Apa pernah kalian patah hati karena diputuskan secara sepihak, padahal kalian sedang sayang-sayangnya kepada pasangan kalian?
Jika pernah, maka nasib kalian sama seperti Selatan.
Cowok itu menghela napas sembari menundukkan kepalanya. Sakitnya masih terasa padahal kata putus yang diucapkan Matcha sudah lewat beberapa hari.
Selatan sudah berjuang mempertahankan Matcha dari kelas 9 SMP, tetapi rupanya hubungan mereka harus kandas dikelas 12 SMA.
Cowok yang duduk di bangku panjang yang tersedia di warung tempat ia nongkrong bersama teman-temannya itu menyalakan rokok. Dia menghisapnya sembari terus memikirkan Matcha.
"Bro, lo putus sama Matcha?" Niko yang baru datang ke warung berbarengan dengan Vian, langsung bertanya kepada Selatan.
"Iya. Kok lo baru tau sekarang sih, njing?"
Cengiran Niko dia tunjukkan untuk sahabatnya yang pasti sedang galau. "Gue ketinggalan berita."
Selatan hanya bisa menghela napas dan kembali menikmati rokoknya. Dia melirik Vian sekilas yang kalem seperti biasanya.
Jika Niko banyak omong, maka Vian sebaliknya. Cowok paling kaya diantara mereka itu pendiam.
"Lo kenapa bisa putus sama dia?" tanya Niko.
"Biasalah."
Kepala Niko mengangguk. "Makanya lo jangan terlalu egois–"
"Gue gak egois, Ko. Emang dasarnya dia aja yang pengin lepas dari gue," selanya dengan nada sedikit emosi.
Baik Niko maupun Vian sudah tahu bahwa hubungan yang dijalani oleh Selatan dan Matcha itu tidak baik– alias toxic.
Hubungan mereka dipenuhi dengan pertengkaran, baik itu bertengkar tentang masalah sepele ataupun besar. Bahkan yang sepele saja bisa dibesar-besarkan oleh kedua orang itu.
Mereka juga sama-sama keras kepala dan tidak mau mengalah.
"Apa lo diputusin Matcha karena bokapnya tetep gak setuju sama kalian?"
"Iya, itu salah satu alesannya. Terus Matcha bilang kalau gue cuma mau morotin dia doang, padahal gue gak ada niatan kayak gitu. Gak anak gak bapa, sama-sama anjing."
Vian menatap Selatan. "Gue paham kalau lo lagi emosi, tapi jangan gitu juga. Omongan lo kasar."
Baiklah, Selatan lupa kalau Vian alim.
"Abis mereka ngeselin. Mentang-mentang orang berada jadi selalu bisa nindas gue yang bukan apa-apa."
Selatan selalu direndahkan oleh keluarga Matcha yang memang mempunyai kuasa. Papa Matcha seorang lawyer yang dikenal oleh kalangan masyarakat.
Pernah sewaktu awal-awal pacaran dia diusir dari rumah Matcha yang besar itu karena dianggap tidak sepadan dengan mereka.
Pakaian Matcha selalu branded, sedangkan pakaian Selatan hanya beli dari olshop yang sedang diskon– atau bahkan dikasih Vian. Jauh sekali perbedaannya.
"Terus lo mau gimana?" Niko bertanya. Cowok itu sedang menjadi wartawan dadakan.
Setelah terdiam untuk beberapa saat, akhirnya mata tajam Selatan menatap ke depan. Rahang cowok itu mengeras.
"Gue bakal balas dendam."
Dan kalian tahu apa yang Selatan lakukan untuk membalaskan dendamnya? Cowok itu meniduri Matcha, atau lebih tepatnya dia memperkosa Matcha karena saat kejadian itu Matcha berusaha memberontak agar tidak disentuh. Selatan melakukannya sewaktu dia tidak sadar karena pengaruh alkohol.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...