"Sebaiknya kita turun," ajak Pangeran Wang Wook tanpa memperhatikan wajah Ara yang kini tampak masih tertekan.Karena gadis itu tidak bergeming, tangan Pangeran Wang Wook pun terulur, meraih tubuh Ara, membantu gadis itu untuk bangkit dari duduknya, kemudian dipapah olehnya hingga ujung pondok.
Ara masih termenung, pikirannya terfokus pada penyakit yang dia derita kini. Di dunia nyata, Ara adalah gadis sehat, selalu chek up ke dokter sebulan sekali, dan rutin minum vitamin.
Sekarang! What?! Gue punya penyakit darting?!
"E-eh!" Kesadaran Ara bangkit tatkala dia merasakan sentuhan lembut dikakinya.
Pangeran Wang Wook mengulas senyum manis di bawah kepada Ara. Sementara Ara malah bengong, menatap laki-laki itu dengan penuh ketidaktahuan dan ketidakpercayaan atau bahkan merasa aneh.
Sang pangeran pun beralih pada kaki yang satunya. Ara yang masih terdiam kaku sontak langsung bergerak ketika merasakan sesuatu di bagian bawahnya yang terbalut kaus kaki.
Sedetik kemudian mata Ara mengerjap mengingat sesuatu. Gadis itu menatap kedua kakinya yang sudah terbungkus sempurna. Harusnya dia tadi tolak.
Ugh!
Faktanya adegan tersebut benar-benar terjadi. Entah karena terpesona atau apa, Ara seolah melupakan rencana untuk melenyapkan adegan itu.
Ya udahlah, gak perlu koar-koar juga.
Usai turun, pandangan Ara tak sengaja melihat keberadaan Hae So bersama pelayannya dan rombongan para gadis.
Tanpa berpikir pun Ara ingat betul bahwa dua gadis yang berada paling depan, mengenakan gaun merah muda dengan rambut berhiaskan aksesoris yang cukup mewah adalah putri dari kerajaan Goryeo sekaligus dua adik iparnya, Putri Yeon Hwa, dan Putri Ha Eun.
Wow, duo racun tuh.
Di episode itu, ada adegan dimana Hae So merasa sedikit cemburu ketika memperhatikan kebersamaan Hae Ji dan Pangeran Wang Wook. Karena sebelumnya, Hae So belum mengetahui mereka berdua suami istri. Ya, itulah alasan gadis itu bertahan di situ, termenung memperhatikan Ara dan sang pangeran.
Gue sih bodo amat soal itu!
Juga adegan selanjutnya, dimana Pangeran Wang Wook menolong Hae So ketika terjatuh karena kalah jumlah, dan berakhir meninggalkan sang istri yang penyakitan sendirian.
Oke! Gue tinggal tunggu reaksi cowok ini!
Enggan melirik sang pangeran di samping, Ara lebih memilih untuk memandang pemandangan itu dari kejauhan seraya melipat dada. Bersiap menyaksikan adegan selanjutnya pertengkaran ketiga gadis itu yang bahkan Hae So menjambak rambut Putri Yeon Hwa. Sayang, tidak ada popcorn.
Tanpa sadar ternyata Pangeran Wang Wook pun memperhatikan apa yang dilihat oleh istrinya.
"Apa kau ingin aku membawa Hae So?" tanya Pangeran Wang Wook beralih menatap Ara.
Ara berbalik, menatap laki-laki itu, heran."Ap-apa? Aku ingin? Bukannya kamu ya?"
Kedua alis Pangeran Wang Wook terangkat."Sejak kapan kami menggunakan aku kamu seperti itu," batinnya.
Namun Pangeran Wang Wook tidak ingin berpikir lebih jauh atas perubahan sang istri. Memilih membiarkannya saja, dan jika berkelanjutan, baru dirinya akan menegur.
"Ya, kau selalu ingin diriku melindungi sepupu mu dari adik ku," jawabnya tanpa memperhatikan pertanyaan terakhir.
Gara-gara perbincangan itu, Ara jadi tidak sempat untuk menyaksikan pertengkaran Hae So, Putri Yeon Hwa dan Putri Nakrang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
Historical FictionAra seorang kpopers,bukan hal tabu jika ia penyuka visual oppa-oppa di luar sana. Suatu hari Ara menonton salah satu serial drama negara tersebut, yang menceritakan mengenai seorang cewek modern yang masuk ke dalam tubuh gadis bangsawan dan bertemu...