gak tegas ambil keputusan, dan jangan kecewa ataupun marah kalau bener Matcha pilih buat sama yang lain. Lagian Adinata lebih jelas, dia kasih kepastian, dia sayang sama Matcha dan dia rela berjuang mati-matian buat adik gue. Gak kayak lo, Bajingan!"

Setelahnya Selatan tersungkur karena Pras meninju rahangnya dengan keras. Tidak cukup sampai disitu saja, Pras pun berjongkok dan mencengkram kerah kemeja Selatan lagi.

"Kalau lo sayang sama adik gue, lo gak akan bikin dia nunggu sampai selama ini!" seru Pras hingga suaranya terdengar menggema di koridor yang sepi.

Pras meluapkan rasa kekecewaannya kepada Selatan sekarang. Lelaki itu harus bisa introspeksi diri dari segala kata yang tadi dikeluarkan oleh Pras.

"Lo kira gampang buat lepas dari semua yang ngekang gue sekarang? Enggak, Pras!" bentak Selatan sembari mendorong tubuh Pras dengan keras.

Selatan duduk dan menyender ke tembok, dia mengelus rahangnya yang sedikit sakit. Sementara Pras, dia pun terduduk didepan Selatan dengan napas memburu.

Mereka saling menatap satu sama lain.

"Kalau gue bisa lepas Ameena, udah gue lepas dia dari waktu itu. Gue juga pengen balik ke Matcha, gue pengen hidup sampai tua nanti sama dia. Tapi ternyata ada perjanjian di atas materai yang dibuat bokapnya Ameena sebelum dia meninggal, dan perjanjiannya ngerugiin gue."

Pras berdecih. "Apa? Apa perjanjiannya?"

"Kalau gue ceraiin Ameena, perusahaan yang udah gue bangun dengan susah payah bakal hancur gitu aja."

Kening Pras mengernyit, dia mulai merasa bingung. "Kenapa bisa? Perusahaan lo gak ada sangkut pautnya sama pernikahan itu."

"Meski bokap dia udah meninggal, orang-orang suruhannya jadi berpindah tangan dikuasai sama Ameena. Kalau lo tau perjalanan karir tu keluarga Patricaya, lo bakal geleng-geleng kepala."

Kaki Pras menendang kuat perut Selatan hingga terdengar suara erangan disusul oleh batuk.

"Lo tolol, hah? Kenapa sebelum tandatangani perjanjian itu gak dibaca dulu? Lo gak mikir kedepannya bakal kayak gini?!" bentak Pras yang kesal.

TOXIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang