SL Rebirth 8

1.1K 158 3
                                    

Pangeran Wang So masuk ke dalam kediaman Ara setelah dipersilahkan oleh Dayang Im.

Dibelakang, tangan Dayang Im bergetar. Dia tidak menyangka bahwa junjungan nya memiliki hubungan yang 'sepertinya' cukup dekat dengan Pangeran berdarah dingin itu.

Pangeran Wang So lebih dulu memberi hormat pada Ara. Ara sedikit tidak enak hati. Harusnya dia lah yang melakukan nya, tapi dia kalah cepat. Dengan cepat dan perlahan Ara pun menundukkan kepalanya.

"Bagaimana kabar mu, Putri?" tanya Pangeran Wang So memulai pembicaraan.

Hati Ara sedikit tenang ketika melihat ulasan senyum tipis Pangeran Wang So. Ara pun tersenyum.

"Baik. kakak sendiri?" tanya balik Ara. Pangeran Wang So nampak terkejut mendengarnya. Ara faham dengan hal itu.

"Kau adalah kakak ku, kan?! Putra kedua dari Ratu Yoo, dan Putra ketiga dari Raja Tae Jo. Apa kau keberat–"

"Tidak-tidak. Aku berterimakasih kepada mu atas itu," potong Pangeran Wang So, kemudian menunduk kembali.

"Kakak terlalu banyak menunduk," protes Ara. Wajah Pangeran Wang So tiba-tiba menjadi sedikit agak memerah.

Ara pun menurunkan tubuhnya dengan asal di depan meja kecil. Di sana dia menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Apa ada yang ingin kakak bicara kan dengan ku?" tanya Ara, melihat Pangeran Wang So masih berdiri.

"Duduk lah, kakak," pinta Ara gemas.

"Em–baiklah. Terimakasih." Pangeran Wang So pun mendudukkan diri tepat di depan Ara.

Wajah Ara terlihat seperti orang yang menunggu. Pangeran Wang So merasa gemas. Berbeda dengan Putri Nakrang, ternyata putri baru yang dibuang itu sepertinya menganggap dirinya.

Mungkin karena persamaan nasib.

Apapun itu, Pangeran Wang So sangat senang. Akhirnya ada yang menganggap keberadaan nya, meskipun hanya satu orang dari keluarga nya, dan Hae So dari kalangan orang lain.

"Aku ingin berterimakasih pada mu karena telah meminta Raja untuk mengadakan pesta penyambutan untuk ku. Maaf aku telah merusak pesta mu," ucap Pangeran Wang So, menggerakkan kepalanya ke bawah satu kali.

"Kakak juga, kan, baru saja terbebas dari ibu asuh yang jahat itu. Kita sama. Tentu saja kakak berhak mendapatkan nya." Ara mengembangkan senyum hingga matanya nyaris tertutup.

"Putri mengetahui hal itu darimana?" tanya Pangeran Wang So, merasa aneh. Pasalnya dia tidak pernah menceritakan hal itu pada siapapun, kecuali ibunya, Ratu Yoo, dan ayahnya, Raja Tae Jo.

Mata Ara terbuka lebar. Ara keceplosan. Karena sudah menonton drama Korea itu, membuat Ara tahu segala hal.

Ara pun menyembunyikan kegugupan nya dengan senyuman tipis yang mencurigakan.

"Aku diberi tahu oleh.... ayah, eh maksudnya, Raja Tae Jo. Tapi kakak tidak boleh marah padanya, ya?!" pinta Ara. Ara merasa sedikit frustasi dengan akting yang dijalani nya dari beberapa menit lalu hingga sekarang.

Semoga baik-baik saja, please. Jangan sampai aku dapat hal yang tidak mengenakkan setelah ini, batin Ara hampir tidak tahan. Pasalnya Ara tidak punya rencana yang lebih pro, untuk berinteraksi dengan Pangeran Wang So, kecuali bersikap so dekat dengan nya.

Tapi itu cukup manjur. Dilihat dari anggukan kecil penuh ketulusan dari Pangeran Wang So.

"Terimakasih, kakak. Kau sangat perhatian pada adik mu ini," ujar Ara merasa lega sekaligus senang. Senangnya bukan akting, tapi beneran.

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang