vote sama komen dulu! 😡
||||
Terkadang Selatan bertanya, tentang siapakah yang paling jahat. Dirinya atau justru Matcha. Tetapi ketika Ibu menangis karena dihina Matcha, dari situlah Selatan tahu bahwa Matcha yang jahat. Gadis itu iblis.
Tapi Selatan juga tidak mengelak bahwa dia seorang bajingan yang hobinya bermain wanita padahal sudah memiliki Matcha. Dia melakukannya untuk pelarian agar rasa sakit yang diberikan Matcha hilang.
Cowok itu duduk di ranjang besar yang tentunya berada disebuah hotel. Dia menyalakan rokoknya, menghisapnya sembari mengingat masa-masa indah juga kelam bersama Matcha.
Awal bermain dengan wanita lain ketika Matcha sudah keterlaluan sewaktu awal masuk SMA. Gadis bermulut racun itu terus memakinya dan menganggapnya babu, tidak ada lagi sosok Matcha yang menyayanginya. Tadinya Selatan hanya ingin membuat Matcha merasakan cemburu karena melihatnya dengan yang lain, tetapi anehnya gadis itu malah semakin menjadi-jadi dan menjelma menjadi sosok yang tidak ia sukai.
Di setiap harinya mereka terus bertengkar, berlagak seperti musuh yang ke mana-mana selalu berdua. Hubungan toxic pun dimulai dengan keduanya yang sering memaki satu sama lain, bahkan tak jarang melibatkan adu fisik jika bertengkar hebat.
"Hei." Seorang wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi, memanggil Selatan.
Kepala cowok itu mendongak, ia melihat wanita berusia sekitar 24 tahun yang berprofesi sebagai model tengah menghampirinya. Rupanya dia sudah selesai mandi akibat permainan mereka tadi.
"Apa?"
Wanita bernama Kinsley duduk tepat dipinggir Selatan, sontak Selatan bisa mencium wangi sabun yang menguar dari badan wanita disebelahnya.
"Kamu gak mandi?" tanya Kinsley.
"Gak."
Sebuah kernyitan tipis hadir di kening Kinsley. "Jorok, padahal udah keringetan karena tadi malah gak mandi."
Selatan menatap Kinsley sembari menghembuskan asap rokoknya. Seringai hadir dan kerlingan mata nakalnya mau tak mau membuat Kinsley terpesona.
"Tapi tetep ganteng, kan?" Cowok itu bertanya dengan kepercayaan diri yang meningkat.
"Ya iya, sialnya kamu ganteng."
Tawa kecil pun langsung hadir, itu tawa Selatan. Dia senang saat Kinsley dengan pasrah mengakui ketampanannya.
"Hati-hati tambah terpesona, terus pengen lebih dari sebatas call boy dan pelanggannya," ucap Selatan asal. Dia menghisap rokoknya lagi tanpa berhenti menatap wanita disebelahnya.
"Sejujurnya aku suka daun muda." Kinsley tersenyum mengejek untuk dirinya sendiri. "Apalagi yang modelannya kayak kamu."
"Aduh. Gue emang ganteng, gue tau itu, tapi gak usah kepincut terlalu jauh. Gue gak bakal tanggung jawab soalnya sama perasaan lo nanti."
Bukannya merasa sakit hati atau tersinggung karena ucapan frontal Selatan tadi, Kinsley malah terkekeh pelan. Ia bahkan semakin menatap Selatan dengan pandangan tertarik.
"Kamu udah punya cewek belum sih? Kayaknya lagi jaga perasaan orang, ya?" tanya Kinsley sekaligus menerka-nerka tentang Selatan dengan pikirannya sendiri.
"Kepo amat."
"Ya udah kalau gak mau jawab."
Selatan memang tidak ada niat menjawab, karena dia sedang tidak menjaga hati siapapun meski statusnya kini adalah suami Matcha. Dia hanya mengalir saja saat ini tanpa memikirkan perasaan Matcha yang memang sudah tidak memiliki rasa cemburu terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...