follow ig Selatan sama Matcha yuk!
@s_atan69
@matcharubyca
@alfinaaadama_||||
Selatan mengelus peluh yang ada di kening juga pelipis Matcha dengan penuh kasih sayang. Dia membisikkan kalimat-kalimat yang bisa menenangkan Matcha agar tidak menyerah untuk mengeluarkan bayi di dalam perut.
Ini kedua kalinya Selatan mendampingi Matcha lahiran normal, tetapi rasa takut juga ngilu itu masih saja menggerayangi hatinya karena takut.
"Ca, kuat ya ... sebentar lagi baby yang kita tunggu-tunggu keluar. Kamu kuat, ya."
Kepala Matcha mengangguk meski tenaganya terkuras habis sekarang. Napasnya memburu, cengkraman Matcha ke bahu Selatan juga mengencang saat Dokter menyuruhnya untuk mengejan.
Kali ini Matcha harus mengeluarkan dua bayi yang selama sembilan bulan ada di perutnya.
"Kepalanya sudah keluar! Ayo Bu Matcha, mengejan sedikit lagi."
Setelah menarik napas dan sedikit mengerang, Matcha akhirnya bisa bernapas lega ketika merasakan sesuatu keluar dari bawah sana.
Suara tangis bayi yang nyaring berhasil menarik perhatian Matcha juga Selatan yang langsung tersenyum haru juga senang. Bayi itu diangkat oleh Dokter untuk ditunjukkan kepada kedua orangtuanya.
"Sempurna ya Bu, Pak. Yang ini laki-laki, pasti tampan seperti ayahnya."
Selatan menggenggam tangan Matcha yang dingin juga berkeringat. Matanya memanas karena sangat terharu melihat bayi mungil itu tengah menangis kencang.
"Laki-laki lagi," gumam Matcha yang menarik perhatian Selatan.
"Gapapa, mereka semua bisa bantu aku buat jaga kamu. Om Adri juga pasti berasa menang hadiah gede tuh karena cucunya laki-laki semua," ucap Selatan diakhiri dengan kekehan gelinya.
"Tapi kamu pengen punya anak perempuan, kan?"
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Matcha, membuat Selatan mengangguk dua kali. Dia sangat ingin memiliki anak perempuan agar tidak cemburu kepada anak laki-laki.
"Sedikasihnya aja, Ca. Kamu masih sanggup melahirkan anak-anak kita aja aku udah bersyukur banget. Gak peduli mau dia cewek atau cowok, yang penting kamu sama bayinya sehat."
Matcha tersenyum lembut dan menyuruh Selatan untuk mengecup keningnya.
Lemas, itu yang dirasakan Matcha sekarang.
"Atan," lirih Matcha ketika merasakan sesuatu yang membuat perutnya sakit lagi.
"Kenapa, Sayang?"
Matcha mendongak, dia menelan ludah dengan kasar karena sakit itu makin terasa.
"Perut aku, sakit lagi. Mules."
Mata Selatan membulat, dia menatap Dokter yang langsung mengecek kondisi Matcha setelah mengarahkan salah satu suster untuk mengurus anak laki-lakinya.
Duh, jangan-jangan Matcha ingin melahirkan lagi. Padahal belum ada lima menit.
"Wah, kembarannya udah gak sabar mau keluar juga nih. Bu Matcha siap?" tanya Dokter dengan nada santai agar Matcha tidak tegang.
Demi anaknya Matcha mengangguk, dia menggenggam erat tangan Selatan yang balik menggenggamnya.
Perasaan Selatan langsung tak karuan karena tahu Matcha sudah sangat lelah. Dia takut istrinya tidak kuat.
"Ca," gumam Selatan saat melihat Matcha kembali berjuang untuk melahirkan kembali.
Jika seperti ini Selatan tidak tega dan takut untuk membuat Matcha merasakan yang namanya lahiran lagi, tetapi Selatan kadang tidak tahu diri untuk meminta anak terus-terusan padahal dia melihat sendiri bagaimana sakit juga tersiksanya Matcha waktu melahirkan anak yang dia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...