jangan lupa vote sama komen ya!
||||
Malika tersenyum manis saat Ibu Selatan menyambutnya dengan hangat kala ia datang ke rumah wanita itu untuk main, juga bersilaturahmi. Awalnya dia akan datang ke sini bersama Selatan, tetapi entah kenapa cowok itu susah dihubungi akhir-akhir ini.
Mungkin Selatan masih sibuk mengurus pacarnya.
"Aduh, Malika. Kamu tambah manis, keliatan dewasa banget. Ibu suka liatnya," ucap Ibu yang memuji Malika.
"MasyaAllah, makasih banyak Ibu."
Ibu mengajak Malika untuk duduk di sofa kecil yang berada di ruang tamu. Wanita itu benar-benar suka kepada Malika.
"Kabar kamu dan orang tua kamu gimana?" tanyanya dengan nada ramah luar biasa.
"Alhamdulilah kami semua baik. Maaf baru main ke sini sekarang, mana gak bawa apa-apa."
"Gak masalah! Kamu main ke sini aja Ibu sudah senang. Masih inget loh dulu kamu mungil banget, ke mana-mana sama Selatan. Sekarang udah besar."
Malika tertawa pelan, ikut mengingat masa dulu di mana dirinya juga Selatan seperti surat juga perangko.
Selatan selalu menjaganya dan tidak ingin jauh darinya, tetapi itu dulu. Sekarang Selatan sudah menjaga gadis lain yang mungkin saja sangat dicintai oleh Selatan.
Malika hanya masa lalu bagi Selatan.
"Kak Malika?"
Kepala Malika mendongak, senyumnya lagi-lagi terlihat. "Barat! Apa kabar?"
Barat yang baru pulang sekolah, membuka sepatunya terlebih dahulu sebelum ikut duduk di sisi Ibu.
"Baik. Aku kira Kak Malika gak ada di Jakarta," ucap Barat.
"Udah lumayan lama aku di sini."
Barat hanya mengangguk saja untuk menanggapinya.
"Malika mau makan? Biar Ibu bikinin sesuatu." Ibu menawarkan.
Malika menggeleng pelan. "Gak usah repot-repot Ibu, makasih banyak. Malika cuma mampir."
Barat memperhatikan interaksi Ibu juga Malika, lalu dalam hati dia meringis pelan. Sepertinya Ibu sangat suka kepada mantan abangnya itu.
Ketika Malika izin ke kamar mandi, Barat langsung menyenggol lengan Ibunya dengan pelan.
"Bu, jangan gitu sama Kak Malika."
"Gitu gimana?"
"Ibu keliatan suka banget sama dia, bahkan tadi comblangin dia sama Bang Selatan. Gak boleh Bu."
Ibu berdecak, menatap Barat dengan kening mengernyit. "Kenapa memangnya kalau Ibu comblangin dia sama Selatan? Malika itu cantik, sopan banget sama Ibu, manis juga anaknya."
"Ya tapi Bang Selatan udah nikah sama Kak Matcha. Ibu gak boleh jodoh-jodohin Bang Selatan sama cewek lain," ucap Barat ngotot.
Meskipun sifat Matcha memang buruk, tetapi Barat tahu gadis itu aslinya baik. Matcha juga yang paling sabar dengan kelakuan Selatan meski jadinya mereka sering bertengkar. Gadis lain belum tentu sabar seperti Matcha.
"Ibu yakin hubungan abang kamu sama Matcha gak bertahan lama. Gak jadi masalah kalau Ibu cari pengganti Matcha sekarang."
"Tapi Bu–"
"Sudah, nanti Malika malah denger pembicaraan kita."
••••
Sepulang kuliah dan bekerja untuk Kinsley, Selatan pulang sambil membawa mie instan dan beberapa telur karena Matcha memintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...