follow ig Selatan sama Matcha yuk!
@s_atan69
@matcharubyca
@alfinaaadama_||||
Matcha menatap seseorang yang baru saja masuk ke ruang kerjanya. Orang itu tersenyum manis kepada Matcha yang hanya tersenyum tipis.
"Aku bawain makan siang buat kita berdua. Mau makan di sini atau di luar?" tanyanya dengan suara berat namun lembut.
"Makan di sini," jawab Matcha yang kini fokus menatap laptop.
Adinata mengangguk untuk merespon jawaban Matcha. Lelaki berusia 32 tahun itu menata makanan yang ia masak sendiri ke meja yang tersedia di ruangan Matcha.
Setelah menata semuanya Adinata menghampiri Matcha yang masih fokus bekerja, padahal ini sudah waktunya jam makan siang. Dengan sangat hati-hati Adinata melepaskan kacamata yang selalu dipakai Matcha jika bekerja, dia memberikan senyumannya kepada Matcha ketika mata mereka saling beradu pandang.
"Udah waktunya makan siang, masih mau kerja?" tanya Adinata dengan pelan.
Matcha menghela napas, dia segera bangkit agar tidak terus-terusan ditatap Adinata. Perempuan itu mencepol asal rambut panjangnya seraya berjalan ke sofa, dia lapar. Sementara Adinata malah masih diam ditempat sembari memperhatikan setiap gerakan Matcha yang menurutnya selalu cantik.
"Kamu jauh-jauh ke sini cuma buat liat aku makan dari situ?" Matcha bertanya tanpa menatap Adinata yang sudah menahan senyumnya.
Adinata segera bergabung dengan Matcha, mereka mulai makan dengan Adinata yang selalu mengajak Matcha ngobrol.
Selama dua tahun ini dia gencar mendekati Matcha, meski respon Matcha kadang sudah menjawab kalau dia tidak ingin didekati oleh Adinata.
Menurutnya Matcha ini ajaib, sifat cuek juga arogannya membuat Adinata jatuh kepada sosok Matcha. Jika perempuan lain akan memelototinya ketika Adinata berjalan melewati mereka, Matcha justru malah abai dan tidak meliriknya sama sekali. Selain itu, Adinata suka sifat profesional Matcha.
"Aku gak suka buncis," kata Matcha saat dia memindahkan buncis ke tempat makan milik Adinata.
"Kamu suka wortel?"
Kepala Matcha mengangguk, sedetik kemudian dia terdiam saat beberapa wortel dipindahkan ke tempat makannya oleh Adinata.
"Aku gak suka," ucapnya yang tanpa sadar membuat Matcha terkekeh pelan.
Jadi ceritanya mereka ini barter?
"Terus kenapa kamu adain wortel kalau kamu gak suka?" tanya Matcha, matanya menatap Adinata yang juga menatapnya dengan lekat.
"Karena aku tau kamu bakal suka wortel, jadi aku masak aja."
Matcha hanya mendelikkan mata untuk merespon Adinata. Dia kembali melahap makanannya yang jujur saja enak, Adinata pandai masak.
"Makasih buat makanannya," ucap Matcha saat mereka sudah selesai makan.
Kepala Adinata mengangguk, dia senang makan siang bersama dengan Matcha.
"Ah iya, nanti malam kamu datang ke acara kantor aku ya?"
Matcha menatap Adinata, dia berpikir sejenak untuk datang atau tidak ke acara kantor Adinata.
"Liat nanti ya, soalnya aku harus hadir di acara launching restauran."
Ada raut wajah kecewa yang terlihat, tetapi Adinata berusaha untuk terlihat biasa-biasa saja. Padahal Adinata ingin sekali melihat kehadiran Matcha.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...