vote sama komen dulu dong!
||||
Setelah pulang sekolah Selatan tidak langsung pulang ke kost karena dia memutuskan untuk diam terlebih dahulu di warung bersama sahabatnya.
Raut wajahnya seperti tengah berpikir keras saat melihat di dompet hanya ada uang sebesar tujuh puluh lima ribu saja. Kenapa uang itu bisa habis dengan cepat? Selatan menggerutu.
"Gak ngerokok, Tan?" tanya Niko yang heran melihat Selatan hanya duduk diam sembari termenung.
Biasanya jika nongkrong di warung Selatan akan membeli rokok dan kopi, tetapi sore ini dia tidak membeli apa-apa.
"Gue lagi puasa dulu."
Niko tersenyum. "Puasa atau hemat duit?"
"Yang kedua, sih." Cowok itu mengacak rambutnya. "Baru beberapa minggu tapi duit udah mau habis."
Selatan heran dengan apa saja yang ia beli kemarin-kemarin sampai uang tabungannya sisa segitu. Tetapi beberapa detik kemudian ia ingat bahwa sudah membeli keperluan seperti sikat gigi, sabun, odol, dan juga Matcha sering jajan, Selatan pun begitu.
"Dari Vian belum ada info lagi emang, soal loker itu?"
Kepala Selatan menggeleng pelan. "Kata Vian lokernya udah ke isi, mau gak mau gue harus cari yang lain."
Niko yang prihatin langsung menepuk bahu sahabatnya dengan pelan.
"Nanti gue bantu cari," katanya.
"Thanks, Nik."
Sembari mengobrol Niko membeli sebungkus rokok untuknya dan juga Selatan. Hanya ada mereka yang nongkrong di warung ini karena Vian sedang ada urusan dengan pacarnya.
"Si Matcha gak ada niatan buat kerja juga?" Niko bertanya yang membuat Selatan mengerutkan alisnya.
Dilihat dari sikapnya selama di kost, Selatan bisa tahu kalau Matcha itu tidak ada jiwa kerjanya. Gadis itu sedari kecil sudah dimanja oleh para ART dan uang dari Papanya, pasti Matcha ogah jika disuruh kerja.
"Gimana ya, Nik."
Niko menghembuskan asap rokoknya. "Cerita aja cerita."
Selatan menghisap rokok tersebut sembari memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari Niko.
"Gue kasian kalau harus nyuruh dia kerja," ucapnya yang membuat Niko kebingungan.
"Kasian kenapa? Dia bukan bocah."
Selatan menghela napas. "Gue suruh nyapu aja kagak mau, apalagi disuruh kerja. Terus juga dia lagi hamil, gue gak mau aja kalau nanti dia kecapekan."
Niko tertawa pelan mendengarnya. Dilihat dari raut wajahnya Selatan sewaktu mengucapkan kalimat terakhir, jelas sekali cowok itu masih sayang kepada Matcha.
"Lo bucin banget dah, sama si Matcha."
Selatan menatap Niko sembari menyeringai. "Cemburu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC [END]
Teen Fiction➜ Follow dulu akun ini yuk! Niat Matcha memutuskan Selatan itu untuk menjauh dari Selatan yang sifat mempermainkan wanitanya tidak pernah hilang meski sudah mempunyai Matcha. Tapi takdir tidak berpihak pada Matcha, takdir yang jahat malah menyatuka...