wahai readers yang budiman, janlup kasih chap ini vote sama komen yaa!
||||
Kosan nomor 09 sudah ada yang mengisi, itu berarti Matcha dan Selatan mempunyai tetangga.
Sebenarnya Matcha bukan tipe orang yang suka sok akrab atau bersosialisasi, tetapi karena tetangganya memiliki tampang rupawan, jadinya Matcha selalu tersenyum jika berpapasan dengan cowok itu.
"Hai, Matcha."
Senyum tipis Matcha terlihat. "Hai, Azam."
Cowok bernama Azam itu mensejajarkan langkahnya untuk berjalan bersisian dengan Matcha di koridor kosan.
"Abis darimana, Ca?"
"Gue abis cari angin aja, sih. Soalnya sumpek kalau terus di kosan."
Azam bergumam pelan. Ia beberapa kali melirik Matcha, lalu terpesona untuk yang kesekian kalinya.
"Gue abis ngampus nih, capek." Azam curhat.
Matcha menatap Azam, dari wajah cowok itu sih memang terlihat kalau Azam lelah.
"Istirahat aja, tidur sampai sore. Mantap tuh," ucap Matcha yang diangguki Azam.
Sepertinya dia harus mengikuti ucapan Matcha agar rasa lelahnya akibat tugas kampus hilang.
"Eh, kapan-kapan gue traktir mau ya?"
"Mau banget!"
Bukan, bukan Matcha yang menjawab melainkan Selatan yang sudah berdiri di depan pintu kosan sembari melipat kedua tangannya didepan dada. Mata cowok itu menatap tajam ke arah Azam.
"Apa sih, Atan? Main samber aja," ketus Matcha sambil menatap kesal Selatan yang justru menatapnya datar.
"Jangan salah paham, Bro. Gue cuma mau traktir Matcha doang."
Selatan menarik tangan Matcha sampai tubuh gadis itu menabrak dadanya. Jelas Matcha menggerutu dan memukul pelan dada cowok itu. Enak saja main tarik, dipikir Matcha tarik tambang apa.
"Traktir dalam rangka apaan?" tanya Selatan. Nadanya sangat tidak ramah.
Azam terlihat berpikir, jelas sekali ia sedang kebingungan untuk mencari jawaban yang tepat.
"Gak bisa jawab, kan? Jangan genit sama bini gue, belum pernah digaruk pakek gergaji mesin lo?"
Matcha berdecak, ia menatap Selatan dan Azam dengan bergantian sebelum masuk ke kosan sambil menutup pintu dengan kesal.
Kenapa Selatan malah bersikap seperti itu? Dia malu kepada Azam yang tadi jelas sekali tersinggung karena ucapan Selatan.
"Gue gak suka ya lo deketin Matcha," ucap Selatan blak-blakan.
"Dia aja gak keberatan gue deketin."
Selatan tersenyum miring. "Tapi gue keberatan. Lagian sadar diri aja sih, Matcha udah jadi bini orang."
Setelah itu Selatan pun masuk menyusul Matcha yang tengah duduk sembari menatapnya dengan garang.
"Kenapa lo sok jadi suami paling posesif se-kosan? Lo lupa kalau kita udah putus?" Matcha bertanya dengan nada sinisnya yang sangat kentara.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...