follow ig Selatan sama Matcha yuk!
@s_atan69
@matcharubyca
@alfinaaadama_||||
"Hasil fotonya jelek banget! Yang bener dong, Ciel."
Aciel mengerucutkan bibir, dia mencari posisi yang benar agar hasil bidikan fotonya bagus dan sesuai kemauan Matcha. Bahkan bocah kecil itu sampai tiduran karena Matcha ingin dirinya terlihat bagus di dalam kolam berenang.
"Ih, jangan sampai tiduran kayak gitu. Hasilnya jelek pasti. Duduk aja," ucap Matcha dengan kening mengernyit dalam.
"Matcha aku capek tau, udah satu jam aku foto kamu. Tapi gak ada yang kamu suka..."
Matcha mendesah pelan, dia berenang ke tepian kolam agar bisa dekat dengan Aciel yang menampilkan wajah sedih.
"Kamu haus?" tanya Matcha, dia mengambil ponselnya dan berdecak ketika melihat foto-foto yang baru saja diambil Aciel. Hasil fotonya tidak benar dan bahkan ada yang buram.
"Aku juga laper, pengen makan."
"Makan dulu, udah makan ke sini lagi buat fotoin aku."
Aciel memperhatikan Matcha. "Udah makan aku mau lanjut tidur."
"Bohong banget. Kamu ngehindarin aku supaya gak disuruh fotoin lagi, ya?"
Mendengar itu Aciel pun salah tingkah dan menggaruk rambutnya yang tak gatal. Dia memang ingin menghindari Matcha agar tidak disuruh dan dimarahi lagi.
"Aku tuh gak bisa kalau harus fotoin orang," kata Aciel sembari memainkan air kolam dengan telunjuknya.
"Ck, ya udah deh. Makasih ya," ucap Matcha sembari menyimpan ponselnya ke tepian kolam.
Sudah satu bulan berlalu dan Matcha merasa bahwa janin didalam kandungannya berkembang. Sampai saat ini juga dia belum mengaku kepada siapapun, termasuk kepada Selatan yang masih rutin mengabarinya dan kadang mengirimkan makanan ke rumah Matcha. Perempuan itu belum siap, apalagi Selatan masih belum berpisah dengan Ameena.
"Matcha."
"Apa?"
"Kalau kamu punya anak nanti ... kamu masih mau tidur bareng aku gak?"
Matcha terdiam saat Aciel tiba-tiba bertanya seperti itu, bahkan tadinya Matcha hampir tersedak akibat kaget.
"Ya aku tidur sama anak aku. Kamu aku buang," jawab Matcha asal-asalan.
Raut wajah Aciel berubah muram, bahkan bibir bawahnya mengerucut dan matanya berkaca-kaca.
"Kok gitu? Aku mau tidur sama kamu, kita bertiga aja nanti tidurnya. Aku, kamu sama anak kamu. Kasurnya muat kok buat nampung kita."
Sebelum menanggapi ucapan Aciel, Matcha memilih untuk naik karena dia mulai kedinginan. Perempuan itu memakai handuk kimono untuk menutupi bikini yang ia kenakan. Matcha duduk di sisi Aciel yang tengah menahan diri agar tidak menangis.
"Nanti kan ada suami aku, gak muat lah kalau kamu ikut tidur sama aku. Lagian kamu itu harus mulai mandiri dengan tidur sendiri, bukannya mau sama aku terus."
"Aku maunya sama Matcha."
Matcha memutar bola matanya dengan malas. "Akunya gak mau."
Tak lama kemudian Aciel terisak, dia menangis dan itu membuat Matcha menahan tawanya agar tidak meledak.
"Cengeng banget sih!" ledeknya kepada Aciel yang tambah menangis.
Suara tangis Aciel rupanya membuat Dira menghampiri mereka. Perempuan itu membawa Aciel ke dekapannya untuk menenangkan Aciel agar berhenti menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...